Latar Belakang Penerimaan pada Usaha Gula Aren Selama Periode Produksi 1 Bulan di

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman aren merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki iklim yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Tanaman aren sudah sejak lama dikenal sebagai pohon yang dapat menghasilkan bahan-bahan untuk industri kerajinan. Tanaman ini merupakan tanaman yang sangat berguna bagi manusia sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk bebagai keperluan. Semua bagian pohon aren dapat diambil manfaatnya, mulai dari bagian-bagian fisik pohon maupun dari hasil-hasil produksinya. Hampir semua bagian fisik pohon ini dapat dimanfaatkan, misalnya: akar untuk obat tradisional dan peralatan, batang untuk berbagai macam peralatan dan bangunan, daun muda atau janur untuk pembungkus atau pengganti kertas rokok yang disebut dengan kawung Iswanto, 2009. Pohon aren merupakan pohon yang sangat cocok ditanam di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Tanaman aren biasanya ditemui di daerah perbukitan, lembah dan juga pegunungan. Tanaman ini dapat tumbuh dimana saja sebab tidak memerlukan perawatan yang subur. Pohon aren adalah salah satu jenis tumbuhan palma yang memproduksi buah, nira dan pati atau tepung di dalam batang. Hasil produksi aren ini semuanya dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Hasil produksi aren yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat adalah nira yang diolah untuk menghasilkan gula aren dan produk ini memiliki pasar yang sangat luas. Negara-negara yang Universitas Sumatera Utara membutuhkan gula aren dari Indonesia adalah Arab Saudi, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Jepang dan Kanada Sapari, 1994. Pemanfaatan tanaman aren di Indonesia sudah berlangsung lama. Namun agak lama perkembangannya menjadi komoditi agribisnis karena sebagian tanaman aren yang diusahakan adalah tumbuh secara alamiah atau belum dibudidayakan. Budidaya tanaman aren baru mendapat perhatian mulai tahun 2002 setelah mendapat perhatian pemerintah untuk ditelaah agar memperoleh teknologi aren. Teknologi tanaman aren yang sudah diteliti antara lain teknik pembibitan, teknik penyadapan dan pengawetan nira, teknik pengolahan gula cetak, gula semut dan teknik pengolahan “palm wine” Balai Penelitian Kelapa dan Palma Lain, 2006. Sumatera Utara merupakan salah satu daerah potensial dalam memproduksi aren . Namun, Petani aren di Sumatera Utara belum menjadikan tanaman aren sebagai komoditas unggulan. Kebutuhan aren di Provinsi Sumatra Utara masih jauh dari mencukupi. Tanaman aren masih dikelola secara tradisional untuk bahan baku tuak dan gula aren. Petani masih mengandalkan bibit dari aren yang tumbuh alami di kebunnya. Selain pengelolaan kebun, penyadapan dan pengolahan hasil juga masih dilakukan dengan cara tradisional. Peluang mengembangkan industri hilir dari tanaman aren di Sumatera Utara masih sangat tersedia Siregar, 2007. Dari data Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara 2014 disajikan luas areal, produksi dan produkstivitas komoditi aren Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013 yang dapat di lihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Komoditi Aren Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 Kabupaten Luas Areal Ha Produki Rata-Rata KK TBM TM TTM Jumlah Ton KgHaThn Deli Serdang 143,30 337,80 17,50 498,60 357,10 1.057,13 1.471 Langkat 37,00 107,50 - 156,20 85,2 792,56 285 Simalungun - 633,32 62,6 695,92 600,09 947,53 2.984 Karo 80,50 463,50 146,10 