7 2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin.
3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket. 4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir.
5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya. 6. Memberikan warna yang merata pada bibir.
7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya. 8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau
berbintik-bintik atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik Tranggono dan latifah, 2007.
2.2 Pencemaran
Pencemaran merupakan salah satu masalah setiap negara di dunia, terutama di Indonesia. Keadaan tercemar atau terpolusi adalah kondisi yang telah
berubah dari bentuk asal menjadi keadaan yang lebih buruk akibat masuknya bahan-bahan pencemar atau polutan. Bahan polutan tersebut pada umumnya
mempunyai sifat racun toksik yang berbahaya bagi organisme hidup.Toksisitas atau daya racun dari polutan dapat menjadi pemicu terjadinya pencemaran Palar,
2008. Logam berat dapat memasuki tanah melalui sumber yang berbeda-beda,
diantaranya: pupuk, pestisida, residu limbah pabrik dan lumpur aktif yang mengandung sejumlah logam berat Yulipriyanto, 2010.
Pencemaran logam berat terhadap lingkungan merupakan suatu proses yang berhubungan dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia. Awal
digunakannya logam pada alat, belum diketahui pengaruh pencemaran pada lingkungan. Proses oksidasi pada logam yang menyebabkan perkaratan
Universitas Sumatera Utara
8 merupakan tanda-tanda adanya hal tersebut. Tahun demi tahun ilmu kimia mulai
berkembang dengan cepat dengan ditemukannya garam logam PbNO
3
, CdCl
2
, dan lain-lain serta diperjualbelikannya garam tersebut untuk industri, maka
tanda-tanda pencemaran lingkungan mulai timbul Darmono, 2001.
2.3 Logam Berat
Logam berat merupakan komponen alami tanah yang tidak dapat dipisahkan, logam ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, air
minum dan udara. Logam ini merupakan pencemar yang berbahaya dan bersifat racun bagi sel walaupun dalam konsentrasi rendah Martaningtas, 2005.
Logam berat dibagi kedalam dua jenis, yaitu: 1. Logam berat esensial: yaitu logam dalam jumlah tertentu yang sangat
dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan logam tersebut akan menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan
lain sebagainya. 2. Logam berat tidak esensial: yaitu logam yang berada dalam tubuh yang belum
diketahui manfaatnya dan bersifat toksik, seperti Hg, Cd, Pb, Cr, dan lain-lain. Efek toksik dari logam ini mampu menghambat kerja enzim sehingga
mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia maupun hewan Widowati, dkk., 2008.
2.3.1 Timbal
Timbal adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan, dengan kerapatan yang tinggi, mudah melarut dalam asam nitrat pekat Svehla, 1979.
Menurut Fardiaz 1999, timbal mempunyai sifat-sifat khusus seperti berikut:
Universitas Sumatera Utara
9 1 Merupakan logam yang lunak, sehingga mudah dipotong dan dibentuk menjadi
bentuk lain. 2 Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga
logam ini sering digunakan sebagai bahan pelapis. 3 Mempunyai kerapatan lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa,
kecuali emas dan merkuri. 4 Merupakan penghantar listrik yang tidak baik.
Timbal yang bersifat toksik terhadap manusia, bisa berasal dari tindakan mengkonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi udara, debu yang
tercemar Pb, kontak lewat kulit dan mata. Logam ini tidak dibutuhkan manusia sehingga bila makanan dan minuman yang dikonsumsi tercemar Pb, maka tubuh
akan mengeluarkannya. Orang dewasa mengabsorbsi timbal sebesar 5-15 dari keseluruhan timbal yang dicerna, sedangkan anak-anak mengabsorbsi timbal lebih
besar 41,5 Widowati, dkk., 2008. Konsentrasi timbal di udara di daerah perkotaan mencapai 5 sampai 50
kali daripada di daerah pedesaan.Semakin jauh dari perkotaan, semakin rendah konsentrasi timbal di udara. Logam timbal yang ada di udara, terutama bersumber
dari buangan asap kendaraan bermotor. Logam ini merupakan sisa-sisa pembakaran yang terjadi antara bahan bakar dengan mesin kendaraan.Melalui
buangan mesin kendaraan tersebut, unsur Pb terlepas ke udara. Sebagian akanmembentuk partikulat di udara bebas dengan unsur-unsur lain, sedangkan
sebagian lainnya akan menempel dan diserap oleh daun tumbuh-tumbuhan yang ada disepanjang jalan dan sebagian diserap tanah Palar, 2008.
