Rumusan masalah Perencanaan WilkinsonJudith, 2012

16

3. Rumusan masalah

Adapun masalah yang dapat terjadi terhadap pasien yang mengalami gangguan mobilisasi fisik adalah Hidayat, 2009: a. Gangguan mobilisasi fisik akibat trauma tulang belakang, fraktur, dan lain-lain. b. Gangguan penurunan curah jantung akibat i mobilisasi . c. Risiko cidera jatuh akibat akibat orthostatik pneumonia. d. Intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus dan kekuatan otot. e. Gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene akibat menurunnya fleksibilitas otot. f. Tidak efektifnya pola nafas akibat menurunnya ekspansi paru. g. Gangguan pertukaran gas akibat menurunnya gerakan respirasi. h. Gangguan eliminasi akibat i mobilisasi . i. Retensi urine akibat gangguan mobilisasi fisik. j. Inkontinensia urine akibat gangguan mobilisasi fisik. k. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan akibat menurunnya nafsu makan anoreksia akibat sekresi lambung menurun, penurunan peristaltik usus. l. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat kurangnya asupan intake. m. Gangguan interaksi sosial akibat i mobilisasi . n. Gangguan konsep diri akibat i mobilisasi . 17

4. Perencanaan WilkinsonJudith, 2012

Kriteria hasil Klien akan mengungkapkan bertambahnya kekuatan daya tahan ekstremitas. Indikator : a. Mendemostrasikan cara pengguaan alat adaptif untuk meningkatkan mobilisasi. b. Melakukan langkah-langkah pengamanan untuk meminimalkan kemungkinan cedera. c. Menjelaskan rasional intervensi. Intervensi Kaji faktor penyebab Trauma misalnya robekan kartilago, fraktur, amputasi. Prosedur pembedahan misalnya perbaikan letak sendi, reduksi fraktur, bedah vaskular. Penyakit yang melemahkan misalnya diabetes, kanker, artritis reumatoid, sklerosis multipel, stroke. Tingkatkan mobilisasi dan pergerakan yang optimal 1. Tingkatkan motivasi dan kepatuhan a. Jelaskan tentang masalah dan tujuan untuk setiap latihan fisik. b. Pastikan latihan awal yang diberikan dapat dengan mudah dilakukan dan tidak membutuhkan kekuatan serta koordinasi yang terlalu besar. c. Peningkatan latihan hanya dilakukan jika individu berhasil menyelesaikan tahapan latihan saat ini. 18 d. Berikan instruksi tertulis tentang program latihan setelah mendemonstrasikan latihan tersebut dan mengobservasi hasil demonstrasikan latihan ulang latihan tersebut dan mengobservasi hasil demonstrasi ulang klien. e. Dokumentasikan dan diskusikan tentang kemajuan secara spesifik misalnya dapat mengangkat tungkai 5 cm lebih tinggi. 2. Tingkatkan mobilisasi ekstremitas, tentukan tipe ROM yang sesuai untuk klien pasif, aktif, aktif asistif, aktif resistif a. Lakukan latihan ROM pasif atau ROM aktif asistif frekuensi disesuaikan dengan kondisi klien : Instruksikan klien untuk melakukan latihan ROM aktif pada ekstremitas yang sehat sedikitnya empat kali sehari, jika memungkinkan. Lakukan ROM pasif pada ekstremitas yang sakit. Lakukan latihan secara perlahan guna memberikan kesempatan otot untuk relaks, dan sokong ekstremitas yang berada diatas dan dibawah persendian untuk mencegah ketegangan pada persendian dan jaringan. Selama latihan ROM, tungkai dan lengan klien harus digerakkan secara berhati-hati didalam batasan toleransi nyeri klien, lakukan ROM secara perlahan guna memberikan kesempatan otot untuk relaks. Untuk latihan ROM pasif, paling efektif dilakukan dalam posisi terlentang, individu yang melakukan ROM secara mandiri dapat menggunakan posisi terlentang atau duduk. 