Rumusan masalah Perencanaan Asuhan Keperawatan Kasus

47 Nafas bau. Gigi kotor dan sudah busuk. Terdapat sisa makanan dimulut dan lidah. Kuku tampak panjang dan agak kotor. Sela-sela jari kaki luka dan tercium bau

3. Rumusan masalah

Adapun masalah keperawatan prioritas yang muncul berdasarkan analisis data adalah: a. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan kekakuan dan nyeri pada sendi akibat inflamasiperadangan ditandai dengan keterbatasan dalam melakukan ROM dan ketidakmampuan untuk berdiri dan bergerak tanpa bantuan. b. Risiko jatuh berhubungan dengan terbatasnya rentang gerak dan ketidakseimbangan koordinasi ditandai dengan cara berjalan yang tertatih- tatih dan mudah terjatuh jika berdiri tanpa alat bantu. c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan mobilisasi ditandai dengan ketidakmampuan untuk mandi sendiri, ketidakmampuan untuk Hygiene oral, ketidakmampuan untuk mempertahankan kebersihan dan penampilan yang rapi secara mandiri. 48 Diagnosa keperawatan Prioritas a. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan kekakuan dan nyeri pada sendi akibat inflamasiperadangan. b. Risiko jatuh berhubungan dengan terbatasnya rentang gerak dan ketidakseimbangan koordinasi. c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan mobilisasi.

