c. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Purwa Darminta, prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan dalam kegiatan belajar.
36
Menurut Surtatinah Tirtonegoro bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol,
angka, huruf, maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu .
37
Menurut S. Nasution prestasi belajar adalah suatu perubahan individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan saja akan tetapi dapat juga
membentuk kecakapan, kebiasaan diri pribadi individu yang belajar.
38
Berdasarkan penjelasan diatas, menurut hemat peneliti hasil belajar dari ranah kognitif adalah sesuatu yang diperoleh individu melalui proses
belajar yang menghasilkan perubahan-perubahan dari segi penggetahuan yang factual dan emperis, dan hasil tersebut merupakan hasil interaksi
berbagi factor baik internal maupun factor eksternal.
d. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Factor yang berpengaruh pada pencapaian prestasi disekolah, kesuksesan anak disekolah tidak hanya ditentukan factor kognisi atau
kecerdasan semata. Ada factor lain yang berpengaruh besar: 1.
Keyakinan kemampuan diri Keyakinan kemampuan diriself efficacy anak adalah keyakinan anak bahwa
dirinya mampu menguasai tugas sekolah dan mengatur sendiri belajarnya. Anak yang tinggi keyakinan kemampuan dirinya lebih cenderung berusaha
mencapai prestasi dan lebih cenderung sukses dari pada anak yang tidak mempunyai keyakinan atas kemampuannya.
36
Wjs.Poerwadarminta, kamus umum bahasa Indonesia, Jakarta: PN balai pustaka, 1976, h.176.
37
Suhartinah Tirtonegoro, anak sper normal dan program pendidikannya, Jakarta: bina aksara,tt, h.13.
38
S. Nastion, didaktik dasar-dasar mengajar Bandung: Jemmars, 2995, h.25.
2. Praktik pengasuhan oleh orang tua
Orang tua dari anak yang pencapaiannya tinggi menciptakan lingkungan belajar anak mereka. Mereka menyediakan tempat khusus untuk belajar dan
untuk menyimpan buku atau alat sekolah. Mereka mengatur waktu makan, tidur, dan mengerjakan PR anak, mereka memantau lamanya anak di ijinkan
menonton TV dan acara TV yang boleh diikuti. Mereka juga mengawasi kegiatan anak sepulang dari sekolah. Mereka memperlihatkan minat terhadap
kehidupan anak dengan bercakap-cakap mengenai sekolah dan juga terlibat dengan kegiatan sekolah. Anak-anak yang orang tuanya terlibat dengan
sekolah terbukti lebih berprestasi disekolah. 3.
Status social ekonomi Status social orang tua dapat menjadi factor ampuh pada pencapaian prestasi
pendidikan anak. Social ekonomi biasanya bukan merupakan factor penentu langsung pada pencapaian prestasi. Melainkan melalui perannya dalam
menciptakan atmofer keluarga, Pilihan tetangga, dan praktik pengasuhan oleh orang tua, anak-anak dari keluarga miskin lebih cenderung mengalami
atmofer rumah dan sekolah yang buruk, mengalami kejadian yang menimbulkan stress, serta mengalami keadaan rumah tangga yang keras dan
tidak stabil. Mereka cenderung tinggal di lingkungan kumuh dan bersekolah di sekolah yang rendah mutunya. Keadaan tidak selalu suram jika ada
intervensi dari luar keluarga. Misalnya ada tunjangan pendapatan bagi orang tua tidak mampu, atau ada beasiswa bagi anak tidak mampu.
4. System pendidikan
System pendidikan yang baik dapat meningkatkan perkembangan anak-anak. Misalnya: system pendidikan yang menekankan pada tanggungjawab anak,
pilihan pendidikan oleh orang tua, dan pengendalian atau keluwesan yang lebih besar oleh pemerintah daerah atau sekolah tertentu.
5. Budaya
Perbedaan budaya berpengaruh pada pencapaian prestasi di sekolah. Misalnya: masyarakat yang memiliki budaya menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan akan cenderung menghasilkan banyak anak yang berprestasi tinggi disekolah. sumber: diadaptasi dari Diane E- papalia dkk. Human
development 10 th. Edition, MC Graw. Hill,2007.