19 Lakukan latihan ROM harian pada saat memandikan klien ditempat tidur, tiga atau empat kali sehari jika terdapat bagian-bagian dalam masalah tertentu. Upayakan untuk memasukkan latihan ROM kedalam kegiatan harian klien. b. Sokong ekstremitas dengan bantal untuk mencegah atau mengurangi pembengkakan. c. Berikan obat pereda nyeri sesuai kebutuhan, khusunya sebelum aktivitas. d. Berikan kompres panas atau dingin untuk meredakan nyeri, inflamasi, dan hematoma. e. Berikan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan akibat cedera. f. Anjurkan individu untuk melakukan program latihan untuk sendi tertentu sesuai dengan instruksi dokter atau ahli fisioterapi. 3. Posisikan tubuh sejajar untuk mencegah komplikasi a. Gunakan papan kaki. b. Hindari duduk atau tidur dalam posisi yang sama dalam waktu yang lama. c. Ubah posisi persendian bahu setiap 2-4 jam. d. Ubah posisi Fowler, gunakan bantal yang berukuran kecil atau tidak sama sekali. e. Sokong tangan dan pergelangan tangan dalam posisi natural. f. Jika klien dalam posisi terlentang atau telungkup, tempatkan handuk gulung atau bantal kecil dibawah lekukan tulang belakang bagian bawah atau dibawah tulang rusuk terbawah. 20 g. Tempatkan gulungan tronkanter atau bantal pasir disepanjang panggul dan paha bagian atas. h. Jika klien dalam posisi lateral, tempatkan satu bantal atau beberapa bantal untuk menyokong tungkai dari pangkal paha hingga kaki, dan bantal untuk sedikit memfleksikan bahu dan siku, jika perlu sokong bagian bawah kaki dalam posisi dorsofleksi dengan bantal pasir. i. Untuk ekstremitas bagian atas : Posisi lengan abduksi dengan memakai bantal. Posisi siku sedikit fleksi. Pergelangan tangan dalam posisi netral, jari-jari sedikit fleksi, ibu jari abduksi dan sedikit fleksi. Posisi persendian bahu diubah sepanjang hari misalnya adduksi, abduksi, gerakan memutar. 4. Berikan mobilisasi yang progresif a. Bantu klien untuk bangkit keposisi duduk secara perlahan. b. Beri kesempatan pada klien untuk menggantungkan tungkainya disisi tempat tidur selama beberapa menit sebelum berdiri. c. Batasi waktu latihan hingga 15 menit, tiga kali sehati, dengan beberapa latihan pertama dilakukan diluar tempat tidur. d. Tingkatkan waktu latihan diluar tempat tidur sesuai dengan toleransi, dengan penambahan durasi 15 menit. e. Lanjutkan dengan latihan ambulasi dengan atau tanpa alat bantu. f. Jika tidak mampu berjalan, bantu klien untuk turun dari tempat tidur kekursi roda atau kursi. 21 g. Anjurkan latihan ambulasi dengan melakukan jalan-jalan yang sering dan singkat sedikitnya tiga kali sehari, dengan dampingan jika kondisi klien tidak stabil. h. Tingkatkan jarak tempuh latihan secara progresif setiap hari. 5. Anjurkan penggunaan lengan yang sakit apabila memungkinkan a. Anjurkan individu untuk menggunakan lengan yang sakit saat melakukan aktivitas perawatan diri. b. Instruksikan individu untuk menggunakan lengan yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit. c. Gunakan peralatan adaptif yang sesuai untuk meningkatkan penggunaan kedua lengan. Manset universal untuk membantu pemberian makan pada individu dengan kontrol lengan dan tangan yang buruk. Alat makan dengan pegangan yang lebar atau bantalan untuk membantu individu dengan keterampilan motorik halus yang buruk. Piringmangkuk dengan pinggiran yang tinggi agar makanan tidak tumpah. Alat bantu mangkuk isap untuk mencegah piring tergelincir. d. Gunakan air yang hangat saat mandi untuk meredakan ketegangan otot pada pagi hari dan meningkatkan mobilitas. e. Anjurkan individu untuk melatih keterampilan menulis jika mampu. f. Beri kesempatan pada individu untuk berlatih mengguakan ektremitas yang sakit. 