Macam-Macam Disiplin Kerja Guru

3. Indikator Semangat Kerja Dengan semangat kerja yang tinggi ini membuktikan adanya kedisiplin kerja yang tinggi, baik di waktu mengajar ataupun memberikan tugas kepada siswa, karena semangat kerja di waktu datang dari dalam individuguru tersebut, jika semangat guru kurang maka proses pembelajaran pun akan kurang baik dan sebaliknya jika semangat guru tinggi maka proses pembelajaran akan menjadi baik. Hal ini dapat dilihat dari a. Dalam memberikan pelajaran di kelas b. Memberikan dorongan atau motivasi bagi siswa agar berprestasi

B. Pengertian Belajar

Belajar adalah merupakan faktor penentu proses perkembangan; manusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan nilai-nilai tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melaui belajar. Ngalim Purwanto menguraikan mengenai apa yang dimaksud belajar, akan dikemukakan beberapa definisi yaitu: a. Hilgard dan Bower, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi. b. Gagne mengemukakan, belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. c. Morgan mengemukakan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan pengalaman.” 18 Berdasarkan definisi di atas bahwa belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri dan segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Menurut M.Alisuf Sabri “belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik actual maupun potensial.” 19 Perubahan tingkah laku aktual dan potensial yakni perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar yang dapat dilihat seperti anak dapat membaca, menulis serta pemahaman, dan hasil belajar yang tidak dapat dilihat yang dapat dirasakan oleh belajar saja, seperti penghargaan, kayakinan, kemampuan analisis dan evaluasi. Dalam pandangan psikologi ada empat pandangan mengenai belajar yaitu: 18 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Reamadja Karya, 2007 , Cet 22, h.84 19 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1996 , h.56 1. Pandangan psikologi behavioristik, menurut pandangan ini belajar dilaksanakan dengan control instrumental dari lingkungan. Guru mengkondisikan keadaan lingkungan sehingga siswa mau belajar. 2. Pandanga psikologi humanistic, belajar dapat dilakukan sendiri oleh siswa, dalam belajar demikian siswa senantiasa menemukan sendiri mwngwnai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari guru. 3. Pandangan psikologi kognitif, pandangan ini merupakan konvergensi dari pandangan behavioristik dan humanistic, menurut pandangan ini belajar merupakan perpaduan dari usaha pribadi dengan control instrumental yang berasal dari lingkungan. 4. Pandangan psikologi gestalt, menurut pandangan ini, belajar adalah usaha yang bersifat totalitas dari individu.” 20 Berdasarkan pandangan psikologi di atas dapat disimpulkan bahwa anak didik tidak dijadikan menjadi orang lain melainkan dibiarkan menjadi diri sendiri. Ia tidak direkayasa agar terkait kepada orang lain, bertanggung kepada pihak lain dan memenuhi harapan orang lain. Ia dibiarkan agar menjadi dirinya sendiri.

2. Teori Tentang Belajar

Beberapa ahli mempunyai interprestasi masing-masing mengenai teori belajar, interprestasi tersebut terkadang berbeda antara satu ahli dengan ahli lainnya. Sesuai dengan pemahaman dan tekanan yang dimaksud. 20 Ali Imron, Belajar dan Mengajar, Jakarta: Pustaka Jaya, 1996 , h.3-4