Jenis Diare Etiologi Diare

18 pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fecal oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, cairan atau bendayang tercemar oleh tinja, misalnya air minum, jari-jari tangan makanan, dan makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air yang tercemar Depkes RI, 2000. Menurut Depkes RI 2000, hal - hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan air bersih adalah : a. Mengambil air dari sumber air yang bersih. b. Mengambil dan menyimpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta menggunakan gayung khusus untuk mengambil air. c. Memelihara atau menjaga sumber air dari pencemaran oleh binatang, anak-anak, dan sumber pengotoran. Jarak antara sumber air minum dengan sumber pengotoran seperti septic tank, tempat pembuangan sampah dan air limbah harus lebih dari 10 meter. d. Mengunakan air yang direbus. 19 e. Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan cukup 2. Ketersediaan Jamban Keluarga Ketersediaan jamban atau pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari kesehatan lingkungan. Pembuangan tinja yang tidak menurut aturan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit tertentu yang penulurannya melalui tinja antara lain penyakit diare. Menurut Notoatmodjo 2003, syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan adalah : a. Tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya b. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya c. Tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya d. Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan vector penyakit lainnya e. Tidak menimbulkan bau f. Pembuatannya murah, penggunaanya mudah dan mudah dipelihara. 20 3. Kebiasaan Mencuci Tangan Beberapa perilaku yang tidak sehat dalam keluarga adalah kebiasaan tidak mencuci tangan. Mencuci tangan yang baik sebaiknya menggunakan sabun sebagai desifektan atau pembersih kuman yang melekat pada tangan, kebiasaan mencuci tangan dapat dilakukan pada saat sesudah membuang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi makanan pada anak, dan sesudah makan mempunyai dampak terhadap diare. Kemudian kebiasaan membuang tinja juga dapat beresiko terhadap diare misalnya membuang tinja termasuk tinja bayi harus dilakukan secara bersih dan benar. Banyak orang yang beranggapan bahwa tinja pada bayi tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar sehingga dapat menimbulkan diare pada anak Widjaja, 2002. 2. Faktor malabsorpsi Faktor malabsorpsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorpsi karbohidrat dan lemak. Malabsorpsi karbohidrat, pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula dapat menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, dan sakit di daerah perut. Sedangkan malabsorpsi 21 lemak, terjadi bila dalam makanan terdapat lemak yang disebut triglyserida. Triglyserida, dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan baik Widjaja, 2002. 3. Faktor makanan Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah sayuran dan kurang matang. Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada anak-anak balita Widjaja, 2002. 4. Faktor psikologis Rasa takut , cemas, dan tegang yang berlebihan, jika terjadi pada anak bisa menyebabkan diare. Tetapi jarang terjadi pada balita umumnya pada anak yang lebih besar Widjaja, 2002.

2.2. Sanitasi

Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa sanitasi adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Depdiknas 2009 menjelaskan pengertian sanitasi adalah kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia. Kondisi 22 tersebut mencakup pasokan air yang bersih dan aman; pembuangan limbah dari hewan, manusia dan industri yang efisien; perlindungan makanan dari kontamasi biologis dan kimia; udara yang bersih dan aman; dan rumah yang bersih dan aman. 2.2.1. Sanitasi Dasar Sanitasi dasar merupakan salah satu persyaratan dalam rumah sehat. Sarana sanitasi dasar berkaitan langsung dengan masalah kesehatan, terutama masalah kesehatan lingkungan. Sarana sanitasi dasar menurut Depkes 2002, yaitu meliputi penyediaan sarana air bersih, jamban, pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah rumah tangga.