4. Perencanaan

NO.DX Perencanaan 1. Tujuan : Menunjukkan tingkat mobilisasi yang optimal Kriteria hasil : a. a. Mempertahankan fungsi posisi dengan pembatasan kontraktur. b. b. Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi dari danatau kompensasi bagian tubuh. c.Mendemonstrasikan tekhnikperilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas. Rencana tindakan Rasional Kaji faktor penyebab. Evaluasi pemantauan tingkat inflamasirasa sakit pada sendi. Tingkatkan mobilisasi dan pergerakan yang optimal. 1. Jelaskan tentang masalah dan tujuan untuk setiap latihan fisik. 2. Pastikan latihan awal yang diberikan dapat dengan mudah dilakukan dan tidak membutuhkan kekuatan serta koordinasi 1Program latihan fisik yang teratur dapat membantu mempertahankan integritas fungsi sendi. 2Periode pemanasan atau 49 yang terlalu besar. 3. Dokumentasikan dan diskusikan tentang kemajuan yang spesifik. Tingkatkan mobilisasi ekstremitas, lakukan latihan ROM pada pasien. 1. Instruksikan klien untuk melakukan latihan ROM aktif pada ekstremitas yang sehat. 2. Selama latihan ROM, tungkai dan lengan klien harus digerakkan secara hati-hati didalam batasan toleransi nyeri pasien, lakukan ROM secara perlahan guna memberikan kesempatan otot untuk rileks. 3. Upayakan untuk memasukkan latihan ROM kedalam kegiatan harian pasien. 4. Berikan kompres hangat untuk meredakan rasa nyeri atau inflamasi. Berikan mobilisasi yang progresif 1. Bantu klien untuk berdiri dan duduk secara perlahan. 2. Beri kesempatan pada klien untuk menggantungkan tungkainya disisi tempat tidur selama beberapa menit sebelum berdiri. 3. Batasi waktu latihan hingga 15 menit untuk menghindari kelelahan. 4. Lanjutkan dengan latihan ambulasi dengan atau tanpa alat bantu. 5. Anjurkan latihan ambulasi dengan melakukan jalan-jalan yang sering dan singkat. Anjurkan penggunaan lengan yang sakit apabila memungkinkan 1. Anjurkan klien untuk melatih lengan yang peregangan yang dikakukan perlahan sebelum memulai latihan penguatan dan daya tahan tubuh akan membentuk otot mempersiapkan diri untuk menghadapi kerja yang lebih berat secara bertahap. 3Latihan fisik dibutuhkan untuk meningkatkan sirkulasi dan kekuatan kelompok otot yang diperlukan untuk ambulasi. 4Alat bantu ambulasi harus digunakan dengan benar dan aman untuk menjamin keefektifan latihan dan mencegah cedera. 5Upaya meningkatkan perasaan kontrol 50 sakit dalam melakukan perawatan diri. 2. Instruksikan klien untuk menggunakan lengan yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit. 3. Gunakan air yang hangat saat mandi untuk meredakan ketegangan otot pada pagi hari dan meningkatkan mobilitas. 4. Berikan kesempatan pada klien untuk berlatih menggunakan ekstremitas yang sakit. Berikan penyuluhan kesehatan , sesuai indikasi. 1. Sebelum memindahkan klien, kaji jumlah personel yang dibutuhkan untuk membantu. 2. Instruksikan klien untuk bertumpu pada sisi terdekat saat hendak berdiri. Ajarkan cara melakukan ambulasi dengan memakai peralatan adaptif 1. Observasi dan ajari cara penggunaan walker yaitu gunakan kekuatan lengan untuk menyokong ekstremitas bawah. Cara berjalan bervariasi sesuai dengan masalah klien. 2. Latih posisi yang benar, pelaksanaan ROM dan latihan yan dianjurkan dan determinasi diri klien dapat membantu meningkatkan kepatuhan klien terhadap program latihan fisik. 6Latihan fisik meningkatkan kemandirian. 7Rom aktif meningkatkan massa tonus dan kekuatan otot. 8Tirah baring yang lama dapat menyebabkan turunnya tekanan darah tiba-tiba karena darah kembali kesirkulasi perifer. Peningkatan aktifitas secara bertahap dapat mengurangi kelemahan dan meningkatkan daya tahan tubuh. 51 2. Tujuan : Risiko jatuh akan menurun atau terbatas. Kriteria hasil : 1. Keseimbangan terkontrol, gerakan terkoordinasi dan perilaku pencegahan jatuh. 2. Kejadian jatuh minimalmenurun dan pengetahuan tentang jatuh di ketahui pasien dan keluarga. 3. Terciptanya lingkungan yang aman dan mampu mengidentifikasi faktor yang meningkatkan jatuh. Rencana Tindakan Rasional Identifikasi risiko terjadinya jatuh. Ajarkan pasien tentang peningkatan mekanika tubuh. 1Menganalisis faktor risiko yang potensial, menentukan risiko kesehatan dan memprioritaskan strategi penurunan risiko. 2Memfasilitasi penggunaan postur dan pergerakan dalam aktifitas sehari- hari untuk mencegah keletihan dan ketegangan atau cedera muskuluskletal. 52 Berikan terapi latihan fisik : keseimbangan. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk mencegah cedera dirumah. 1. Bantu pasien saat ambulasi, jika perlu gunakan sabuk pengaman perpindahan dan bantuan orang lain jika pasien sempoyongan. 2. Sediakan alat bantu berjalan. 3. Jika perlu gunakan restrain fisik untuk membatasi risiko jatuh. 4. Sediakan alat pemanggil. 5. Instruksikan pasien mencari bantuan untuk pergerakan jika memungkinkan. 6. Pastikan pasien memakai alas kaki yang sesuai dan tidak licin. Berikan materi penyuluhan yang sesuai dengan strategi dan tindakan untuk pencegahan jatuh Berikan informasi mengenai bahaya dan karakteristik lingkungan. 1. Reorientasikan pasien dengan realistis dan lingkungan sesegera mungkin jika 3Untuk mem- pertahankan, meningkatkan atau mengembalikan keseimbangan tubuh. 4Menerapkan tindakan kewaspadaan khusus bersama pasien yang memiliki risiko mengalami cedera akibat jatuh. 5Menginstruksi- kan keamanan dan memberikan pemahaman dalam mengurangi terjadinya risiko. 6Memantau dan memanipulasi lingkungan yang aman. 53 diperlukan. 2. Posisikan alat bantu berjalan dekat dengan pasien. 3. Atur letak barang-barang ditempat yang mudah dijangkau pasien. 4. Singkirkan bahaya lingkungan. 5. Tidak membuat perubahan yang tidak perlu pada lingkungan fisik. Ajarkan anggota keluarga mengenai faktor yang menyebabkan jatuh dan cara menurunkan risiko ini. 3. Tujuan : Meningkatkan kemampuan perawatan diri. Kriteria hasil : 1. Menunjukkan perawatan diri: aktivitas kehidupan sehari-hari berdasarkan indikator kemampuan. 2. Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan hygiene. 3. Mempertahankan mobilisasi yang diperlukan untuk kekamar mandi. 4. Meningkatkan kemampuan dalam membersihkan dan mengeringkan tubuh. 5. Mampu melakukan perawatan mulut. Rencana tindakan Rasional 1. Kaji kemampuan untuk melakukan personal hygiene. 2. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang personal hygiene. 1Untuk mengidentifikasi kemampuan perawatan diri. 2Memberikan pemahaman dan menambah pengetahuan 54 3. Dukung pasien untuk melakukan hygiene selama perawatan diri. 4. Libatkan keluarga dalam memberikan asuhan. 5. Berikan bantuan sampai pasien benar-benar mampu melakukan perawatan diri. 6. Letakkan sabun, handuk, dan peralatan lain yang dibutuhkan dekat dengan tempat tidur atau kamar mandi. 7. Fasilitasi pasien dalam menyikat gigi dan hygiene oral. 8. Tawarkan untuk mencuci tangan setelah eliminasi dan sebelum makan. 9. Pertahankan lingkungan mandi hangat. 10. Anjurkan klien untuk mandi. 11. Tingkatkkan kemandirian seoptimal mungkin sesuai kemampuan pasien. 3Meningkatkan keinginan dan motivasi. 4Menginstruksi kan tentang pelaksaan perawatan diri. 5Menghindari risiko cedera dan memberikan kebersihan maksimal. 6Memudahkan klien untuk memakai peralatan jika diperlukan. 7Meningkatkan kebersihan hygiene oral. 8Mempertahan kan kondisi bersih dan steril. 9Meningkatkan kenyamanan. 10Meredakan ketegangan otot dan meningkatkan mobilisasi. 11Meningkat kan kemampuan 55 12. Motivasi pasien berjalan dan latihan fisik selama melakukan kegiatan. dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri. 12Membentuk dan meningkatkan kekuatan.

5. Pelaksanaan keperawatan