22 Berikan penyuluhan kesehatan sesuai indikasi 1. Ajarkan metode berpindah dari tempat tidur kekursi atau commade dan keposisi berdiri. a. Sebelum memindahkan seseorang, kaji jumlah personel yang dibutuhkan untuk membantu. b. Klien harus berpindah kearah sisi tubuh yang tidak sakit. c. Klien harus diposisikan disisi tempat tidur. Kakinya harus menyentuh lantai dan ia harus mengenakan sepatu atau standal yang stabil dengan alas yang tidak licin. d. Saat naik atau turun dari tempat tidur, berat badan sebaiknya bertumpu pada sisi tubuh yang tidak sakit atau lebih kuat. e. Kursi roda harus dikunci sebelumnya jika akan dipindahkan. f. Klien harus diinstruksikan untuk bertumpu pada lengan kursi yang terdekat pada saat berdiri. g. Letakkan lengan disekeliling tulang rusuk klien, jaga agar posisi punggung tetap lurus, dengan lutut sedikit fleksi. h. Klien harus diberi tahu untuk meletakkan lengannya disekitar pinggang atau tulang rusuk perawat, bukan pada leher. i. Sokong tugkai klien dengan mengaitkannya pada tungkai perawat. Saat menghadap klien, perawat harus mengunci lutut klien dengan lututnya. j. Untuk klien dengan paralisis atau kelemahan pada ekstremitas bagian bawah, dapat digunakan papan luncur untuk mempermudah pindah. Klien sebaiknya mengenakan piyama agar tubuhnya tidak menempel dipapan. 23 Klien perlu memiliki ekstremitas atas yang kuat untuk bisa duduk meluncur dari tempat tidur, kekursi roda. k. Jika lengan klien sudah cukup kuat, ia harus bisa berpindah keposisi duduk tanpa bantuan papan, jika ia dapat sedikit mengangkat bokongnya keatas tempat tidur atau kursi yang kosong. l. Jika tungkai klien tidak dapat digunakan sama sekali, perawat harus mendudukkan klien secara perlahan kelantai dan cari bantuan tambahan. 2. Ajarkan cara melakukan ambulasi dengan memakai peralatan adaptif a. Ajarkan individu dalam kondisi menumpu pada berat badan. b. Observasi dan ajari cara penggunaan Kruk : tidak boleh ada tekanan pada aksila dan kekuatan tangan harus digunakan, jenis cara berjalan bervariasi sesuai diagnosa individu, ukur kruk 5-7,5 cm dibawah aksila dan ujungnya berjarak 15 cm dari kaki. Walker : gunakan kekuatan lengan untuk menyokong ekstremitas bawah yang lemah, cara berjalan bervariasis sesuai dengan masalah individu. Kursi roda : lakukan latihan berpindah, lakukan latihan bergerak disekitar penghalang. Prostesi : cara membungkus puntung sebelum memasang prostesi, cara pemasangan prostesi, prinsip perawatan puntung. 24 c. Ajarkan tindak kewaspadaan untuk keamanan individu Lindungi area yang mengalami penurunan sensasi dari suhu panas dan dingin yang berlebihan. Lakukan latihan jatuh dan cara bangkit dari jatuh ketika sedang berpindah atau melakukan ambulasi. Untuk kasus penurunan persepsi pada ekstremitas bagian bawah, instruksikan individu untuk memeriksa penempatan ekstremitas ketika mengganti posisi atau melewati pintu dan periksa apakah tali sepatu sudah terikat, tungkai yang sakit sudah terpasang celana, dan apakah celana tidak menghambat. Instruksikan klien yang harus bergantung pada kursi roda untuk mengganti posisi dan mengangkat bokongnya setiap 15 menit untuk menurunkan tekanan. d. Latih posisi yang benar, ROM aktif atau pasif, dan latihan yang dianjurkan. e. Lakukan latihan menaiki tangga jika kondisi individu mengizinkan. 25

B. Asuhan Keperawatan Kasus