1. Sarana Air Bersih

Air merupakan unsur yang paling penting dalam kehidupan ini setelah udara. Air merupakan salah satu kebutuhan pokok yang mutlak dibutuhkan bagi kehidupan manusia sepanjang masa baik langsung maupun tidak langsung. Sejalan dengan waktu dan kemajuan peradaban, kebutuhan akan air semakin hari. Menurut Permenkes 416 tahun 1990 definisi air bersih adalah air yang digunakan untu keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah direbus terlebih dahulu. 23 Sarana air bersih adalah sarana yang dapat menghasilkan air bersih seperti sumur gali SG, sumur pompa tangan SPT, penempungan air hujan PAH, perlindungan mata air PMA, sistem perpipaan PP dan terminal air TA. Sumur gali merupakan sarana air bersih dengan cara mengambil air dari lapisan tanah dengan kedalaman tertentu. Sumur gali banyak didapat dan diterapkan di daerah pedesaan karena mudah dalam pembuatan dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dengan peralatan sederhana dan biaya yang murah Sanropie. dkk., 1984. Biasanya air sumur gali relatif dekat dengan tanah permukaan. Oleh karena itu sumur gali mudah terkontaminasi melalui rembesan. Kontaminasi paling umum adalah karena penapisan air dari sarana pembuangan kotoran manusia dan binatang Depkes, 1995. Sarana air bersih yang dibuat memenuhi syarat konstruksi dan kesehatan, diharapkan kontaminasi dapat dikurangi dan kualitas air yang dihasilkannya baik. Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bersih bagi penghuni rumah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga perlu diperhatikan dalam pendirian sarana air bersih. Apabila sarana air bersih dibuat memenuhi syarat 24 teknis kesehatan diharapkan tidak ada lagi pencemaran terhadap air bersih, maka kualitas air yang diperoleh menjadi baik. Persyaratan kesehatan sarana air bersih sebagai berikut: 1. Sumur Gali SGL a. Jarak sumur gali dari sumber pencemar minimal 11 meter b. Lantai harus kedap air c. Tidak retak atau bocor d. Mudah dibersihkan e. Tidak tergenang air f. Tinggi bibir sumur minimal 80 cm dari lantai, dibuat dari bahan yang kuat dan kedap air g. Dibuat tutup yang mudah dibuat h. Lantai sekitar sumur dibuat dengan jarak minimal 1 meter dari dinding sumur, dengan kemiringan yang cukup untuk memudahkan air mengalir keluar, dan dibuat kedap air untuk mencegah merembesnya air kotor

Dokumen yang terkait

Hubungan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar, Personal Hygine Ibu Balita dan Kebiasaan Jajan dengan Riwayat Penyakit Diare pada Balita Daerah Sepanjang Aliran Sungai Citarum di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Tahun 2014

2 9 195

Hubungan Karakteristik, Personal Hygine Ibu, dan Kondisi Sanitasi Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Sei Dua Hulu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten asahan Tahun 2014

3 113 159

HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE IBU DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KARANG SAMBUNG KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2014.

0 0 1

Hubungan Karakteristik, Personal Hygine Ibu, dan Kondisi Sanitasi Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Sei Dua Hulu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten asahan Tahun 2014

0 0 15

Hubungan Karakteristik, Personal Hygine Ibu, dan Kondisi Sanitasi Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Sei Dua Hulu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten asahan Tahun 2014

0 0 2

Hubungan Karakteristik, Personal Hygine Ibu, dan Kondisi Sanitasi Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Sei Dua Hulu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten asahan Tahun 2014

0 0 10

Hubungan Karakteristik, Personal Hygine Ibu, dan Kondisi Sanitasi Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Sei Dua Hulu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten asahan Tahun 2014

0 0 39

Hubungan Karakteristik, Personal Hygine Ibu, dan Kondisi Sanitasi Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Sei Dua Hulu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten asahan Tahun 2014

0 0 4

Hubungan Karakteristik, Personal Hygine Ibu, dan Kondisi Sanitasi Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Sei Dua Hulu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten asahan Tahun 2014

0 0 38

HUBUNGAN KEPEMILIKAN SANITASI DASAR DAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JETAK KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK

0 0 55