BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran umum Kota Medan
A. Sejarah Singkat Kota Medan
Kota Medan sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan propinsi Sumatera Utara, dulunya adalah
merupakan sebuah kampung kecil yang berada di atas tanah datar atau medan diantara sungai babura dengan sungai deli. Yang pada waktu itu dikenal dengan
nama “medan Putri”, yang sekarang kita kenal dengan Jalan Putri Hijau. Menurut Tengku Lukman, SH, dalam bukunya yang berjudul “Riwayat Hamparan
Perak”1971, yang mendirikan kampung medan adalah, Raja Guru Patimpus, nenek moyang Datuk hamparan perak duabelas Kuta dan Datuk Suka Piring
yaitu dua dari empat kepala suku Kesultanan Deli. Menurut John Anderson seorang pegawai pemerintahan inggris yang
berkedudukan di penang pernah berkunjung ke medan tahun 1982, dalam bukunya yang berjudul “Mission to the Eastcoast Of Sumatera”edisi Edinburg 1826
menuliskan bahwa kota Medan dulunya adalah perkampungan kecil berpenduduk 200 orang. Dalam masa kurang dari 80 tahun berkembang menjadi sebuah kota
yang sekarang kita kenal dengan nama Kota Medan.sesuai dangan keputusan DPRD tingkat II Kota madya Medan No.4DPRD1975 tanggal 26 Maret 1975, 1
juli ditetapkan menjadi hari jadi Kota Medan.kemudian melalui Peraturan Pemerintah RI No. 35 tahun 1992 tentang pembentukan beberapa kecamatan di
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara termasuk dua kecamatan pemekaran di kota Medan maka kecamatan di Kota Medan menjadi duapuluh satu 21 Kecamatan, yaitu:
No Nama Kecamatan
Luas Kecamatan km²
Jumlah Kelurahan
1 Medan Tuntungan
20,68 9
2 Medan Johor
12,81 6
3 Medan Amplas
14,58 7
4 Medan denai
11,59 6
5 Medan Area
9,05 12
6 Medan Kota
7,99 12
7 Medan Maimun
5,27 6
8 Medan Polonia
5,25 5
9 Medan baru
5,84 6
10 Medan Selayang
9,01 6
11 Medan Sunggal
2,98 6
12 Medan Helvetia
15,44 7
13 Medan Petisah
13,16 7
14 Medan Barat
6,82 6
15 Medan Timur
5,33 11
16 Medan Perjuangan
7,76 9
17 Meadn Tembung
4,09 7
18 Medan Deli
20,84 6
19 Medan Labuhan
36,67 6
20 Medan Marelan
23,82 5
21 Medan Belawan
26,25 6
TOTAL 265,10
151
B. Kota Medan Secara Geografis
Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar 265,10 Km 2 atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan
kotakabupaten lainya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan
terletak pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring keutara dan berada pada
Universitas Sumatera Utara
ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut. Secara administratif , wilayah kota medan hampir secara keseluruhan
berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat
Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber
Daya alam SDA, Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber
daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini
menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat
dengan daerah-daerah sekitarnya.
C. Kota Medan Secara Demografis
Berdasarkan data kependudukan tahun 2004, penduduk Kota Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.006.142 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar
dari pria, 1.010.174 jiwa 995.968 jiwa. Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan
mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk commuters. Dengan demikian Kota Medan Merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang
besar, sehingga memiliki deferensiasi pasar. Dilihat dari struktur umur penduduk, Kota Medan dihuni lebih kurang
1.377.751 jiwa berusia produktif, 15-59 tahun. Selanjutnya dilihat dari tingkat
Universitas Sumatera Utara
pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian Kota Medan secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat
bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur
D. Kondisi Pembangunan Di Kota Medan
Secara kasat mata pembangunan kota medan secara keseluruhan sangat berkembang pesat, terutama dalam pembangunan fisik infrastruktur. Hal ini
dapat kita lihat dengan berbagai sarana yang tersedia diseluruh penjuru kota Medan. Namun demikian kalau kita lihat masih banyak masalah yang perlu
mendapat perhatian pemerinytah kota medan, diantaranya mengenai pemukiman masyarakat yang masih kumuh.
