BAB IV PENYAJIAN DATA
Desentralisasi bidang kesehatan di Indonesia terus berproses. Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah terus saling mencari bentuk yang sesuai dan
cocok bagi upaya meningkatkan derajat kesehatan penduduk. Perkembangan kebijakan yang positif diharapkan terjadi bagi pembangunan kesehatan di daerah
melalui dialog dengan beberapa pihak yang berkaitan dengan tujuan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, sehingga terjadi pemahaman bersama tentang
solusi masalah kesehatan masyarakat Dep.Kes R.I, 2003. Beberapa pihak seperti Pemerintah Daerah dan aparatnya, institusi
kesehatan pemerintah maupun non pemerintah, institusi legislatif, komunitas dan organisasi kemasyarakatan yang berkaitan dengan kesehatan diharapkan dapat
bekerjasama menyumbangkan kemampuannya untuk mendorong desentralisasi kesehatan menjadi landasan pembangunan kesehatan daerah menuju perbaikan
tingkat kesehatan kesehatan masyarakat sesuai dengan cita-cita kesehatan penduduk dunia.
Transformasi nilai dan beberapa faktor mendasar telah teridentifikasi dalam proses evolusi yang terjadi pada sistem pelayanan kesehatan. Proses ini
pula telah memberikan peluang kepada pemerintah Daerah untuk bangkit dan dalam perbaikan sistem ini. Kondisi ini melahirkan sebuah inisiatif kepada
pemerintah untuk menyuntikkan semangat Entrepeneur dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Adapun nilai penting yang terkandung dalam penerapan semangat entrepreneur adalah dimana dalam sistem pelayanan kesehatan dioperasikan
dalam lingkungan yang berorientasi pada bisnis dan ditandai dengan kompetisi berfokus pada pasar, biaya, serta pendapatan organisasi . Namun demikian, para
pemberi pelayanan dilingkungan pelayanan kesehatan ditantang untuk mampu memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi tetapi berbiaya rendah. Meskipun
kualitas merupakan konsep ilusif yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun para pelaku bisnis pelayanan kesehatan dituntut untuk mampu
mengendalikan biaya. Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini maka di bawah ini akan
dijabarkan bagaimana penerapan konsep entrepreneur dalam sistem pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan yang dapat
dilihat dari beberapa point nilai penting sesuai dengan indikator yang telah ditentukan sebelumnya dalam defenisi operasional dalam penelitian ini .
Pelayanan yang berorientasi pada masyarakat
Kondisi yang selama ini sering terjadi dalam sistem pelayanan kesehatan adalah masih banyaknya keluhan-keluhan dari masyarakat yang merasakan
buruknya pelayanan kesehatan yang mereka terima. Keluhan- keluhan tersebut menyangkut berbagai bentuk pelayanan kesehatan yang mereka terima baik
berupa layanan yang kurang ramah dan sopan, fasilitas yang buruk , akses pelayanan yang sulit, sistem pelayanan yang rumit dan birokratis dan juga
masalah dalam hal pembiayaan. Realitas yang terjadi selama ini terutama ditingkatan masyarakat kelas
Universitas Sumatera Utara
menengah ke bawah yang nota bene merupakan pelanggan utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah buruknya sistem
pelayanan kesehatan yang ada baik secara fisik maupun non fisik. Image yang buruk tersebut tentunya berbahaya terhadap kemungkinan timbulnya apatisme
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan intinya akan melahirkan kekecewaan terhadap pemerintah sebagai penanggungjawab utama kebutuhan
masyarakatnya. Jadi dalam hal inilah salah satu fungsi utama menyuntikkan budaya entrepenur dalam sistem pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan salah seorang informan yaitu Bapak Umar Zein ,DTMH, Sp.PD.KPTI , yang merupakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Yang
mengatakan : Esensi utama penerapan konsep entrepreneur ini adalah untuk memerangi
image yang merusak citra buruk sistem pelayanan yang ada saat ini. Dengan kata lain semangat entrepreneur merupakan semboyan reformasi dalam sistem
pelayanan kesehatan yang harus kami laksanakan. Dimana sistem pelayanan yang ada harus lebih diarahakan terhadap peningkatan mutu dan kualitas yang
intinya menguitamakan kepuasan pelanggan dalam hal ini masyarakat.