Universitas Sumatera Utara
10 Toksisitas timbal di dalam tubuh manusia yaitu dengan menghambat
aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin. Hanya sebagian kecil timbal dieksresikan lewat urin atau feses dan sebagian terikat oleh protein,
sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak dan rambut Widowati, dkk., 2008.
Senyawa timbal dalam konsentrasi tinggi yang terakumulasi ke dalam tubuh akan menimbulkan beberapa gejala, antara lain:
1. Gangguan gastrointestinal, seperti kram perut yang biasanya diawali dengan sembelit, mual, muntah-muntah, dan sakit perut yang hebat.
2. Gangguan neurologi, seperti sakit kepala, bingung atau pikiran kacau, dan pingsan.
3. Gangguan fungsi ginjal dan gagal ginjal yang akut dapat berkembang dengan
cepat Widowati, dkk, 2008. 2.4 Spektrofotometri Serapan Atom
Prinsip dasar Spektrofotometri Serapan Atom adalah interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan sampel.Spektrofotometri Serapan Atom
merupakan metode yang sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah.Teknik ini merupakan teknik yang paling umum dipakai untuk analisis
unsur yang didasarkan pada emisi dan absorbansi dari uap atom.Komponen kunci pada metode Spektrofotometri Serapan Atom adalah sistem alat yang dipakai
untuk menghasilkan uap atom dalam sampel Khopkar,1990. Proses yang terjadi ketika dilakukan analisis dengan menggunakan
Spektrofotometri Serapan Atom dengan cara absorbsi yaitu penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat dasar. Atom-atom tersebut
Universitas Sumatera Utara
11 menyerap radiasi pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat atom
tersebut. Sebagai contoh timbal menyerap radiasi pada panjang gelombang 283,3 nm, kadmium pada 228,8 nm, magnesium pada 285,2 nm, natrium pada 589 nm
serta kalium menyerap pada panjang gelombang 766,5 nm. Dengan menyerap energi, maka atom akan memperoleh energi sehingga suatu atom dalam keadaan
dasar dapat ditingkatkan menjadi ke tingkat eksitasi. Dasar analisis ini yaitu dengan mengukur besarnya absorbsi oleh atom analit, maka konsentrasi analit
tersebut dapat ditentukan Gandjar dan Rohman, 2007. Cara analisis ini memberikan kadar total unsur logam dalam suatu sampel
dan tidak tergantung pada bentuk molekul logam dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk analisis logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi batas
deteksi kurang dari 1 ppm, dan pelaksanaannya relatif sederhana Gandjar dan Rohman, 2007.
Mesin dengan sistem atomisasi ada beberapa macam yaitu dengan menggunakan nyala flame dan dengan menggunakan pembakaran graphite
furnace. Mesin yang menggunakan sistem nyala disebut flame atomic absorption spesctrophotometry, biasanya untuk mengukur logam dalam jumlah relatif besar
dalam ppm dan dapat juga digunakan untuk mengukur dalam jumlah yang kecil ppb dengan menggunakan alat tambahan berupa alat generasi uap Darmono,
1995. Mesin dengan sistem pembakaran atau disebut graphite furnace atomic
absoption spectrophotometry, biasanya lebih sensitif dan alat ini sering disebut Zeman AAS yang dapat mengukur logam sampai ppb.Biasanya larutan yang
diperlukan hanya 1-100 µl dengan temperatur pembakaran mencapai 3000 C
Universitas Sumatera Utara
12 pembakaran secara elektrik. Proses atomisasi dengan temperatur tinggi tersebut
dapat menyempurnakan proses pengatoman dari larutan sampel Darmono, 1995.
2.5 Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom
Menurut Gandjar dan Rohman 2007, Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom SSA terdiri dari:
a. Sumber Sinar
Sumber sinar yang digunakan adalah lampu katoda berongga hallow cathode lamp. Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung
suatu katoda dan anoda.Katoda berbentuk silinder berongga yang dilapisi dengan logam tertentu. Setiap pengukuran harus menggunakan lampu katoda berongga
khusus, misalnya akan menentukan konsentrasi tembaga dari suatu cuplikan. Maka kita harus menggunakan Hallow Cathode Cu. Hallow Cathode Cu akan
memancarkan energi radiasi yang sesuai dengan energi yang diperlukan untuk transisi elektron atom Gandjar dan Rohman, 2007.
b. Tempat Sampel
Dalam analisis dengan Spektrofotometer Serapan Atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral. Ada berbagai macam sumber
atomisasi yang digunakan untuk mengubah sampel menjadi uap atom-atomnya, yaitu:
a. Dengan nyala Flame