Unsur-unsur dalam Fotografi Tinjauan Umum Tentang Fotografi

32 pada tingkat luminitas tertentu sehingga terekam sebuah citra. Ada tiga unsur dalam pengatuan tingkat luminitas pencahayaan, yaitu:  Rana atau speed s, yaitu jendela pada kamera yang mengatur masuknya cahaya dengan cara buka-tutup dalam satuan waktu tertentu sehingga dapat mengatur cepat-lambatnya cahaya masuk kedalam kamera. Satuan angka indikatornya dimulai dari: 1” satu detik; 2 12 detik; 4; 8; 15; 30; 60; 125; 250; 500; 1000; 2000; 4000; 8000.  Diafragma f, mengatur lebar-sempitnya bukaan lubang cahaya pada lensa, yang bekerja untuk menyesuaikan sedikit-banyaknya cahaya yang masuk kedalam kamera. Satuan angka indikatornya antara lain: 1,2; 2; 3,5; 4; 5,6; 8; 11; 16; 22; 32.  Tingkat kepekaan film atau sensor digital dalam menangkap cahaya yang dinyatakan dalam satuan International Standart Organization ISO. Angka indikatornya: 50; 100; 200; 400; 800; 1600; 3200; 6400. 27 Untuk mengukur ketepatan pencahayaan pada suatu tingkat luminitas tertentu, digunakan light meter, baik yang terdapat dalam kamera ataupun light meter genggam hand healt.Light meter berguna sebagai petunjuk untuk mendapatkan pencahayaan dengan kombinasi dari bukaan f, s, dan ISO dalam satuan tepat normalcorrect, kurang under, dan lebih over dalam suatu kondisi cahaya tertentu. Bila dilihat dari sumbernya, cahaya memiliki dua jenis pencahayaan, yaitu: cahaya natural aveliable light, yaitu matahari; serta cahaya buatan artificial 27 Prof.Dr.r.m.Soelarko, fotografi untuk salon foto dan lomba foto. Bandung: PT. Karya Nusantara:1978 h.13 33 light, yaitu cahaya yang bersumber baik dari berbagai jenis lampu, cahaya lilin, maupun lampu flashblitz. 2 Tehnik Pemotretan Selain memahami tiga kombinasi pencahayaan serta kemampuan untuk menggunakan light meter, fotogrfer pun harus memahami seluk-beluk teknologi kamera yang akan juga berpengaruh pada penerapannya saat memotret. a Diafrgma yang disimbolkan dengan “f”, Yaitu lebarnya bukaan lubang cahaya pada lensa yang terukur dengan satuan angka yang terlihat pada leher lensa, selain berfungsi untuk jalur masuknya cahaya, juga berpengaruh pada ruang tajam depth of field yang terlihat pada hasil pemotretan.Semakin lebar bukaan f, maka semakin sempit ruang tajamnya; begitu pula sebaliknya. Ruang tajam luas dapat dilihat dalam angka indikator, yaitu f5,6. Sedangkan angka f8 adalah ruang tajam sedang, dan f11 adalah ruang tajam sempit. Ruang tajam adalah luasnya tingkat ketajaman gambar pada sebuah medium dua dimensi foto.Selain lebar-sempitnya f, ruang tajam juga dipengeruhi oleh focal length, yaitu panjang-pendeknya titik bakar lensa, biasanya menggunakan satuan ukur mili meter.Perbedaan jenis lensa wide, normal, dan tele memiliki perbedaan pula titik bakarnya. Semakin panjang titik bakar lensa tele akan berpengaruh pada semakin sempitnya ruang 34 tajam, dan lensa dengan titik bakar lebih pendek wide berlaku sebaliknya. b Kece patan rana yang sisimbolkan dengan “S”, Yaitu kecepatan buka-tutup jendela rana.Satuan kecepatanya terukur dalam detik yang dapat disesuaikan dengan panel yang terdapat pada badan kamera.Rana cepat digunakan untuk menangkap gerakan subjek cepat, dan speed lambat digunakan dalam pencahayaan yang cenderung lebih redup. Yang termasuk dalam kecepatan lambat yaitu S:30 pada angka indikator. S:60 merupakan kecepatan sedang, dan kecepatan tinggi adalah S:125. Kecepatan rana tinggi digunakan untuk menagkap gerakan cepat, seperti dalam olah raga, menagkap ekspresi wajah, dsb.Sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk menangkap kesan bergerak pada subjek. c ISO, Yaitu satuan kepekaan media rekam film terhadap cahaya.Pada kondisi cahaya yang terik digunakan film dengan kepekaan rendah, dan pada kondisi redup digunakan film dengan tingkat kepekaan yang lebih tinggi. d Penajaman gambar focusing, Yaitu penyesuaian titik bakar gambar yang diproyeksikan pada medium rekam.Focusing dilakukan dengan menyetel gelang fokus yang terdapat pada bagian depan lensa. 