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan ,
suara ataupun aspirasi masyarakat merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur tercapai tidaknya upaya optimalisasi yang telah dilaksanakan. Dalam
hal ini pihak Dinas Kesehatan telah melaksanakan salah satu nilai-nilai yang berorientasi kepada pelanggan Customer oriented dengan melaksanakan
mekanisme mendengarkan suara keluhan masyarakat customer care dengan mengadakan kotak saran disetiap unit pelayanan kesehatan yang ada. Mekanisme
sederhana ini merupakan salah satu cara efektif untuk mencapai sistem pelayanan yang baik sebab yang mengerti akan kebutuhannya adalah masyarakat itu sendiri.
Jadi dengan adanya kotak saran tersebut diharapkan dapat dijadikan media untuk
Universitas Sumatera Utara
bercermin untuk berbenah dan melakukan perbaikan - perbaikan mutu layanan. Disamping hal tersebut di atas, melalui semangat entrepeneurship maka
misi-misi pelayanan diarahkan kepada paradigma sehat, dimana dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Medan memberikan pengutamaan pada upaya kesehatan
masyarakat yang dipadukan secara serasi dan seimbang dengan upaya kesehatan perorangan. Di samping itu upaya kesehatan bagi penduduk miskin,
penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, penanggulangan masalah gizi pada balita dan ibu, serta pencegahan dan pemberantasan penyakit menular yang
mempunyai komitmen regional dan global, promosi Kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan menjadi prioritas , tanpa mengabaikan
kerjasama yang sinergis dengan pemerintah daerah, dan masyarakat termasuk swasta sebab keikutsertaan pihak swasta dan masyarakat dalam kegiatan
pelayanan kesehatan juga merupakan point penting yang harus dikembangkan sesuai nilai-nilai yang dikandung dalam konsep entrepreneur. Peran aktif dalam
pembangunan kesehatan yang dimulai sejak penyusunan berbagai kebijakan pembangunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan
mendorong masyarakat agar mampu secara mandiri menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan kesinambungan pelayanan kesehatan. Kemitraan dengan
swasta diarahkan pada pengembangan upaya kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan peran swasta upaya kesehatan masyarakat.
Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan kerjasama lintas sektor yang mantap. Demikian pula optimaliasi
pembangunan berwawasan kesehatan yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, menuntut adanya penggalangan kemitraan lintas sektor
Universitas Sumatera Utara
dan segenap potensi. Kebijakan dan pelaksanaan pembangunan sektor lain perlu memperhatikan dampak dan mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan.
Untuk itu upaya sosialisasi masalah dan upaya pembangunan kesehatan sektor lain perlu dilakukan secara intensif dan berkesinambungan. Kerjasama lintas
sektor harus dilakukan sejak perencanaan dan pengangggaran, pelaksanaan dan pengendalian, sampai pada pengawasan dan penilaiannya.
Dalam mengakomodasikan keikutsertaan serta peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan kesehatan , pihak Dinas Kesehatan Kota Medan
telah melaksanakan upaya sosialisasi mengenai berbagai permasalahan dan pembangunan kesehatan. Di samping itu, juga dilaksanakan upaya advokasi
kepada para pengambil keputusan di kalangan penyelenggara negara dan pembangunan, guna terwujudnya komitmen, dukungan, dan sinergisme
pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan. Salah satu strategi yang sedang digalakkan oleh pihak Dinas Kesehatan
Kota Medan saat ini adalah upaya percepatan pencapaian kualitas hidup sehat dengan lebih mendekatkan program kepada masyarakat serta melibatkan
masyarakat secara langsung dalam mewujudkan hal kondisi yang diinginkan tersebut. Dalam hal ini pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan
pemberdayaan masyarakat. Untuk itu berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat banyak didirikan, antara lain dalam bentuk Posyandu yang dibina dan
dikembangkan hampir di seluruh kelurahan-kelurahan yang ada di Kota Medan. Selain program posyandu, proses pelibatan masyarakat lebih jauh
ditempuh dengan upaya pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan..Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan akses untuk memperoleh informasi dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat serta keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan kesehatan . Adapun metode yang dikembangkan dalam pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui
pendekatan edukatif untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta kepedulian dan peran aktif dalam berbagai upaya dengan menerapkan
prinsip kemitraan yang didasari semangat kebersamaan dan gotong royong serta terorganisasikan dalam berbagai kelompok atau kelembagaan masyarakat. Semua
proses tersebut dilaksanakan dengan tetap pada prinsip terbuka, bertanggungjawab dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat, serta berperan
sebagai pendorong, pendamping, fasilitator dan pemberi bantuan asistensi dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. yang berbasis masyarakat.