39
Seperti yang telah dijelaskan bahwa hasil belajar terdapat fakor-faktor yang mempengaruhinya, baik dari segi factor internal maupun eksternal. Dengan
demikian untuk memahami hasil belajar maka perlu memahami pula factor- faktor yang mempengaruhinya, diantaranya:
1. Factor Eksternal
Factor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu factor social dan non social. Factor social adalah hubungan antar manusia yang
terjadi dalam berbagai situasi social, diantaranya; keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. sedangkan factor non social yaitu lingkungan
alam dan fisik seperti keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku- buku sumber dan sebagainya.
a. Keluarga, mencangkup pendidikan orang tua, perhatian dan
bimbingan orang tua, situasi dalam rumah, peralatan atau media belajar di rumah.
b. Sekolah, mencangkup kualitas guru, kedisiplinan guru dalam
mengajar, metode mengajar, kurikulum, fasilitas, jumlah murid perkelas dan pelaksanaan tata tertib.
c. Masyarakat, mencangkup pergaulan dan tingkat pendidikan.
d. Lingkungan sekitar, meliputi keadaan rumah atau bangunan, lalu
lintas dan iklim.
40
2. Factor Internal
39
Lusi Nuryanti, psikologi anak, Jakarta : PT. Malanan Jaya Cemerlang, 2008, cet. 1, h.39- 40
40
M.Dalyono, psikologi pendidikan, Jakarta: PT Renika Cipta,1997 cet. 1,h.55‐57
Adalah factor yang mempengaruhi factor diri peserta didik serta usaha yang dijalankannya. Brata:1984:252 mengklasifikasikan factor internal
mencakup; factor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani individu, yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani
tertentu terutama panca indra. Selanjutnya yaitu factor psikologis, yang berasal dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap,dan motivasi.
41
Intelegensi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar, karena hasil belajar yang dicapai sesuai dengan
kapasitas tingkat intelegensinya. Minat yaitu kecendrungan dan kegaerahan terhadap sesuatu. Dengan
minat yang tinggi maka perhatiannya akan lebih memusat terhadap sesuatu yang diminatinya sehingga peserta didik akan mencapai hasil belajar yang
diinginkan. Sikap merupakan gejala internal yang terdimensi efektif berupa
kecendrungan mereaksi atau respon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, benda dan sebagainya, baik secara positif maupun negative.
Dengan demikian selain factor eksternal, factor internalpun tak kalah pentingnya untuk memberi kontribusi yang cukup besar dalam mencapai hasil
belajar yang optimal. Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti
sesuatu yang terjadi pada diri seseorang. Peristiwa tersebut mulai dari adanya perubahan kognitif atau pengalaman untuk kemudian berpengaruh pada
perilaku. Dengan demikian, perilaku belajar seseorang didasarkan pada tingkat pengalaman terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian dapat
diketahui melalui test dan pada akhirnya memunculkan hasil belajar dalam bentuk nilai riel atau non riel.
41
E.Mulyasa, implementasi kurikulum 2004 panduan pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005 h. 193
Hasil belajar berhubungan erat dengan prestasi anak atau potensi anak, potensi ini yang meliputi segala yang dimiliki anak yang memungkinkannya
untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik dalam aspek kognisi, emosi, dan social.
Menurut Reni Akbar Hawadi2001: factor-faktor yang mempengaruhi pengembangan potensi anak:
1. Factor internal yang terdapat dalam diri siswa
Factor internal yang mempengaruhi pengembangan potensi anak meliputi taraf kecerdasan, konsep diri, motivasi berprestasi, minat, bakat, sikap, dan system
nilai.
Table 2 Factor internal yang memengaruhi pengembangan potensi anak
No Factor yang
memengaruhi 1. Taraf
Kecerdasan 2. Konsep
Diri 3. Motivasi
Berprestasi 4. Minat
5. Bakat 6. Sikap
7. System
Nilai a.
