Foto Jurnalistik Tinjauan Umum Tentang Fotografi
23
membangun kesan tentang suatu peristiwa.
20
Ini adalah awalan penggunaan gambar dalam jurnalistik dan berawal dari pemakaian lukisan dalam media.
Kemudian pada 16 April 1877, The Daily Graphic adalah suratkabar pertama yang memuat gambar foto sebagai berita,foto tentang sebuah peristiwa
kebakaran.
21
Pada tahun 1937-1950, terbit majalah Life di Amerika Serikat, Majalah tersebut menghadirkan foto dalam porsi yang lebih besar dari pada tulisan dalam
penyajian beritanya.Wilson Hicks merupakan pelopor fotojurnalis yang juga adalah editor foto majalah tersebut membuat kehadiran fotografi sebagai salah
satu elemen berita, berkembang semakin pesat. Pada tahap ini foto jurnalistik telah hadir dengan derajat yang sama dengan tulisan, karena kehadirannya telah
menjadi elemen berita itu sendiri, bukan hanya sebagai unsur pelengkap semata. Setelah foto memenuhi setiap halaman pada surat kabar, kehadira foto
jurnalistik pun mendapat perhatian dari banyak pakar Ilmu Komunikasi. Sifatnya yang statis dan mampu membekukan suatu peristiwa, bahkan yang terjadi dalam
durasi hanya sekejap, membuat foto dapat dilihat berulang-ulang, tidak seperti video yang dinamis dan sepintas-lalu, sehingga sebuah foto dapat menampilkan
gambar dengan lebih detail dari sebuah peristiwa. Oleh karenanya foto dapat dengan mudah dicerna berbagai kalangan dan menyebabkan efek psikologis
secara langsung terhadap pembaca surat kabar. Ada sebuah jargon klasik dalam dunia jurnalisme yang mengatakan “bad
news is a good news ”. Tak pelak pemberitaan pun terjebak dalam peristiwa-
peristiwa yang merupakan bencana, baik adalah bencana alam yang memakan
20
Drs. Asep Saeful Muhtadi, M.A, Jurnaslitik Pendekatan Teori dan Praktek, Logos Wacana Ilmu, Jakarta:1999, h. 100
21
Artikel “Sejarah Fotografi By: Arbain Rambey”, dari http:www.berilmu.comphotography1.php. Artikel diakses pada 10 Oktober 2014
24
banyak korban, maupun bencana kemanusiaan yang menumpahkan banyak darah, seperti: krisis pangan maupun perang sipil berkepanjangan yang melanda hampir
seluruh Benua Afrika dan juga sebagian wilayah Timur Tengah. Satu bingkai foto hasil dari jendela bidik kamera yang sempit, justru dapat
menampilkan hal kecil menjadi jauh lebih besar, seperti yang disebutkan oleh ahli komunikasi penganut mazhab kritis, Jean Boudillard sebagai hyper-reality, yaitu
apa yang ditampilkan dalam media terlihat jauh lebih dramatis. Ditakutkan hal ini dapat berakibat pada kondisi emosional dan membangun persepsi yang berlebihan
bahkan menyimpang dari penerima pesan media masa, seperti hasil penelitian yang dilakukan pada pecandu televisi oleh pencetus teori kultivasi George
Garbner, yang menemukan bahwa tayangan kekerasan dan unsur sensual dapat berpengaruh pada kondisi psikologis pemirsanya. Oleh karena itu, seluruh
tayangan media masa termasuk foto jurnalistik untuk mengikuti haluan penyiaran yang terumus dalam kode etik jurnalistik.Ada batasan-batasan tertentu dalam
penayangan berita tergantung hukum yang berlaku pada suatu negara serta segmentasi dari pengkonsumsi paket berita tersebut.
Dan menurut Wilson Hicks foto jurnalistik adalah kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan antara
latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya. Jika dilihat dari fungsi foto jurnalistik menurut Edwin Emery, antara lain adalah untuk menginformasikan to
inform, meyakinkan to persuade dan menghibur to intertaint.
22
Foto jurnalistik adalah bagian dari komunikasi massa, adapun yang membedakan sebuah foto sehingga dapat dikategorikan sebagai foto jurnalistik,
22
Drs. Asep Saeful Muhtadi M.A, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek, Logos Wacana Ilmu, cet II, Jakarta:1995, h. 102
25
yaitu foto jurnalistik di dalamnya mengandung unsur-unsur berita, serta mencantumkanketerangan foto yang mengandung informasi 5W+H, selain itu
juga dapat dilihat dari karakter fotonya yang berbeda dengan foto lainnya. Frank. P. Hoy
“Photojournalism The Visual Approach” menyebutkan ada delapan karakter foto jurnalistik:
23
a Foto jurnalistik adalah komunikasi melalui foto. Komunikasi yang
dilakukan akan mengeksprisikan pandangan wartawan foto terhadap suatu subjek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi.