Proses penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat diupayakan berbasis pada tata nilai perorangan, keluarga dan masyarakat, sesuai dengan sosial
budaya, kebutuhan dan potensi setempat. Ada 3 tiga model pemberdayaan yang dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan yang saat ini telah berjalan
hampir di seluruh wilayah kota Medan yaitu pertama, pemberdayaan perorangan yaitu upaya meningkatkan peran, fungsi dan kemampuan perorangan dalam
membuat keputusan untuk memelihara kesehatan . Target minimal yang diharapkan adalah untuk diri sendiri
yakni mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS yang diteladani oleh
keluarga dan masyarakat sekitar. Sedangkan target maksimal adalah berperan aktif sebagai kader kesehatan dalam menggerakkan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Pemberdayaan perorangan dilakukan
Universitas Sumatera Utara
atas prakarsa perorangan atau kelompok-kelompok yang ada di masyarakat termasuk swasta dan pemerintah. Pemberdayaan perorangan terutama ditujukan
kepada tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh politik, tokoh swasta dan tokoh populer. Pemberdayaan perorangan dilakukan melalui pembentukan
pribadi-pribadi dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta pembentukan kader- kader kesehatan.
Model pemberdayaan kedua adalah pemberdayaan kelompok yang merupakan upaya meningkatkan peran, fungsi dan kemampuan kelompok-
kelompok di masyarakat, termasuk swasta sehingga disatu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi kelompok dan dipihak lain dapat
berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa program pengabdian to serve,
memperjuangkan kepentingan masyarakat dibidang kesehatan to advocate atau melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan kesehatan to watch.
Pemberdayaan kelompok dilakukan atas prakarsa perorangan atau kelompok- kelompok yang ada di masyarakat termasuk swasta. Pemberdayaan kelompok
terutama ditujukan kepada kelompok atau kelembagaan yang ada di masyarakat seperti: RTRW, kelurahanbanjarnagari, kelompok pengajian, kelompok
budaya, kelompok adat, organisasi swasta, organisasi wanita, organisasi pemuda dan organisasi profesi. Pemberdayaan kelompok dilakukan melalui pembentukan
kelompok peduli kesehatan dan atau peningkatan kepedulian kelompoklembaga masyarakat terhadap kesehatan.
Pemberdayaan model ketiga adalah pemberdayaan masyarakat umum yaitu upaya meningkatkan peran, fungsi dan kemampuan masyarakat, termasuk
Universitas Sumatera Utara
swasta sedemikian rupa sehingga disatu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat dan dipihak lain dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa program pengabdian, memperjuangkan kepentingan masyarakat dibidang
kesehatan atau melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat umum dilakukan atas prakarsa perorangan atau
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat termasuk swasta. Pemberdayaan masyarakat umum ditujukan kepada seluruh masyarakat dalam suatu wilayah.
Pemberdayaan masyarakat umum dilakukan melalui pembentukan wadah
1. Mewujudkan Komitmen Pembangunan kesehatan Agar masyarakat dan
swasta dapat berperan aktif dalam Pembangunan kesehatan maka perlu dilakukan upaya sosialisasi mengenai berbagai permasalahan dan
pembangunan kesehatan. Di samping itu, juga perlu dilaksanakan upaya advokasi kepada para pengambil keputusan di kalangan penyelenggara
negara dan pembangunan, guna terwujudnya komitmen, dukungan, dan sinergisme pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan.
Departemen kesehatan juga melakukan fasilitasi kepada daerah, dalam perwakilan masyarakat yang peduli kesehatan.
Secara umum , sebagai bentuk adaptasi terhadap internalisasi konsep entrepreneur dalam sistem layanan kesehatan maka Dinas Kesehatan Kota
Medan menetapkan 3 langkah strategis dalam pencapaian layanan kesehatan yang berorientasi kepada masyarakat yaitu :
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan sosialisasi dan advokasi pembangunan kesehatan di daerah.
2. Meningkatkan Pertanggungjawaban dan Pertanggung-gugatan sesuai
dengan sistem kesehatan Nasional, maka pembangunan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan diselenggarakan secara demokratis,
berkepastian hukum, terbuka transparan, rasionalprofesional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta dipertanggunggugatkan kepada
masyarakat, dan bebas dari KKN. Pengawasan pembangunan kesehatan, baik pengawasan melekat maupun pengawasan fungsional dilaksanakan
sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3.
