Peranan Usaha Kecil dan Menengah dalam Perekonomian

21 Usaha kecil mampu menampung 62,6 juta tenaga kerja atau 89 persen dari total tenaga kerja nasional, dimana usaha kecil ini terdiri dari usaha rumah tangga dan usaha kecil, sementara usaha menengah melibatkan 4,2 juta tenaga kerja dan usaha besar menyerap 3,5 juta pekerja pada tahun 2002 8 Peran penting usaha kecil merupakan wahana utama dalam penyerapan tenaga kerja juga sebagai penggerak roda ekonomi serta pelayanan masyarakat Tidak kurang pentingnya, industri kecil juga memberikan manfaat social sosial benefit yang sangat berarti bagi perekonomian.Manfaat pertama,industri kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan yang cukup murah. Manfaat kedua, industri kecil dapat memberikan peranan dalam peningkatan dan mobilisasi tabungan domestik. Ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa industri cenderung memperoleh modal dari tabungan pengusaha itu sendiri, atau dari tabungan keluarga atau kerabatnya. Adapun manfaat sosial yang ketiga, indutri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan sedang, karena industri kecil menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana, yang biasanya tidak dihasilkan oleh industri besar. 9 Sebuah studi yang dilakukan oleh Michigan State University telah menyimpulkan bahwa UKM secara konsisten menghasilkan lebih banyak Output perunit modal daripada mitranya industri besar. Little, Scitovsky, dan scoot telah 8 Business News, Loc.Cit 9 Irsan Azhari, Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan, Jakarta, LPES,1991, cet.ke-2, h.5 22 menyimpulkan bahwa industri modern berskala besar pada umumnya kurang menghasilkan keuntungan daripada industri kecil sejenis kerajinan, disamping menelan biaya dalam bentuk modal juga juga menciptakan lapangan kerja yang lebih sedikit. Sebagian sarjana malah meragukan bahwa industri-industri skala besar itu cocok bagi kondisi tipikal negara-negara berkembang yang kelebihan tenaga kerja dan kekurangan modal. Karena itu, UKM secara luas dipandang sebagai cara efektif untuk mengembangkan kontribusi sektor swasta terhadap tujuan pertumbuhan dan pemerataan negara-negara berkembang. 10 Keberadaan UKM di Indonesia lebih dikaitkan dengan perannya secara klasik yaitu mengatasi pengangguran dan pemerataan pendapatan. Di indonesia selama periode 1998-2001 jumlah unit usaha UKM mengalami pertumbuhan rata- rata 11 pertahun Deperindag, 2002. 11 Pertumbuhan UKM memberikan dampak yang sangat positif terhadap penciptaan kesempatan kerja. Data pada Tabel 2.1 menunjukkan perbandingan jumlah unit usaha dan tenaga kerja Usaha Kecil Menengah UKM dan Usaha Besar UB dalam struktur industri di Indonesia tahun 1998 hingga 2001. Dari Tabel 2.1 terlihat bahwa UKM mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan unit usaha UKM selama 1998-2001 lebih tinggi dibanding UB, dimana pertumbuhan UKM berkisar 11 pertahun sedangkan UB hanya 6. 10 M. Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta: Tazkia Institut, Gema Insani Press, 2000, cet. Ke-1, h. 315 11 Diyah Ratih Sulistyastuti, “Dinamika Usaha Kecil dan Menengah UKM Analisis Kosentrasi Regional UKM di Indonesia 1999-2001 ,” artikel diakses pada tanggal 13 sept 2011 dari http:Journal.uii.ac.idindex.phpJEParticle 23 Data tabel 2.1 menunjukkan pula bahwa ada dua hal yang perlu digaris bawahi. Pertama, struktur Industri di Indonesia masih di dominasi oleh UKM. Hal ini dapat dilihat dari proporsi unit usaha UKM dibandingkan perusahaan besar dari tahun ke tahun secara konsisten di atas 99. Kedua, UKM sangat penting bagi penyedia lapangan kerja di Indonesia. 12 Tabel.2.1 Unit Usaha dan Tenaga Kerja UKM dan UB di Indonesia Selama Tahun 1998-2001 dalam Ribu 1998 1999 2000 2001 Unit Usaha UKM 2.114,44 99,97 2.536.22 99,97 2.724.67 99,97 2.885.82 99,97 UB 0,63 0,03 0,67 0,03 0,71 0,03 0,76 0,03 TenagaKerja UKM 8.329,53 97,4 10.135,52 97,85 10.7008,42 97,85 11.363,75 97,85 UB 220,97 2,6 222,31 2,15 234,88 2,15 249,25 2,15 Sumber DEPERINDAG , 2002 =Unit Usaha dalam ribuan unit =Tenaga kerja dalam ribuan orang Peranan Industri kecil ini telah terbukti bahwa industri kecil memiliki ketahanan yang kuat strong survival ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi. Data tahun 1998 menunjukkan bahwa struktur di Indonesia didominasi oleh UKM yaitu menguasai 99,8 sementara sisanya sebesar 0,2 merupakan pelaku usaha besar. Peran ini makin berarti dalam penyerapan tenaga kerja selama krisis. 12 Ibid 24 Dalam periode yang sama UKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 99,6 dan sisanya 0,4 yang terserap oleh industri besar. Krisis ekonomi yang terjadi memberikan hikmah yaitu munculnya kesadaran dan pengakuan atas pentingnya peran UKM dalam pembangunan nasional Indonesia. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal UKM sesuai potensinya sangat penting. 13 Berdasarkan survei yang dilakukan BPS dan Kantor Mentri Negara untuk Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Menegkop UKM, Usaha-usaha kecil termasuk usaha-usaha rumah tangga atau mikro yaitu usaha dengan jumlah total penjualan turn over setahun yang kurang dari Rp. 1 milyar, pada tahun 2000 meliputi 99,9 dari total usaha-usaha yang bergerak di Indonesia. Sedangkan usaha-usaha menengah yaitu usaha-usaha dengan total penjualan tahunan yang berkisar antara Rp. 1 Milyar dan Rp. 50 milyar meliputi 0,14 persen dari jumlah total usaha dengan demikian potensi UKM sebagai keseluruhan meliputi 99,9 persen dari jumlah total usaha yang brgerak di Indonesia. 14 Bukti-bukti ini merupakan indikasi bahwa usaha kecil menengah terutama sektor industri telah tampil sebagai pemberi kontribusi yang dinamis dan semakin meningkat dalam perkembangan eksport nasional.Ini justru ditunjukan pada saat 13 Ibid 14 ArmadaSuryatama,Peran UKM Dalam Perekonomian Indonesia,artikel diakses pada tanggal 25 juni 2011 dari situs Satria-sig.blogspot.com, Jakarta, 03 juni 2011 25 stuktur usaha besar konglomerat menghadapi masalah internal dimana kecenderungan pasar industri menengah besar semakin kedalam Inward looking.Hal ini terlihat dari merosotnya produk yang dieksport usaha menengah besar tahun 1998 terhadap total eksport indutri sebesar 28,8,maka pada tahun 1999 porsinya hanya sebesar 22,7.Sementara jika dikaitkan eksport dengan GDPPDB,maka presentase tersebut untuk usaha kecil menengah adalah sebesar 23. 15