b Medium foto jurnalistik adalah media koran atau majalah, dan media kabel
atau satelit juga internet seperti kantor berita wire services. c
Kegiatan foto jurnalistik adalah melaporkan berita. d
Foto jurnalistik adalah panduan dari foto dan teks. e
Foto jurnalistik mengacu pada manusia. Manusia adalah subjek, sekaligus pembaca foto jurnalisitik.
f Foto jurnalistik adalah komunikasi dengan orang banyak mass
audiences. Ini berarti pesan yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka ragam.
g Foto jurnalistik merupakan hasil kerja editor foto.
h Tujuan foto jurnalistik adalah memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian
informasi kepada sesama, sesuai amandemen kebebasan berbicara dan kebebasan pers freedom of speech and freedom of press.
Foto jurnalistik merupakan salah satu unsur pemberitaan, oleh karena itu harus juga memenuhi nilai berita, yang antara lain:
23
Audy Mirza Alwi. Foto Jurnalistik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004. h.5.
26
aktual, kejadian luar biasa,
peristiwa penting, mengandung unsur ketokohan,
memiliki kedekatan dengan pembaca, berkaitan tentang kemanusiaan,
bersifat universal. World Press Photo, organisasi foto jurnalis yang kerap menjadi acuan
para fotografer dunia mengkategorikan beberapa foto berita, antara lain
24
: a
Spot Photo Foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal. Misalnya foto
kebakaran, kecelakaan dan sebagainya. Foto jenis ini harus segera disiarkan karena merupakan sesuatu yang up to date.
b General News Photo
Adalah foto yang yang diabadikan dari peristiwa yang terjadwal, rutin dan biasa. Temanya bisa bermacam-macam, yaitu : politik, ekonomi
dan humor. c
People in The News Photo Adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita,
yang ditampilkan adalah pribadi atau sosok orang yang menjadi berita itu. d
Daily Life Photo Adalah foto yang tentang kehidupan sehari-hari manusia dipandang
dari segi kemanusiawiannya human interest.
24
Audy Mirza Alwi. Foto Jurnalistik. h.8-9.
27
e Portrait
Adalah foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up dan “mejeng”. Ditampilkan karena adanya kekhasan pada wajah yang
dimiliki atau kekhasan lainnya. f
Sport Photo Adalah foto yang dibuat dari peristiwa olah raga.
g Science and Technology Photo
Adalah foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
h Art and Culture Photo
Adalah foto yang dibuat dari peristiwa seni dan budaya. i
Social and Environment Adalah foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan
hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan pemberitaan serta penyajiannya, foto berita
terbagi menjadi dua, yaitu: foto tunggal single photo, dan foto seri storie photo.
1 Foto Tunggal
Adalah foto yang memiliki informasi cukup lengkap dan lugas secara visual sehingga dapat berdiri sendiri tanpa perlu diperkuat oleh kehadiran foto
lainnya. 2
Foto Seri Adalah rangkaian beberapa foto yang membangun suatu cerita.Foto seri
biasanya digunakan untuk memberikan gambaran menyeluruh dan lengkap
28
tentang suatu peristiwa. Dalam foto seri terdapat tiga bagian foto, yaitu: pembuka, isi, dan penutup.
a Foto Pembuka, berfungsi sebagai pengantar untuk memasuki suatu
cerita. Biasanya menampilkan foto yang unik dan menarik. b
Foto Isi, adalah foto yang mengandung konten utama dari peristiwa yang hendak diceritakan.
c Foto Penutup, yaitu foto yang menutup cerita tersebut. Bisa berupa
konklusi, klimaks ataupun anti-klimaks dari peristiwa tersebut.
Foto Jurnalistik dan Jurnalistik Baru
Pada era jurnalistik lama, cara kerja wartawan hanya terfokus pada kegiatan reportase berupa pencatatan peristiwa berdasarkan fakta dan memuat
pemberitaannya di media massa. Akhirnya muncul para perintis yang mulai mendobrak aturan dan kaidah jurnalisme lama.Mereka melakukan inovasi
dalam bentuk tulisan, penyajian, serta teknik liputan. Kehadiran jurnalistik baru yang lahir dan tumbuh sepanjang tahun 1960-andi Amerika Serikat ini
telah memberi keragaman bentuk penulisan bagi para pekerja jurnalis. Mengikuti arus perkembangan kehidupan, wartawan kini mulai membuka diri
terhadap wacana teknik jurnalisme baru yang tidak lagi membatasi ruang gerak mereka dalam batas deadline dan teknik penulisan straight news yang
dianggap kuno.
