mempermudah  kita  dalam  suatu  pekerjaan,  misalnya  adanya  tenaga  kerja  dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Usaha pengolahan gula aren kedepannya
mempunyai  prospek  yang  baik,  tetapi  harus  ditopang  dengan  keberadaan  bahan baku yang memadai guna menunjang kegiatan proses produksi gula aren tersebut.
Untuk  mengetahui  lebih  jauh  bagaimana  ketersediaan  input  sebagai  usaha  awal untuk  mengetahui  potensi  gula  aren  dan  bagaimana  kelayakan  usaha  gula  aren
secara ekonomis maka perlu dilakukan penelitian secara ilmiah.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan  uraian  pada  latar  belakang  maka  dapat  dirumuskan  beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana ketersediaan input lahan, modal, tenaga kerja, bahan baku untuk
usaha gula aren di daerah penelitian? 2.
Apakah  usaha  gula  aren  layak  dikembangkan  secara  finansial  di  daerah penelitian?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengidentifikasi ketersediaan input lahan, modal, tenaga kerja, bahan baku untuk usaha gula aren di daerah penelitian.
2. Untuk  mengetahui  apakah  usaha  gula  aren  layak  atau  tidak  layak
dikembangkan di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai  bahan  informasi  dan  pertimbangan  bagi  pengrajin  usaha  gula  aren
guna meningkatkan produksi. 2.
Sebagai  bahan  informasi  dan  referensi  bagi  pemerintah  dalam  menentukan kebijakan.
3. Sebagai bahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Tanaman  aren  Arenga  pinnata  merupakan  tanaman  berbiji  tertutup Angiospermae  yaitu  biji  buahnya  terbungkus  daging  buah.  Tanaman  aren  ini
termasuk  suku  Aracaceae  pinang-pinangan.  Tanaman  aren  banyak  terdapat mulai  dari  Pantai  Timur  India  sampai  ke  daerah  Asia  Tenggara.  Di  Indonesia
tanaman ini banyak terdapat hampir di seluruh wilayah nusantara Sunanto, 1993. Tanaman ini hampir mirip dengan pohon kelapa. Perbedaannya, jika pohon kelapa
batang pohonnya bersih pelepah daun yang tua mudah lepas yaitu pelapah daun dan kapasnya mudah di ambil sedangkan pohon aren memiliki batang yang sangat
kotor  karena  batangnya  terbalut  ijuk  yang  warnanya  hitam  dan  sangat  kuat sehingga pelapah daun yang sudah tua pun sangat sulit untuk diambil atau dilepas
dari  batangnya.  Oleh  karena  itulah,  batang  pohon  aren  sering  ditumbuhi  oleh banyak tanaman jenis paku-pakuan Soeseno, 1995.
Aren merupakan jenis tanaman tahunan, berukuran besar, berbentuk pohon soliter tinggi  hingga  12  m,  diameter  setinggi  dada  DBH  hingga  60  cm  tanaman  aren
dapat  tumbuh  mencapai  tinggi  dengan  diameter  batang  sampai  65  cm  dan  tinggi 15  m  bahkan  mencapai  20  m  dengan  tajuk  daun  yang  menjulang  di  atas  batang.
Tangkai  daun  aren  panjangnya  dapat  mencapai  1,5  meter,  helaian  daun panjangnya  dapat  mencapai  1,45  meter,  lebar  7  cm  dan  bagian  bawah  daun  ada
lapisan lilin Soeseno, 1992.
Universitas Sumatera Utara
Tanaman Aren Arenga pinnata sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang  khusus,  sehingga  dapat  tumbuh  pada  tanah-tanah  liat  berlempung  dan
berpasir. Tetapi tanah ini tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi derajat  keasaman  tanah  terlalu  asam.  Banyaknya  curah  hujan  juga  sangat
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman aren. Tanaman aren menghendaki curah hujan  yang  merata  sepanjang  tahun,  yaitu  minimum  sebanyak  1200  mm  setahun
Hatta, 1993. Di  Indonesia,  tanaman  aren  dapat  tumbuh  dengan  baik  dan  mampu  berproduksi
pada  daerah-daerah  yang  tanahnya  subur  pada  ketinggian  500-800  mdpl.  Pada daerah-daerah yang mempunyai ketinggian kurang dari 500 m dan lebih dari 800
m,  tanaman  aren  tersebut  dapat  tumbuh  tetapi  produksi  buahnya  kurang memuaskan Soesono, 1991.