35 Setelah memahami tehnik penggunaan kamera, seorang fotografer dapat memenfaatkannya untuk menghasilkan foto yang lebih menarik, antara lain: a Freezing, yaitu membekukan gambar subjek bergerak dengan tehnik menggunakan speed cepat, sehingga menghasilkan gambar yang detail dan tajam serta memberikan efek pause pada gerakan subjek. b Panning, yaitu memotret subjek bergerak dengan tehnik kamera mengikuti gerakan subjek serta menggunakan speed lambat. Gambar yang dihasilkan akan terekam tajam pada subjek, namun ada kesan bergerak karena latar belakang yang kabur. c Moving, yaitu memotret dengan speed lambat sehingga dapat menangkap kesan bergerak pada subjek. Yang membedakan dengan tehnik panning adalah kamera yang tidak bergerak pada tehnik moving. d Silhuette, yaitu memotret subjek foto dengan tehnik kamera berhadapan langsung dengan sumber cahaya, sehingga menghasilkan gambar di mana subjek terlihat seperti bayangan. Dengan memanfaatkan teknik tersebut, foto akan terlihat lebih menarik dan dinamis serta tidak monoton. b. Unsur Estetis 1 Sudut Pandang Berdasarkan sudut pengambilan gambar camera angle 28 a. Bird Eye View Pengambilan gambar dilakukan dari atas ketinggian tertentu, sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan 28 Audy Mirza Alwi, Foto Jurnalistik, h. 46. 36 benda-benda lain yang tampak di bawah sedemikian kecil.Pengambilan gambar biasanya menggunakan helicopter maupun dari gedung-gedung tinggi. b. High Angle Menempatkan objek lebih rendah dari pada kamera, atau kamera lebih tinggi daripada objek, sehingga yang terlihat pada kaca pembidik objek yang terkesan mengecil.Sudut pengambilan gambar tepat di atas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatis yaitu kecil atau kerdil. c. Low Angle Menempatkan kamera lebih rendah dari objek, atau objek lebih tinggi dari kamera, sehingga objek terkesan membesar.Sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle.Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan. d. Eye Level Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatis tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri. e. Frog Level Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar. Pemilihan angle dalam pengambilan sebuah foto dapat memberi kesan keberpihakan, simpati, kekaguman maupun perlawanan dalam pesan yang 37 disampaikan.Selain makna tersirat tersebut, sudut pengambilan gambar juga berfungsi sebagai pengaturan komposisi dan proporsi untuk menempatkan subjek agar lebih menarik secara visual. 2 Komposisi Komposisi merupakan pengaturan tatanan gambar dalam satu frame.Komposisi berperan untuk menempatkan subjek secara menarik, serta mengarahkan mata pemandang langsung ke subjek utama dari foto tersebut sehingga dapat segera memahami pesan visual yang disajikan oleh fotografer. Mengatur komposisi sebuah foto dapat dilakukan dengan beberapa tehnik, antara lain dengan menggunakan: 1 Aturan 13 rule of third Yaitu membagi proporsi sebingkai foto dalam tiga bagian secara vertikal dan tiga bagian horizontal, kemudian menempatkan subjek pada empat titik persilangan garis tak-nyata imaginer pembagi. 2 Latar depan foreground dan latar belakang background Memanfaatkan latar belakang danatau latar depan sebagai pengisi ruang kosong dalam sebuah bingkai, serta melengkapi informasi tentang set tempat dari suatu peristiwa. 3 Sudut pandang perspektif Memanfaatkan elemen garis imaginer untuk mengarahkan mata pemandang foto langsung kepada objek yang dituju. Mengatur komposisi gambar, selain bermafaat sebagai pemanis tampilan foto, juga berguna untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan oleh fotografer dalam sebingkai fotonya. 38

