Konsep Keluarga Bahagia dalam Surat ar-Rum ayat 21
Muhammad Rasyid Ridha bahwa sakinah adalah sikap jiwa yang timbul dari suasana ketenangan dan merupakan lawan dari kegoncangan bathin
dan ketakutan.
1
Kata “sakinah” terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf si, kaf, dan nun yang mengandung makna ketenangan, atau antonim dari
guncang dan gerak. Berbagai bentuk kata yang terdiri dari ketiga huruf tersebut kesemuanya bermuara di atas. Rumah dinamai maskan karena ia
adalah tempat untuk meraih ketenangan setelah sebelumnya penghuninya bergerak, bahkan boleh jadi mengalami keguncangan di luar rumah.
“Pisau” yang berfungsi menyembelih binatang dinamai “sikkin” dari akar kata yang sama dengan sakinah karena pisau tersebut adalah alat yang
menghasilkan ketenangan bagi binatang, setelah sebelumnya ia bergejolak. Demikian pakar tafsir Quraish Shihab memaparkan penjelasan sakinah.
2
Sehingga ungkapan Rasulullah saw. “Baitii jannatii”, rumahku adalah surgaku, merupakan ungkapan tepat tentang bangunan rumah
tangga dan keluarga ideal. Dimana dalam pembangunannya mesti dilandasi fondasi kokoh berupa Iman, kelengkapan bangunan dengan
Islam, dan pengisian ruang kehidupannya dengan Ihsan, tanpa mengurangi kehirauan kepada tuntutan kebutuhan hidup sebagaimana layaknya
manusia tak lepas dari hajat keduniaan, baik yang bersifat kebendaan maupun bukan.
Keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah, merupakan suatu keluarga dambaan bahkan merupakan tujuan dalam suatu perkawinan dan
sakinah itu didatangkan Allah swt. ke dalam hati para nabi dan orang- orang yang beriman, maka untuk mewujudkan keluarga sakinah harus
melalui usaha maksimal, baik melalui usaha bathiniah memohon kepada Allah swt, maupun berusaha secara lahiriah berusaha untuk memenuhi
1
http. Nurul Hakim, S.Ag. Konsep Keluarga Sakinah Perspektif UU NO.1 Tahun 1974 dan PP No. 10 TAHUN 1983
2
M. Quraish Shihab, Secerah Cahaya Ilahi-Hidup bersama Al- Qur’an, Bandung: Miza.
2007, Cet. II. h.184
ketentuan baik yang datangnya dari Allah swt. dan Rasul-Nya, maupun peraturan yang dibuat oleh para pemimpin dalam hal ini pemerintah
berupa peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Abu al-Hasan al-Mawardy berkata mengenai makna,
“Dan dijadikan-
Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.” Ar-Rum:21. Di dalam ayat ini terdapat empat pendapat: Pertama, bahwa arti Mawaddah
rasa kasih adalah al-Mahabbah kecintaan sedangkan arti Rahmah rasa sayang adalah asy-Syafaqah rasa kasihan. Kedua, bahwa arti Mawaddah
adalah al- Jimâ‟ hubungan badan dan Rahmah adalah al-Walad anak.
Ketiga, bahwa arti Mawaddah adalah mencintai orang besar yang lebih tua dan Rahmah adalah belas kasih terhadap anak kecil yang lebih
muda. Keempat, bahwa arti keduanya adalah saling berkasih sayang di antara pasangan suami-isteri. al-Mawardy: an-Nukat Wa al-
‟Uyûn
3
Imam Nawai al-Bantani menfsirkan, kata litaskunu ialah perolehan agar mendapatkan ketenangan antara suami istri, yang diliputi rasa
mawadah yakni penuh cinta, dan rahmah rasa kasih. Beliau menambahkan mawadah ialah rasa cinta yang kecil terhadap yang besar, dan rahmah
ialah kasih dari yang besar kepada yang kecil muda. Dan kesemua itu adalah antara pasangan suami istri ditekankan berfikir karena asal
muasalnya dari tanah.
4
M. Quarih Shihab berpendapat dalam penjelasan arti mawadah, yakni sifat pemilik tidak rela pasangan atau mitra yang tertuang kepadanya
mawadah, disentuh oleh sesuatu yang mengeruhkannya. Mawadah ialah jalan menuju terabaikannya pengutamaan kenikmatan duniawi bahkan
semua kenikmatan untuk siapa yang tertuju kepadanya mawadah itu, dan karena itu siapa yang memiliki dia tidak akan memutuskan hubungan
apapun yang terjadi.
5
3
httpsuryadhie.wordpress.com...agama-artikel-islam-kehidupan-keluarga-sakinah-3
4
an-Nawawi al-Bantani. Marah al Labib Tafsir al-Munir. Daarul Ihya. t.t. h. 163
5
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al- Qur’an.
Jakarta: Lintera Hati, 2002. h. 36
Surat ar-Ruum ayat 21 ini memberi informasi bahwa tanda-tanda kekuasaan Allah telah memberikan naluri ketertarikan pada manusia rasa
kasih sayang dalam memperoleh ketenangan. Kecenderungan dan rasa tentram suami kepada istri dan kelengketan istri dengan suaminya
merupakan hal yang bersifat fitrah dan sesuai dengan instingnya. Ayat ini merupakan pondasi kehidupan yang diliputi suasana perasaan yang
demikian sejuk. Isteri ibarat tempat suami bernaung, setelah perjuangannya seharian demi mendapatkan sesuap nasi, dan mencari
penghiburnya setelah dihinggapi rasa letih dan penat. Dan, pada putaran akhirnya, semua keletihannya itu ditumpahkan ke tempat bernaung ini. Ya,
kepada sang istri yang harus menerimanya dengan penuh rasa suka, wajah yang ceria dan senyum. Ketika itulah, sang suami mendapatkan darinya
telinga yang mendengar dengan baik, hati yang welas asih dan tutur kata yang lembut.
Keterkaitan surat ar-Rum ayat 21 ini dengan sebelumnya ialah Allah swt berfirman :
ش ث خ آ
ش
Di antara bukti-bukti-Nya adalah Dia telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian kamu bertebaran.
Ayat ini berbicara tentang kajadian manusia hingga mencaai tahap basyariat yakni totalitas persamaan ddalam potensi kemanusiaan, tanpa
mempertimbangkan perbedaan dalam sifat-sifat individual, atau tingkat kecerdasan pikiran dan emosi masing-masing, juga kata ini megesankan
pencapaian masa kedewasaan dan kemampuan hubungan seks. Kemudian ayat mengantarkanya berkembang biak sehingga menjadikan mereka
bersama anak cucunya berkeliaran di persada bumi.
6
Lalu Allah menjelaskan dalam potensi basyariat tersebut Allah memberikan
6
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al- Qur’an. h. 33
informasi bahwa potensi tersebut dapat diraih dengan meraih kebahagiaan melalaui sakinah, mawadah dan rahmah.
Dalam surat ar-Ruum inilah dapt disimpulkan bahwa kebahagiaan dalam keluarga ialah meletakan rasa cinta dan kasih sayang dalam
keserasian dan keseharian pasangan, suami istri dan anggota keluarga. Dalam konsep ini Rasul saw telah mencontohkan kepada isti dengan
panggilan mesra kepada Aisyah ya Humairoh yang secara langsung keharmonisan dalam rumah tangga.