25
Menurut Jacob Oetama dan Atmakusumah, Ada delapan teknik jurnalisme baru, yaitu
26
: a.
Jurnalisme Empati Emphaty Journalism Jurnalisme yang erat kaitannya dengan rasa empati dan iba
wartawan yang tumbuh ketika melakukan tugas jurnalistik.Wartawan harus bisa membangun rasa empati dengan narasumber.
b. Jurnalisme Kekerasan Perang Violence Journalism
25
Eni Setiati. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan.Jakarta: Andi Publisher, 2005 h.12
26
Becil Ucil. Jurnalistik baru, dari http:becilucil.blog.com20110131jurnalistik-E299A5-jurnalistik-baru- new-jurnalism-E299A5 .Artikel diakses pada 18 Oktober 2014
.
29
Pemberitaan ini hanya terfokus pada arena atau tempat terjadinya konflik kekerasan dengan menonjolkan informasi dampak fisik dari kasus
tersebut danlebih mengeksploitasi kekerasan yang tampak.Dalam pemberitaannya wartawan menggunakan teknik Violence Journalism yang
memungkinkan ikut larut dalam emosi untuk memihak pada salah satu kelompok yang berkonflik dan wartawan bisa menilai secara sepihak.
c. Jurnalisme Perdamaian Peace Journalism
Merupakan jurnalisme modern yang berpegang pada asas imparsialitas kebenaran dan faktualitas berdasarkan fakta.Jurnalisme
damai dirumuskan oleh wartawan senior John Galtung.Rune Ottosen Wilhem Kempt dan Maggie O‟Kane, tujuannya untuk mencegah
kekerasan di masyarakat.Jurnalisme ini mengajarkan wartawan untuk tidak turut dalam bagian pertikaian merupakan bagian dari pencari solusi.
d. Jurnalisme Advokasi Advocacy Journalism
Merupakan kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh wartawan dengan cara menyatukan opini ke dalam berita. Berdasarkan hasil
reportase, wartawan mengarahkan fakta untuk membentuk opini publik.Penulisan jurnalistik advokasi lebih mempercayai objektifitas fakta
dari berita yang dicampur dengan pikiran wartawan.Penyajiannya lebih banyak ditujukan untuk kepentingan tertentu yang disajikan dalam bentuk
pemberitaan fakta dan peristiwa.
30
e. Jurnalisme Alternatif Alternative Journalism
Kegiatan jurnalistik ini biasanya dilakukan untuk penulisan berita yang menyangkut publikasi internal, misalnya tulisan-tulisan yang khusus
menampilkan hasil liputan untuk mengkritik terhadap seseorang yang lebih personal.Pemuatan jurnalistik alternatif membentuk sekelompok
audience yang dijadikan target konsumen dengan tujuan memukul penguasa di suatu daerah tertentu. Jurnalisme alternatif adalah cerminan
suara rakyat dan merupakan sebuah medium perjuangan, biasanya bermuatan kritis terhadap kemapanan status qou.Isinya tidak memuat
pernyataan pejabat melainkan menyuarakan dan memberi empati kepada rakyat.Selain itu juga merupakan penggabungan antar unsur kebebasan
dan kontrol diri pada tanggung jawab sosial. f.
Jurnalisme Presisi Precision Journalism Merupakan kegiatan jurnalistik yang menekankan pada ketepatan
presisi informasi dengan menggunakan pelaporan ilmiah dengan tujuan agar hasil laporan lebih representatif.Liputan jurnalistik presisi
menggunakan metode ilmiah yang terencana dan sistematis. g.
Jurnalisme Sastra Leterary Journalism Kegiatan jurnalistik dengan memasukkan unsur reportase secara
inovatif, gaya penulisannya tidak hanya berdasarkan feeling tetapi ditunjang oleh riset sehingga wartawan tidak hanya mengandalkan liputan
berdasarkan hasil interview.Jurnalistik sastra menggunakan gaya penulisan tutur untuk reportase human interest. Pers banyak menggunakan liputan
31
ketegangan situasi dengan menerapkan konsep penulisan liputan bergaya sastra.
Perkembangan dunia jurnalistik ke arah jurnalistik baru juga sedikit- banyak mempengaruhi foto jurnalistik, baik dari konten, layout, maupun
display penyajiannya. Fotografi jurnalistik tidak hanya sekedar menampilkan berita secara dangkal ataupun sekedar menjadi ilustrasi atas suatu peristiwa,
tetapi juga menyentuh perasaan dan sarat akan nilai estetis. Foto jurnalistik di era jurnalistik baru tidak lagi kaku, sekedar memberikan
informasi 5W+H, tetapi juga memperhatikan faktor keindahan untuk menggugah pembaca.Medium foto jurnalistik kini tidak hanya di media cetak
dan elektronik saja, bahkan merambah ke ruang-ruang galeri seni.