Taraf kecerdasan Taraf kecerdasan menunjukan kemampuan berpikir anak, kemampuan
menggunakan nalar, dan kemampuan memecahkan masalah menggunakan logika. Biasanya untuk menggetahui taraf kecerdasan ini dilakukan tes
kecerdasan atau tes intelegensi. Mengelompokan individu kedalam skala tertentu, taraf kecerdasannya sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat
rendah. Taraf kecerdasan yang diketahui melalui tes intelegensi berbeda
makna dengan Sebutan pintar dan bodoh. Pintar dan bodoh yang digunakan sehari-hari lebih menunjukan pada hasil atau produk dari proses belajar dan
terkait dengan prestasi akademik. Anak yang taraf kecerdasannya tinggi belum tentu menjadi anak pintar disekolah, sebaliknya anak yang nilainya
selalu jelek dikelas belum tentu memiliki taraf kecerdasan rendah. b.
Konsep diri Konsep diri menunujukan cara seseorang dirinya sendiri dan kemampuannya.
anak yang memandang dirinya secara positif dan menilai dirinya mampu akan lebih berhasil disekolah dan didalam kehidupan socialnya dari pada
anak yang memandang dirinya secara negative dan menilai dirinya tidak mampu.
c. Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk meraih yang terbaik bidang tertentu, khususnya bidang akademik, motivasi berprestasi
akan muncul dalam bentuk: 1.
Usaha untuk mendapat nilai yang baik 2.
Dapat mengatasi rintangan belajar 3.
Mempertahankan kualitas prestasi belajar yang baik 4.
Bersaing dengan orang-orang lain untuk menjadi yang terbaik Anak-anak sekolah sangat penting memiliki motivasi berprestasi yang
tinggi untuk dapat menjalani proses belajar sebaik-baiknya. Motivasi berprestasi yang tinggi akan membuat seorang anak:
1. Tekun belajar
2. Belajar menyelesaikan tugas
3. Bertanya jika belum paham
Tentu saja ketiga sifat tersebut akan mempengaruhi keberhasilan anak mengembangkan potensi yang dimilikinya.
d. Minat
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan. Pada dasarnya setiap orang
akan lebih senang melakukan sesuatu yang sesuai dengan minatnya yang
disukai dari pada melakukan sesuatu yang kurang disukai. Belajar dalam keadaan hati senang tentu saja akan lebih mudah dari pada anak belajar
dengan suasana hati yang terpaksa. e.
Bakat Bakat adalah kapasitas untuk belajar dan baru akan muncul setelah melalui
proses latihan dan usaha pengembangan. Setelah anak diberi kesempatan untuk berlatih dan mencoba barulah bakat anak dapat terlihat dan dapat terus
dikembangkan. Anak berbakat akan memberikan hasil jauh lebih baik dari pada anak sejak awal tidak menyimpan bakat dalam bidang tersebut.
f. Sikap
Sikap adalah cara seseorang menerima atau menolak sesuatu yang didasarkan pada cara dia memberikan penilaian terhadap objek tertentu yang berguna
ataupun tidak bagi dirinya, sikap seseorang dapat muncul sebagai hasil proses pengamatan dan dari apa yang diterima dan dipelajari melalui
inderanya. Sangat penting kita membentuk sikap yang positif pada anak. Misalnya: sikap terhadap proses belajar dan usaha pengembangan potensi
dirinya. g.
System nilai System nilai adalah keyakinan yang dimiliki seseorang tentang cara
bertingkah laku dan hasil akhir yang diinginkannya dari tingkah lakunya. System nilai yang dianut seseorang akan memengaruhi dan menentukan
motivasi, gaya hidup, dan tindakan-tindakanya. Anak-anak sedang dalam proses pembentukan system nilai. System nilai terbentuk melalui proses
penanaman oleh orang tua, guru, dan pengaruh teman sebaya. 2.
Factor eksternal yang berasal dari luar diri individu atau berasal dari lingkungan. Factor eksternal yang memengaruhi pengembangan potensi anak
meliputi lingkungan: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat luas. lingkungan anak adalah 1. Dunia diluar diri anak, 2.