B. Tinjauan Umum Tentang Semiotik

1. Pengertian Semiotik Semiotik merupakan sebuah model ilmu pengetahuan sosial dalam memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut “tanda”. 29 Secara etimologis, semiotik berasal dari kata Yunani “Semion” yang berarti “Tanda”. Tanda itu sendiri diartikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain. Contohnya : asap bertanda adanya api.Secara Terminologis, semiotik dapat diartikan sebagai ilmu yang memepelajari sederetan peristiwa yang terjadi di seluruh dunia sebagai tanda. 1. Semiotika dalam Fotografi Roland Barthes Menurut Seno Gumira Ajidarmadalam “Kisah Mata”, foto adalah suatu pesan yang dibentuk oleh sumber emisi, saluran transmisi dan titik resepsi.Struktur sebuah foto bukanlah sebuah struktur yang terisolasi, karena selalu berada dalam komunikasi dengan struktur lain, yakni teks tertulis, judul, keterangan, artikel, yang selalu mengiringi foto.Dengan demikian pesan keseluruhannya dibentuk oleh ko-operasi dua struktur yang berbeda. 30 Memaknai isi pesan dalam foto tidak hanya didapat dari subjek yang terdapat di dalamnya saja, tetapi terkait juga dengan struktur lain yang juga membangun kesan atasnya. Untuk menciptakan sebuah semiotika konotasi gambar, antara penanda dan petanda harus dibedakan terlebih dahulu karena sistem konotasi sebagai semiotik tingkat dua dibangun di atas sistem denotatif.Dalam gambar atau foto, pesan denotasi adalah pesan yang disampaikan 29 Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama. Malang: UIN-Malang Press, 2007, h. 9. 30 Seno Gumira Ajidarma, Kisah Mata, Fotografi, Yogyakarta: Galang Press, 2002 h. 27 39 secarakeseluruhan dan pesan konotasi adalah pesan yang dihasilkan oleh unsur- unsur gambar dalam foto. 31 Barthes menggunakan istilah orders of signification. First order of signification adalah tahap denotasi, sedangkan tahap konotasi adalah second order of signification.Tatanan yang pertama mencakup penanda dan petanda yang berbentuk tanda.Tanda inilah yang disebut makna denotasi. Kemudian dari tanda tersebut muncul pemaknaan lain, sebuah konsep mental lain yang melekat pada tanda penanda. Pemakaian baru inilah yang kemudian menjadi konotasi. 32 1. Signfier penanda 2. Signfied petanda 3. Denotative Sign tanda Denotatif 4. CONNOTATIVE SIGNIFIER PENANDA KONOTATIF 5. CONNOTATIVE SIGNIFIED PETANDA KONOTATIF CONNOTATIVE SIGN TANDA KONOTATIF Tabel1. Peta tanda Roland Barthes Roland Barthessecara khusus membahas semiotik dalam fotografi. Inti dari pemikirannya adalah adanya dua tingkatan dalam signifikasi karya fotografi, tingkatan pertama adalah denotasi, yaitu relasi antara penanda dengan petanda dalam sebuah tanda, serta tanda dengan acuan realitas eksternalnya. Tingakatan kedua dalam pandangan Barthes ada tiga bentuk, yaitu konotasi, mitos dan simbol. 33 Dalam konsep Barthes, terdapat tanda konotatif yang bukan hanya sekedar memiliki makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif 31 ST. Sunardi, Semiotika Negativa, Jogajakarta: Kanal, 2002 h. 160 32 Pappilon Manurung, M. Antonius Birowo, ed.,“Metodologi Penelitian Komunikasi”, Yogyakarta: Gitanyali, h. 39. 33 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 69.