E. Kota Medan Secara Kultural
Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal Kota Medan telah memiliki keragaman suku etnis, dan agama. Oleh karenanya,
budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai – nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak
satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan modernisasi, dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen,
dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru
memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh
karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis.
F. Kota Medan Secara Ekonomi
Kota Medan mengemban fungsi regional yang luas, baik sebagai pusat pemerintahan maupun kegiatan ekonomi dan sosial yang mencakup bukan hanya
Propinsi Sumatera Utara tetapi juga wilayah propinsi Sumbagut. Adanya fungsi regional yang luas tersebut, ternyata telah menjadikan Kota Medan dapat
menyelenggarakan aktifitas ekonomi dalam volume yang besar. Kapasitas ekonomi yang besar tersebut ditunjukan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang
dicapai Kota Medan, yang selalu berada diatas pertumbuhan ekonomi daerah – daerah sekitarnya, termasuk dibandingkan dengan dicapai oleh Provinsi Sumatera
Utara maupun Nasional. Walaupun Kota Medan sempat mengalami pertumbuhan ekonomi negatif
tahun 1998 - 20, namun selama tahun 2000 – 2004, ekonomi Kota Medan dapat tumbuh kembali rata – rata sebesar 5,19. Ini merupakan indikasi bahwa
betapapun beratnya dalamnya, krisis ekonomi yang melanda ekonomi Indonesia dan Kota Medan khususnya, namun secara bertahap pada dasarnya Indonesia dan
Kota Medan memiliki kemampuan untuk sembuh dan keluar dari krisis yang sangat berat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
G. Kota Medan Secara Sosial
Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan
penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi
masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya .
Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan salah satu masalah utama pengembangan kota yang sifatnya kompleks dan multi
dimensional yang penomenanya di pengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain : tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi, gender
dan kondisi lingkungan. Kemiskinan bukan lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan
perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat .
Data SUSENAS tahun 2004, memperkirakan penduduk miskin di kota medan tahun 2004 berjumlah 7,13 atau 32.804 rumah tangga atau 143.037 jiwa.
Dilihat dari persebarannya, Medan bagian Utara Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan merupakan kantong kemiskinan terbesar
37,19 dari keseluruhan penduduk miskin
Universitas Sumatera Utara
INDIKATOR SOSIAL KOTA MEDAN KETERANGAN
TAHUN 2004 Jumlah penduduk jiwa
APK SD MI
SMP MTs SMA MA
APM SD MI
SMP MTs SMA MA
Umur harapan hidup
Laki-laki Perempuan
Angka kelahiran kasar Angka kematian kasar
TPAK
Pengangguran
Terbuka Penduduk Miskin
2.006.142
112,40 101,60
76,05
90,00 74,83
62,45
69 71
2,26 1,70
52,92
13,01 7,13
H. Kondisi Kesehatan Kota Medan
Meskipun derajat kesehatan masyarakat Kota Medan relatif meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan antara tingkat sosial ekonomi masih ada.
Persentase anak balita yang berstatus gizi kurang dan buruk lebih tinggi pada kelompok masyarakat dengan status tingkat pendidikan rendah, dimana pada
umumnya mereka bertempat tinggal di wilayah lingkar luar kota Medan dan daerah kumuh perkotaan
Universitas Sumatera Utara
Selain gizi pada balita, pola penyakit yang diderita penduduk kota Medan umumnya menderita penyakit ISPA 126.021 orang, TB Paru 1.911 orang,
diare dan penyakit kulit, namun demikian dalam waktu bersamaan terjadi pula peningkatan penyaklit menular dan tidak menular seperti DBD, HIVAIDS,
penyakit jantung dan Diabetes Militus. Kondisi kesehatan kota medan juga ditandai dengan perilaku masyarakat
yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat, rendahnya kualitas pelayanan, rendahnya kondisi kesehatan lingkungan, krisis ekonomi, dan
bertambahnya jumlah penduduk. Permasalahan ini harus diselesaikan jika menginginkan kondisi masyarakat yang
sehat dan sejahtera.
3.2 Dinas Kesehatan Kota Medan A Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kota Medan.