Umur Tingkat Pendidikan Karateristik Responden

7. SMP 1 8. SMA 1 9. Puskesmas Pembantu 1 10. Posyandu 5 Sumber : Kantor Kepala Desa Mancang Tahun 2014

4.2. Karateristik Responden

Adapun karateristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah tanaman aren yang dimiliki, jumlah tanaman aren yang berproduksi, pengalaman dalam pengolahan gula aren, dan umur tanaman yang disadap.

4.2.1. Umur

Umur memegang peranan dalam kegiatan usaha yang akan dikelola, karena semakin tua umur pengrajin maka fisik semakin lemah dalam bekerja, namun semakin tua pengrajin maka semakin banyak pula pengalaman yang dimiliki dalam melakukan suatu usaha. Karateristik pengrajin gula aren menunjukkan bahwa umur mereka berkisar antara 18 tahun sampai dengan 50 tahun. Kelompok terbesar berumur antara 29 - 39 tahun yaitu sebanyak 8 orang 40. Untuk lebih jelasnya jumlah pengrajin gula aren berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Komposisi Umur Pengrajin Gula Aren di Desa Mancang No. Komposisi Tahun Jumlah Orang Persentase 1 18 – 28 5 25 2 29 – 39 8 40 3 40 – 50 7 35 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1 Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah pengrajin yang termasuk dalam usia produktif 18 – 50 tahun adalah 100. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pengolahan gula aren dilakukan oleh petani yang termasuk ke dalam usia produktif, hal ini karena usaha pengolahan gula aren memerlukan tenaga kerja yang berpengalaman misalnya untuk proses pengambilan nira dan pemukulan tandan buah.

4.2.2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap suatu usaha yang akan dikelola, pengrajin dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih cepat menerima sesuatu yang berkaitan dengan bidang usaha yang dikelola. Tingkat pendidikan pengrajin gula aren masih tergolong rendah, hal ini diketahui dari jumlah pengrajin yang berpendidikan SLTPSederajat lebih banyak dibandingkan dengan yang berpendidikan SLTASederajat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Tingkat Pendidikan Pengrajin Gula Aren di Desa Mancang No. Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase 1 Tamat SDSederajat 5 25 2 Tamat SLTPSederajat 10 50 3 Tamat SLTASederajat 5 25 Jumlah 20 100 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1 Dari Tabel 9 terlihat komposisi tingkat pendidikan pengrajin gula aren terbesar adalah tamat SLTPSederajat sebesar 50, dan sisanya sebesar 25 tamat SDSederajat dan sebesar 25 tamat SLTASederajat. Sehingga dapat dikatakan Universitas Sumatera Utara bahwa tingkat pendidikan formal pengrajin masih tergolong rendah. Hal ini tentunya merupakan kendala bagi pengembangan usahanya, sehingga dibutuhkan bimbingan dan penyuluhan dari instansi terkait guna mengingkatkan keterampilan dalam pengolahan gula aren agar dapat meningkatkan produksi gula aren.

4.2.3. Jumlah Tanggungan