Membina Sistem kesehatan dan Sistem Hukum di bidang kesehatan
untuk kesinambungan dan percepatan pembangunan kesehatan, hasil- hasil pengembangan Pembangunan kesehatan dilembagakan dengan
memberikan dukungan dan fasilitasi dalam bentuk berbagai pedoman, standar-standar, dan peraturan perundang-undangan, serta pelembagaan
norma dan tata nilai masyarakat dibidang kesehatan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan
memberikan perhatian khusus pada pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, penaggulangan penyakit menular dan gizi buruk, promosi
kesehatan, pembangunan kesehatan di daerah tertinggal, daerah terpencil, daerah perbatasan, dan penanggulangan masalah kesehatan
akibat bencana, pendayagunaan tenaga kesehatan, serta mempertimbangkan kesetaraan gender.
Universitas Sumatera Utara
EFISIENSI DALAM ANGGARAN
Dalam pembangunan nasional, perkembangan kesehatan sangat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi. Berkaitan dengan hal
tersebut, besarnya alokasi dana merupakan salah satu unsur strategis dalam pembangunan kesehatan. Tersedianya alokasi dana yang memadai dan
pemanfaatan yang efisien, serta pemerataan akan mendukung suksesnya pembangunan kesehatan.
Ada dua kemungkinan yang menyebabkan rendahnya biaya kesehatan umumnya di Indonesia yaitu keuangan negara yang memang minim untuk
membiayai pelayanan kesehatan dan kesehatan tidak termasuk dalam prioritas pembangunan. Untuk itu, kebijakan yang pernah disepakati oleh para Bupati dan
Walikota dalam era desentralisasi adalah alokasi dana APBD sebesar 15, namun persentase anggaran kesehatan di banyak daerah hanya berkisar antara 2,5 - 4
dan maksimal 7. 2,3 kenyataan tersebut menunjukkan bahwa besarnya pembiayaan kesehatan dalam era desentralisasi tergantung pada daerah. Oleh
karena itu, diperlukan kemampuan dinas kesehatan dinkes agar dapat menetapkan prioritas program kesehatan, serta memiliki kemampuan advokasi
kepada pemerintah daerah dan lembaga legislatif dalam upaya mendapatkan political commitment peningkatan alokasi anggaran. Diperlukan juga kemampuan
tenaga kesehatan untuk melakukan perencanaan program dan anggaran, implementasi, dan evaluasi program.
Salah satu risiko desentralisasi, khususnya dari sudut pandang pembiayaan kesehatan terletak pada kemungkinan bahwa pemerintah daerah tidak akan
memprioritaskan sektor kesehatan. Oleh karena itu, sangat diperlukan kemampuan
Universitas Sumatera Utara
dari Dinas Kesehatan untuk dapat menetapkan prioritas program kesehatan, serta kemampuan advokasi kepada eksekutif dan legislatif untuk mendapatkan
peningkatan alokasi dana yang sesuai kebutuhan. Usulan. Hal ini sesuai dengan pernyataan salah informan yang menjabat sebagai Kasubdin Binram , Dr. Ellen
H. Nasution Mkes, yang mengatakan : “Proses alokasi anggaran pemerintah daerah sangat penting, sehingga kepala
Dinkes harus dilatih dalam hal perencanaan dan pembuatan anggaran, serta dalam hal lobi dalam proses alokasi dana di pemerintah daerah. Kemampuan
lobi anggaran kepala Dinkes masih sangat kurang, sehingga belum berpengaruh terhadap peningkatan alokasi anggaran kesehatan.”
:
Dalam sistem perencanaan penganggaran Dinkes Kota Medan sudah menggunakan sumber data dalam melakukan perencanaan dan argumentasi
anggaran yang dimana jumlah anggaran tersebut didasarkan pada kinerja dinas tersebut. Sumber data yang dipergunakan Dinkes dalam data ini dibutuhkan oleh
teknik alokasi anggaran yang menggunakan formula. Tanpa dukungan data yang baik, maka kecenderungan alokasi anggaran akan berdasarkan negosiasi dan
pengaruh politik. Tanpa adanya data, maka sangat sulit untuk meyakinkan eksekutif maupun legislative tentang perlunya alokasi anggaran kesehatan.
Dengan demikian, saat ini Dinkes Kota Medan telah menekankan prinsip alokasi anggaran kesehatan yang berbasis pada data kesehatan wilayah.
Dalam hal ini pihak Dinas Kesehatan dapat dikategorikan telah berhasil menunjukkan komitmen mereka terhadap pencapaian masyarakat sehat dengan
kemampuan mereka menjebolkan usulan peningkatan alokasi dana untuk sektor kesehatan. Kondisi ini dapat kita lihat dari fenomena peningkatan alokasi
pendanaan sector kesehatan Kota Medan dimana pada tahun 2005 anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD Kota Medan sebesar Rp. 15.470.000 maka
Universitas Sumatera Utara
pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp. 29.000.000.000. Selain anggaran yang bersumber dari pemerintah , terdapat juga pembiayaan kesehatan yang
bersumberdaya masyarakat. Untuk tahun 2005 diperkirakan mencapai Rp. 20.000.000.000. Dikes Medan 2007.