C. Masalah-masalah yang dihadapi Usaha Kecil dan Menengah

Peranan UKM Usaha Kecil Menengah di Indonesia memang diakui sangat penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek, seperti peningkatan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan dan peningkatan eksport nonmigas. 16 Tetapi selain itu juga, UKM menghadapi berbagai kendala, baik kendala internal UKM itu sendiri maupun kendala eksternal. Secara umum selalu dikatakan bahwa masalah yang dihadapi usaha kecil menengah di Indonesia adalah keterbatasan modal, pemasaran, bahan baku, tenaga kerja, penguasaan teknologi, manajemen, organisasi, dan lainnya. Namun tidak semua usaha kecil menghadapi masalah yang sama karena sangat tergantung pada perusahaan masing-masing. 17 15 Panji Anoraga dan Djoko Sudantoko, Op.Cit., h.248-249 16 Ibid 17 Business News, loc.cit 26 Dari sisi pengusaha, perbankan masih menghaapi permasalahan dalam pemberian pembiayaan. Umumnya usaha kecil memiliki tingkat kelayakan yang masih rendah, akibat adanya keterbatasan pada aspek pemasaran, teknik, produksi, manajemen dan organisasi. Pada umumnya mereka belum mampu menerima persyaratan tehnis bank, antara lain berkaitan dengan penyediaan perizinan dan jaminan. 18 Dari sisi perbankan, kendala yang muncul adalah sukarnya memperoleh usaha kecil dan menengah yang layak, tingginya biaya transaksi, tingginya resiko dan terbatasnya sumber daya manusia dan jaringan kantor cabang bank. 19 Bagi kebanyakan bank terlebih yang biasa membiayai korporasi seringkali diliputi kekhawatiran kegagalan pembiayaan ke pengusaha kecil. Tingkat keengaganan yang masih tinggi seringkali dinyatakan dalam berbagai alasan utama resiko dan tidak adanya agunan. Padahal sekarang terbukti bahwa pembiayaan kepada pengusaha besarpun menganduang resiko yang sama, bahkan dapat menyeret bank kepada kebangkrutan. 20 Selain itu, masalah yang dihadapi usaha kecil adalah sikap pemerintah itu sendiri seperti masalah kordinasi dalam pembinaan usaha kecil. Pasalnya begitu banyak instansi pemerintah yang melakukan pembinaan terhadap usaha kecil, 18 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang Tantangan, dan Prospek Jakarta; Alvabet, 1999, cet.ke-1, h.110 19 Ibid, h.112 20 Dahni Gunawan Idat, Pembiayaan Usaha Kecil oleh Bank Syari’ah; Meningkatkan Peran Inkubator, Majalah Pengembangan Perbankan, Jakarta, Edisi No.84, Juli-Agustus, 2000, h.34