Konsep etika dalam bermasyarakat

Dalam sabdanya pula Rasul saw berpesan: ه ق - ه ص : - ه ق - ج : - ف ح ف ف ، ئ ّ ء ، Rasul saw bersabda: Allah swt berfirman: Kemuliaan itu pakaianKu, dan kebesaran itu selendangKu, maka siapa menyaingiKu dalam satunya tentu aku sisksa dia. 32 Penerapan etika dalam bermasyarakat merupakan konsep kebahagiaan.Sebagai konsep kebahagiaan, yang telah dikemukakan Imam Nawawi, bahwa kebahagiaan terletak pada keceriaan apa yang kita cari, dan terhindar dari pelariaan yang memeberikan mudarat kepada kita. Boleh jadi jika seseorang bertingkah tidak sopan, tidak mempunyai adab dalam bermasyarakat orang tersebut akan menemui berjuta musuh dalam kehidupannya. Sebaliknya bagi seseorang yang sopan, beretika, berakhlak baik, bertutur kata yang sopan akan mendapatkan sanjungan dan pemgakuan masyarakat, ia akan merasa tentram dan nyaman tanpa ada yang menerornya. Dari surat Luqman ayat 13-19 dapat dijadikan konsep menuju kebahagiaan dalam kehidupan keluarga ditinjau pentingnya hubungan harmonisasi dengan metode nasihat di dalam kelurga, karena di dalam ini memuat nilai akidah yang menuju kepada kebahagiaan hakiki, syariat sebagai perantara amal perbekalan untuk akhirat disertai ibadah, dan akhlak. Semua ini merumuskan langkah-langkah agar memperoleh kebahagiaan seperti pada awal surat Luqman yakni mereke yang berkesinambungan selalu mengerjakan amal kebaikian atau yang disebut dengan al-Muhsinin. 32 An-Nawawy, Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarf, Riadhus Sholihin, … h. 507 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Selain sebagai kitab suci yakni petunjuk yang tidak ada keraguaanya, al- Qur’an sering kali mengemukakan konsep apapun yang kita inginkan, akan tetapi dalam kesimpulan ini sesuai penulisan ini bahwa konsep al-Qu r’an tentang keluarga bahagia ialah: 1. Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian keluarga ialah kelompok masyarakat yang terbentuk dari hasil hubungan perkawinan laki-laki dan wanita atas dasar untuk saling mengenal diantara keduanya, serta memperbanyak keturunan demi melangsungkan kehidupan manusia didasarkan rasa cinta dan kasih sayang, yang demikian itu akan tercipta ketenangan, kedamaian diantara keduanya. 2. Kebahagiaan dalam bahasa Arab terambil dari kata al-Falah yang berarti membelah. Dari sini, petani dinamai al-Fallah, karena dia mencangkul untuk membelah tanah lalu menanam benih. Benih yang ditanamnya menumbuhkan buah yang diharapkan. Dari sini agaknya sehingga memperoleh apa yang diharapkan dinamai Falah, dan hal tersebut tentu melahirkan kebahagiaan yang juga menjadi salah satu makna falah. 3. Menurut Jalaluddin Rakhmat, menyebutkan ada tiga macam stuktur hubungan keluarga, yang secara ringkas dipaparkan sebagai berikut: Pertama, Struktur komplementer, yang biasa disebut sebagai pola keluarga tradisonal. Pada hubungan sejenis ini, ada dua pihak yang menjalankan peran tidak sama, dan masing-masing menekankan ketidaksamaan tersebut. Kedua, Struktur Simetris, ini yang sering disebut sebagai stuktur hubungan keluarga modern, yaitu suami dan istri memasuki pernikahan seperti memasuki sebuah “kontrak” perjanjian, dan mereka umumnya merumuskan kontrak tersebut secara tertulis. Ketiga, Stuktur pararel, merupakan gabungan antara struktur komplomenter dan struktur simetris, kedua belah pihak berada dalam hubungan komlplomenter yang saling membutuhkan dan saling melengkapi serta saling bergantung 4. Diantara sejumlah fungsi keluarga yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak, antara lain: Protektif, bilogis, afektif, ekonomis, rekreatif, edukatif, civilasi, dan religius 5. Ada tiga kunci yang disampaikan Allah SWT. dalam ayat tersebut, dikaitkan dengan kehidupan rumah tangga yang ideal menurut Islam, yaitu: Sakinah as-sakinah, Mawadah al-mawaddah, dan Rahmah ar- rahmah. Kemudian dalam surat at- Tahrim : 6 tentang ta’at dan kesiapan kualitas diri dalam pendidikan serta penanaman keimanan agar anggota keluarga terhindar dari api neraka, dan surat al-Anfal : 27-28 tentang larangan mengkhianati dari tuntunan dan tuntutan Allah swt dan Rasul saw. 6. Mengenai konsep al-Quran tentang keluarga bahagia, 7 Ayat Surat Luqman ayat 13-19 ini dapat dijadikan konsep meraih keluarga bahagia, diantaranya ialah nilai keimanan, ibdadah, ada sopan santun, berakhlak mulia.