690,10 453,69 978,83 996 Dairi 17,00 41,50 2,00 60,50 28,27 681,20 363 Tapanuli Utara 160,95 264,75 57,70 483,20 237,27 896,20 414 Tapanuli Tengah 2,50 47,20 8,00 57,20 54,50 1.154,66 274 Nias 4,00 7,00 - 11,00 4,00 571,43 100 Nias Utara 12,50 38,00 15,00 65,50 31,50 828,95 137 Nias Barat 0,50 1,00 0,50 2,00 0,35 350,00 35 Kota Gunung Sitoli - - - - - - - Nias Selatan - - - - - - - Tapanuli Selatan 85,25 255,00 92,00 432,25 116,55 457,06 1.313 Labuhan Batu 2,00 3,50 0,60 6,10 4,00 1.142,86 26 Labuhan Batu Utara - - - - - - - Labuhan Batu Selatan - - - - - - - Asahan - - - - - - - Mandailing Natal 113,50 425,70 148,25 687,45 686,84 1.613,44 304 Toba Samosir 67,70 139,50 37,35 244,55 92,54 663,37 360 Humbang Hasundutan 41,95 154,90 27,60 224,45 127,56 823,50 354 Pak-Pak Bharat - - - - - - - Samosir 112,00 115,05 12,00 239,05 100,07 869,80 1.357 Serdang Bedagai 4,65 12,40 - 17,05 14,75 1.189,52 - Padang Lawas Utara 101,00 123,00 14,00 238,00 109,94 893,82 769 Batu Bara - - - - - - - Padang Lawas 185,19 79,75 104,02 368,96 35,34 443,13 413 Total 1.171,49 3.250,37 756,72 5.178,58 3.139,56 965,91 11.955 Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara 2014 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 1 dapat diketahui jumlah luas areal tanaman aren di Sumatera Utara pada tahun 2013 sebesar 5.178,58 ha dengan total produksi sebesar 3.139,56 ton, serta rata-rata produksi sebesar 965,91 kghatahun yang dikelola oleh 11.955 kepala keluarga. Komoditi perkebunan yang banyak dilestarikan dan ditingkatkan oleh industri kecil adalah gula aren yang bahan baku berasal dari tanaman aren. Ditinjau dari segi pembuatannya dan bentuk hasilnya maka usaha pengolahan gula aren termasuk dalam food-processor, yaitu mengolah hasil pertanian menjadi bahan konsumsi. Pada kenyataannya, gula merah yang berasal dari nira aren lebih unggul dari gula merah yang berasal dari nira kelapa. Gula aren memiliki cita rasa yang jauh lebih manis dan tajam. Oleh karena itu industri pangan yang menggunakan gula merah lebih senang gula aren. Pada umumnya harga gula aren dipasaran lebih mahal daripada gula kelapa Sapari, 1995. Usaha industri kecil pengolahan gula aren yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat masih menggunakan peralatan yang sederhana dan usaha ini berkembang hingga sekarang, disamping itu penggunaan gula aren sebagai bahan baku industri pangan sehari-hari banyak dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat, baik di kota maupun di desa. Hal ini tentunya memberikan peluang untuk mengembangkan industri pengolahan gula aren secara lebih meluas. Ketersediaan input perlu diperhatikan dalam usaha gula aren. Input yang dimaksud adalah lahan, modal, tenaga kerja dan bahan baku. Modal merupakan hal terpenting untuk memulai suatu usaha. Modal digunakan untuk membeli berbagai alat investasi untuk memulai suatu usaha. Tenaga kerja juga diperlukan untuk memulai suatu usaha. Adapun fungsi dari tenaga kerja yaitu untuk Universitas Sumatera Utara mempermudah kita dalam suatu pekerjaan, misalnya adanya tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Usaha pengolahan gula aren kedepannya mempunyai prospek yang baik, tetapi harus ditopang dengan keberadaan bahan baku yang memadai guna menunjang kegiatan proses produksi gula aren tersebut. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana ketersediaan input sebagai usaha awal untuk mengetahui potensi gula aren dan bagaimana kelayakan usaha gula aren secara ekonomis maka perlu dilakukan penelitian secara ilmiah.

1.2. Identifikasi Masalah