Pada  umunya  tanaman  ini  mulai  membentuk  bunga  pada  umur  12-16  tahun. Bunga yang muncul pertama kali adalah bunga betina. Sekitar 3 bulan kemudian
bunga  jantan  mulai  tumbuh  di  bawah  bunga  betina  tepung  sari  bunga  jantan  ini sudah terlambat menyerbuk putik bunga betina.  Nira aren  yang digunakan untuk
pembuatan  gula  merah  atau  tuak  dan  cuka  merupakan  hasil  penyadapan  tandan bunga  jantan.  Untuk  dapat  memperoleh  nira  dalam  jumlah  banyak,  bunga  betina
harus dihilangkan Sunanto, 1993. Dalam  pembuatan  gula  aren  dikenal  adanya  dua  jenis  bahan,  yaitu  bahan  baku
utama dan bahan pendukung. Bahan baku merupakan bahan utama industri gula aren  karena  tanpa  bahan  tersebut  tidak  akan  dapat  diproduksi  gula  aren.
Sedangkan  bahan  pendukung  adalah  bahan  bantu  atau  penunjang  bahan  baku utama. Bahan baku yang digunakan untuk membuat gula aren adalah nira aren.
Universitas Sumatera Utara
Nira  ini  diperoleh  dari  hasil  penderesan  pada  tangkai  bunga  aren  yang  belum mekar,  sedangkan  bahan  pendukung  yang  digunakan  untuk  membuat  gula  aren
adalah akar rabet, kapur, dan metabisulfide atau pengawet Sapari, 1995. Langkah pertama adalah penyeleksian bahan. Bahan yang tidak memenuhi syarat
akan  menghasilkan  gula  aren  yang  mutunya  buruk.  Bahkan  mungkin  tidak  akan menjadi  gula,  melainkan  bahan  manisan  bila  dicampur  buah  kelapa  dan
sebagainya.  Langkah  kedua  adalah  penyiapan  peralatan.  Alat-alat  yang  sudah ditetapkan  hendaknya  dipersiapkan  secara  matang  agar  pelaksanaan  pembuatan
gula  aren  berjalan  lancar.  Langkah  ketiga  adalah  pembuatan  gula  merah.  Nira mempunyai  sifat  mudah  asam  karena  adanya  proses  fermentasi  oleh  bakteri
Soceharomyses  sp.  Oleh  karena  itu  nira  harus  segera  diolah  setelah  diambil  dari pohon, paling lambat 90 menit setelah dikeluarkan dari bumbung. Nira dituangkan
sambil  disaring  dengan  kasa  kawat  yang  dibuat  dari  bahan  tembaga,  kemudian ditaruh diatas tungku perapian untuk segera dipanasi direbus Sunanto, 1993.
Langkah  keempat  adalah  penyeleksian  hasil  akhir.  Ada  dua  macam  tahap  dalam penyeleksian akhir ini, tahap yang pertama adalah sebelum dibungkus yaitu untuk
mengetahui  gula  yang  berwarna  kuning  kecoklat-coklatan,  kuning  pucat  dan hitam.  Gula  aren  yang  baik  dan  siap  di  pasarkan  adalah  yang  berwarna  kuning
kecoklat-coklatan.  Kemudian  tahap  yang  kedua  adalah  sesudah  dibungkus  yaitu untuk mengetahui kelengkapan gula, kebersihan dan kerapian bungkus. Jika perlu
pada  tahap  ini  dilengkapi  dengan  plastik,  label  dan  tali  yang  baik.  Label digunakan untuk mengetahui identitas dari pengusahapengrajin Sapari, 1995.
2.2. Landasan Teori