Pembelajaran yang berasal dari pengalaman anak. Ketiga Lingkungan tersebut dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan potensi anak.
Lingkungan yang langsung dialami anak ialah keluarga. Keluarga inti adalah unit rumah tangga yang terdiri dari dua generasi, yakni ayah-ibu dan
anak-anaknya. Keluarga besar adalah unit rumah tangga banyak generasi, yang terdiri kakek-nenek, paman-tante, kemenakan, dan sepupu. Yang semuanya itu
mempunyai peran penting bagi perkembangan anak-anak.
Table 3 faktor eksternal yang memengaruhi pengembangan potensi anak
No Factor yang memengaruhi
1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan sekolah,
3. Lingkungan masyarakat luas.
Status social ekonomi keluarga merupakan salah satu factor yang berpengaruh pada proses perkembangan dan hasil perkembangan anak.
Status social ekonomi mencakup penghasilan. Pendidikan, dan pekerjaan orang tua. Status social ekonomi keluarga memengaruhi proses dan hasil
perkembangan secara tidak langsung melalui sejumlah factor antara: -
yang meliputi jenis rumah yang ditempati beserta tetangga yang hidup bersamanya.
- Mutu gizi, perawatan kesehatan, sekolah yang tersedia bagi keluarga
bersangkutan. Jadi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau perubahan
perilaku siswa setelah terjadinya proses pembelajaran. Kedua factor diatas sangat berperan bagi tercapainya prestasi belajar seorang siswa, tidak akan
optimal jika hanya satu factor saja yang berperan tanpa factor yang lain, factor
yang ada dalam diri akan bisa berkembang dengan dukungan factor luar baik keluarga, sekolah, masyarakat, ataupun lingkungan sekitar.
Uraian diatas akan lebih optimal hasilnya jika didukung dengan peran orang tua yang sangat penting dalam mengembangkan potensi anak:
1. Menciptakan atmosfir yang penuh penghargaan, waktu yang cukup untuk
bermain, dan kesempatan untuk mandiri. 2.
Mengembangkan pola komunikasi yang positif 3.
Menyediakan aturan yang konsisten dan batas-batas yang jelas dari setiap aturan. Aturan-aturan tersebut juga harus disertai dengan penjelasan yang
memadai. 4.
Menyediakan aktifitas yang mendukung penguasaan anak akan ketrampilan-ketrampilan yang harus dikuasainya dan membuat anak
mengembangkan perasaan ‘mampu’ 5.
Menyediakan kesempatan untuk merangsang dan belajar dengan anggota keluarga yang lain melalui hobi, permainan, aktivitas fisik, dan kegiatan
piknik. 6.
Menekankan pentingnya belajar 7.
Menjaga komunikasi dengan guru disekolah.
42
Lingkungan keluarga
sangat dipengaruhi oleh lingkungan
masyarakat luas, terutama budaya, dan kelompok etnis. Budaya menyangkut cara hidup total kelompok atau masyarakat menyangkut adat,
tradisi, peraturan, keyakinan, nilai, bahasa, dan produk fisik. Budaya adalah seluruh perilaku dan sikap yang dipelajari, dialami bersama, dan
disebarkan ke para anggota kelompok social. Kelompok etnis terdiri dari orang yang disatukan oleh budaya,
keturunan, agama, bahasa, atau asal Negara, yang menyumbang ke identitas bersama beserta sikap, keyakinan, dan nilai bersama. Budaya dan
42
Lusi Nuryanti, optimalisasi potensi anak, PT.indeks anggota ikapi no.228cet.ke-1, hal. 56-65
etnis memengaruhi perkembangan anak melalui pengaruhnya pada komposisi rumah tangga, sumber daya ekonomi social, cara bertindak
anggota terhadap anggota lain, makanan yang dikonsumsi anak, permainan yang dimainkan anak, cara belajar anak, pekerjaan orang tua,
serta cara anggota keluarga memikirkan dan mempersepsikan dunia ini. Untuk memudahkan pembahasan dapat diklasifikasikan sebagaimana
bagan berikut:
1.2. Kerangka Konseptual Factor-Faktor Yang Berpengaruhi Pada