Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya melalui asumsi going concern. Sebuah perusahaan didirikan tentunya diharapkan agar bisa bertahan untuk jangka waktu yang lama dan panjang, tidak untuk jangka waktu yang pendek. Kelangsungan hidup usaha suatu entitas selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar terus dapat bertahan hidup. Ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor tentu mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan Chen dan Chruch, 1996. Oleh karena itu, evaluasi mengenai going concern perusahaan merupakan hal yang krusial bagi seorang auditor Suartana, 2007. Auditor adalah pihak yang diyakini berperan sebagai pengontrol dan penjaga kepentingan publik di bidang yang terkait dengan keuangan. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Sebagai seorang ahli, auditor harus memiliki kemampuan yang memadai tentang teknik-teknik audit dan memahami kriteria yang digunakan. Hal ini 2 dapat diperoleh melalui pendidikan baik secara formal maupun informal, serta pengalaman dalam melakukan audit. Seorang auditor harus mampu menilai kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup melalui investigasi yang komperhensif tentang kejadian- kejadian dan kondisi-kondisi yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Auditor akan berhadapan dengan bukti-bukti yang kompleks dan bisa saja satu dengan yang lainnya saling berhubungan atau bahkan bertentangan. Bukti-bukti tersebut akan sangat menentukan opini audit atas laporan keuangan yang diperiksa. Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan. Sebelum melakukan investasi, investor tentunya ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan terutama yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan tersebut melalui opini audit yang diberikan oleh auditor. Audit atas laporan keuangan menjadi sesuatu yang tidak dapat terhindarkan. Opini yang diberikan oleh akuntan publik atas laporan keuangan sangat mempengaruhi proses manajemen yang akan dijalankan oleh manajemen. Demikian juga proses manajemen dapat mempengaruhi kualitas opini akuntan publik Sinaga, 2005. Opini auditor yang dikeluarkan atas laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu komponen penting yang harus dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan bisnis mereka. Auditor dituntut untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai atas suatu 3 laporan keuangan perusahaan, bahwa laporan tersebut tidak mengandung salah saji material yang nantinya dapat menyesatkan penggunanya. Selain itu, dalam melakukan proses auditnya, auditor diharuskan mempertimbangkan kondisi going concern dari auditee. Going concern adalah asumsi dasar dalam melakukan penyusunan laporan keuangan, dimana suatu perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan itu timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan IAI, 2009. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik SPAP seksi 341 PSA No. 30 dinyatakan bahwa pertimbangan auditor atas perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tergantung dari kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemapuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan. Auditor harus mengungkapkan secara eksplisit apakah klien dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya atau tidak. Masalah timbul ketika banyak terjadi kesalahan opini opini failures yang dibuat auditor menyangkut going concern perusahaan Mayangsari, 2003. Kondisi tersebut dapat terjadi karena pemberian pendapat tentang sesuatu yang bersifat prediktif sangat kompleks dan bukan hal yang mudah. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan pendapat terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan, diantaranya 4 keahlian dan independensi yang dimiliki auditor. Bueres dan Huan 1991 dalam Mayangsari 2003. Menurut Ashton 1991 faktor pengalaman dan pengetahuan merupakan faktor penting yang berkaitan dengan pemberian pendapat audit dan kemapuan prediksi auditor. Selain itu, integritas dan kompetensi merupakan faktor yang mendukung kemampuan auditor untuk mendeteksi kecurangan, Pincus 1990 dalam Mayangsari 2003. Menurut Knapp 1985 dalam Mayangsari 2003 kemapuan auditor untuk tetap independen akan mempengaruhi pemberian pendapat audit, meskipun ada tekanan dan intervensi dari pihak manajemen. Faktor independesi ini merupakan salah satu faktor yang sangat sensitif terhadap profesi akuntan publik, karena banyak kasus manipulasi bisnis yang melibatkan profesi akuntan publik. Hal tersebut membuat kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik menjadi luntur. Beberapa faktor yang mempengaruhi independensi auditor, yaitu pemberian jasa konsultasi terhadap klien, persaingan antar kantor akuntan publik, ukuran kantor akuntan publik, dan lama hubungan audit Shockley 1981 dalam Wulandari 2008. Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa keahlian dan independensi yang dimiliki auditor sangat mempengaruhi kinerja auditor dalam memberikan pendapat audit dan kualitas audit secara keseluruhan. Dua faktor tersebut merupakan faktor utama yang harus dipenuhi seorang auditor dalam melakukan tugas audit berkaitan dengan kualifikasi dan mutu pekerjaan auditor sesuai dengan standar audit yang berlaku umum Boynton, et, al., 2003. 5 Hal ini juga berdampak pada peningkatan akan audit atas laporan yang dilakukan oleh auditor eksternal. Auditor eksternal sebagai auditor independen menjadi profesi yang semakin berkembang sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat akan jasa pihak yang kompeten dan dapat dipercaya untuk menilai kewajaran suatu laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen, perlu diaudit oleh auditor eksternal yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena dua alasan yaitu: Pertama, laporan keuangan ada kemungkinan mengandung kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Kedua, laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat opini Unqualified wajar tanpa pengecualian, diharapkan para pemakai laporan keuangan dapat yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji material Wahyudi, 2006. Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata-mata bekerja untuk kepentingan klien, melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan auditan. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari pemakai laporan keuangan lainnya, akuntan publik dituntut untuk memiliki kompetensi atau keahlian yang memadai. Nilai laporan keuangan auditan terletak pada asumsi bahwa auditor bersikap independen terhadap kliennya. Sikap independen auditor tidak hanya dijalankan dalam fakta pekerjaan dilapangan saja, akan tetapi harus ditujukan pada pengguna laporan keuangan. Disinilah sikap independen seorang auditor eksternal sangat berperan dalam menilai kualitas dari laporan keuangan auditor. 6 Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap profesionalisme, akuntan publik juga harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan. Setiap akuntan publik juga diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI, agar situasi penuh persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Selain itu, dalam perencanaan audit, akuntan publik harus mempertimbangkan masalah penetapan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan dan pertimbangan awal tingkat materialitas untuk pencapaian tujuan audit Herawaty, 2008. Dalam audit laporan keuangan seorang auditor eksternal harus mempunyai keahlian yang memadai dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan. Keahlian atau kompetensi auditor dapat ditentukan oleh tiga faktor yaitu: 1 pendidikan universitas formal untuk memasuki profesi, 2 pelatihan praktik dan pengalaman dalam auditing, dan 3 mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan selama karir professional auditor. Auditor eksternal harus mempunyai pengetahuan audit yang cukup. Pengetahuan knowledge itu penting untuk dapat memahami relevansi dan keandalan informasi yang diperoleh. Selanjutnya informasi tersebut menjadi bukti yang kompeten dalam penentuan opini audit. Agar opini audit tidak biasa maka pihak auditor dituntut untuk bersikap bebas independen dari kepentingan manapun. Independensi adalah syarat utama agar laporan audit objektif. Kompetensi saja tidak cukup, karena auditor juga harus bebas dari pengaruh klien dalam melaksanakan audit serta dalam melaporkan temuan-temuannya Boynton, 2003. 7 Kedua faktor tersebut yaitu keahlian dan independensi sangat dibutuhkan oleh seorang auditor dalam mengaudit, khususnya audit laporan keuangan. Karena untuk memudahkan auditor dalam menjalankan tugasnya dan untuk mencegah auditor agar tidak melakukan kecurangan dalam hal memberikan pendapat atau opini audit. Karena apabila seorang auditor tidak memiliki keahlian yang memadai, maka dalam menjalankan auditnya tidak akan maksimal, dan apabila seorang auditor tidak independen dalam hal memberikan opini audit maka akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan yang disajikan, karena tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Variabel penelitian ini meliputi keahlian audit dan independensi auditor eksternal yang diadopsi dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengevaluasi hubungan antara keahlian audit,independensi auditor eksternal, dan tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis tertatik mengkaji lebih dalam lagi tentang hal-hal yang mempengaruhi keahlian audit serta independensi auditor eksternal dalam memberikan keterangan mengenai salah saji informasi akuntansi. Oleh karena itu, penulis mengambil judul: “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Auditor Eksternal Terhadap Tingkat Materialitas dalam Audit Laporan Keuangan Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik yang Terdapat di DKI Jakarta .” Penelitian ini merupakan replikasi gabungan dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian Wahyudi 2006 dan Megasari 2008, dimana 8 perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: Pertama, tahun penelitian, dimana penelitian sebelumnya adalah di tahun 2006 dan 2008, sedangkan penelitian sekarang tahun 2010. Kedua pada penelitian sebelumnya objek penelitian adalah auditor dengan pengalaman kerja bervariasi dan bekerja di Kantor Akuntan Publik wilayah Jawa Timur dan Jabodetabek, sedangkan penelitian sekarang objek penelitian adalah auditor dengan pengalaman kerja 3 tahun dan bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berada di Wilayah DKI Jakarta.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer : studi empiris auditor eksternal di kantor akuntan publik jakarta

1 35 132

Pengaruh etika, Indenpendensi, pengalaman, dan keahlian auditor terhadap opini audit : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

3 14 155

Pengaruh penerapan EDP AUDIT, Kompentensi dan idependensi auditor terhadap tingakt materialitas dalam audit laporan keuangan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

1 12 123

Pengaruh Keahlian Auditor Eksternal Terhadap Audit E-Commerce Pada Lima kantor Akuntan Publik Di Bandung

0 4 1

Pengaruh Keahlian Audit terhadap Kompetensi Bukti Audit (Survey terhadap Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Bandung).

0 0 20

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, KOMPETENSI, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA.

0 2 110

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA.

0 2 80

““Pengaruh Keahlian Audit Dan Independensi Terhadap Pendapat Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)”.

0 5 169

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya).

0 0 108

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)

0 0 17