subsidi dan kemudian menemukan cara untuk mendatangkan uang dari pelayanan yang terkait. Jika kita menginginkan pegawai negeri sipil menjadi “sadar
pendapatan,” kita memerlukan insentif yang mendorong mereka untuk menghasilkan uang sebagaimana mereka mengeluarkannya. Penghasilan yang
terjamin menciptakan insentif yang keliru. Manajer dari anggaran yang besar yang seluruhnya disuplai oleh badan legislatif akan bertindak seperti remaja dengan
benyak kebebasan. Tidak ada yang menghasilkan cara-cara baru untuk mendapatkan dan menghemat uang.
8. Pemerintahan yang antisipatif : Mencegah daripada mengobati
Pemerintahan tradisional yang birokratis memusatkan pada penyediaan jasa untuk memerangi masalah. Untuk menghadapi sakit, mereka mendanai
pelayanan perawatan kesehatan. Ada saatnya ketika pemerintah harus lebih memusatkan pada pencegahan :
pada pembangunan sistem air dan pembuangan air kotor, untuk mencegah penyakit; pada pengawasan terhadap susu, daging, dan rumah makan juga untuk
mencegah sakit. Tetapi ketika pemerintah mengembangkan kapasitas yang lebih besar lagi
untuk menyampaikan pelayanan, perhatian pemeritah bergeser. Ketika departemen pemadam kebakaran menjadi profesional, mereka mengembangkan
seni membasmi kebakaran, bukannya pencegahan. Ketika departemen kepolisian menjadi profesional, mereka berkonsentrasi pada penangkapan penjahat,
bukannya membantu masyarakat mencegah kejahatan. Model birokratis membawa serta keasyikan dengan penyampaian jasa,
dengan mendayung, bukan mengemudikan. Dan organisasi-organisasi yang
Universitas Sumatera Utara
memusatkan energi terbaik mereka pada mendayung dan jarang yang mencurahkan pada mengemudikan. Mereka diprogram oleh profesional
danbirokrat untuk berpikir bahwa pemerintahan seperti pelayanan, mereka menunggu sampai suatu persoalan menjadi suatu krisis, kemudian menawarkan
pelayanan baru bagi yang terkena pengaruh – tunawisma di jalanan, anak putus sekolah, pemakai obat-obat terlarang. Dengan demikian pemerintah banyak
membayar untuk mengatasi gejala – dengan lebih banyak polisi, lebih banyak penjara, lebih banyak tunjangan dan bantuan perawatan yang lebih tinggi,
sedangkan strategi pencegahan sangat kurang . Mengutip ekonom almarhum Ernst Schumacher, orang yang cerdas
memecahkan masalah, orang jenius menhindari masalah. Mencegah penyakit lebih mudah dan lebih murah daripada mengobatinya.
9. Pemerintahan Desentralisasi : Dari hierarki menuju partisipasi
dan tim kerja
Lima puluh tahun yang lalu lembaga-lembaga yang tersentralisasi sangat diperlukan. Teknologi informasi masihprimitif, komunikasi antar berbagai lokasi
masih lamban, dan tenaga kerja publik relatif belum terdidik. Tetapi sekarang ini informasi sebenarnya tidak terbatas, komunikasi antar
daerah yang terpencil bisa mengalir seketika, banyak pegawai yang sudah terdidik, dan kondisi berubah dengan kecepatan yang luar biasa.
Dalam dunia sekarang ini, sesuatu hanya akan berjalan lebih baik jika mereka yang bekerja di organisasi publik—sekolah, pembangunan perumahan
umum, taman, program pelatihan—mempunyai otoritas untuk mengambil keputusan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Dalam abad informasi, “tekanan untuk mempercepat pengambilan keputusan mengalahkan kerumitan yang semakin meningkat dan ketidakakraban
dengan lingkungan keputusan yang harus diambil,” Tofler Alvin, Anticipatory Democracy. Tofller menguraikan dua respon yang mungkin:
Salah satu cara adalah berusaha untuk lebih memperkuat pusat pemerintahan, yang menambah semakin banyak politikus, birokrat, pakar dan
komputer dalam keputusan untuk berlari lebih cepat dari akselerasi kompleksitas; cara lain adalah dengan mulai mengurangi beban keputusan dengan membaginya
kepada lebih banyak orang, yang memungkinkan lebih banyak keputusan dibuat “ke bawah” atau pada “pinggiran” ketimbang mengkonsentrasikannya pada pusat
yang terkena stress dan tidak berfungsi dengan baik.
Para pemimpin yang berjiwa wirausaha secara naluriah mencoba menjangkau pendekatan yang terdesentralisasi. Mereka menggerakkan banyak
keputusan ke “pinggiran” – ke tangan pelanggan, masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Mereka menekan otoritas keputusan yang lain “ke bawah,”
dengan membuat hierarki menjadi datar dan memberi otoritas kepada pegawai- pegawainya.
Lembaga yang terdesentralisasi mempunyai sejumlah keunggulan Pertama, lembaga yang terdesentralisasi ; lembaga tersebut dapat
memberi respon dengan cepat terhadap lingkungan dan kebutuhan pelanggan yang berubah. Kedua, lembaga terdesentralisasi jauh lebih efektif daripada yang
terdesentralisasi. ketiga, lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih inovatif daripada yang terdesentralisasi. keempat, lembaga yang terdesentralisasi
menghasilkan semangat kerja yang lebih tinggi, lebih banyak komitmen, dan lebih besar produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
10. Pemerintah Berorientasi Pasar : Mendongkrak perubahan