Penerapan pelayanan yang high quality standard of care, yang mengisyaratkan agar setiap upaya medis selalu didasarkan pada standard tertinggi
yang diakui secara profesional; dmana memfasilitasi dan menciptakan lingkungan yang menjamin terlaksananya pelaksanaan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Kegiatan untuk menerapkan konsep dasar pengukuran kinerja terdiri dari kegiatan: audit, menyediakan data dengan mutu yang baik, pengukuran outcome,
manajemen risiko , manajemen kinerja yang buruk, dan mekanisme untuk memonitor outcome pelayanan kebijakan dan prosedur yang mendukung
penerapan pilar ini antara lain: prosedur penyusunan standar pelayanan kesehatan yang telah mempertimbangkan adanya standar pelayanan yang dikeluarkan oleh
organisasi profesi dalam hal ini IDI Ikatan Dokter Indonesia. Dalam hal pengukuran kinerja unit-unit pelayanan kesehatan terdapat
sebuah standar yang berlaku secara nasional di kalangan dunia kesehatan. Adapun point-point penting yang menjadi indikator dalam mengukur kinerja tersebut
meliputi beberapa indikator yang digunakan seperti: angka kematian, waktu tunggu respon time di instalasi gawat darurat, ketepatan hasil pemeriksaan di
laboratorium, dan angka infeksi nasokomial di rawat inap. Sasaran mutu pelayanan tersebut telah ditentukan targetnya dan diukur pencapaiannya secara
berkala. Hasil pencapaian dianalisis untuk kemudian disusun rencana tindak lanjut, sehingga proses countinuous improvement berjalan. Hasil dari pencapaian
Universitas Sumatera Utara
kinerja klinik ini telah dimasukkan ke dalam laporan tahunan kegiatan unit-unit pelayanan yang ada.. Dalam pelaksanaan di lapangan Dinas Kesehatan Kota
Medan masih sulit untuk menggunakan keseluruhan indikator-indikator tersebut sehingga dalam melakukan pengukuran kinerja pihak Dinas Kesehatan masih
menggunakan beberapa point saja dari ketentuan yang ada. Berbicara mengenai kinerja, sektor kesehatan tidak dapat dipungkiri
tenaga-tenaga medis yang ada merupakan nyawa dari kegiatan ini. Jadi dalam hal ini sesuai dengan konsep dan nilai-nilai entrepreneur ditekankan bahwa perlunya
insentif maupun penghargaan pada kinerja dinas ataupun pegawai yang mengabdikan dirinya dalam pelaksnaaan pelayanan di bidang kesehatan ini.
Tingginya kebutuhan akan pelayanan kesehatan pada saat ini telah memberikan peluang pada tenaga kesehatan untuk memperoleh status profesional dengan cara
proaktif merespon terhadap kebutuhan perubahan dan harapan masyarakat. Sebagai kelompok pemberi pelayanan kesehatan terbesar, profesi ini telah
diposisikan untuk mempengaruhi bukan hanya perkembangan sistem tetapi juga bagaimana praktik harus dibentuk dengan mengubah tatanan lapangan pelayanan
kesehatan. Proses yang timbal balik ini tentu saja akan mempengaruhi setiap aspek praktik professional dan sangat tergantung dari proses kepemimpinan
keperawatan yang terjadi. Perihal insentif dan penghargaan terhadap pelaku kesehatan, Dinas
Kesehatan Kota Medan sangat memperhatikan kesejahteraan pegawainya. Salah satu fungsi Dinas Kesehatan adalah bertujuan untuk membantu
mengorganisasikan berbagai kegiatan yang mengarah pada pencapaian tujuan insititusi dimana struktur organisasinya diterapkan. Fungsi organisasi pelayanan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan ini adalah selain untuk mengakomodasi berbagai kegiatan, namun juga untuk mengorganisasikan para pelaku organisasi didalamnya termasuk tenaga
medis agar bekerja secara sinergis mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya Dan hal ini diimbangi dengan perhatian dan penghargaan terhadap
kinerja mereka. Pihak Dinas selalu melaksanakan pemantauan intensif terhadap perkembangan prestasi capaian dan hasil kinerja dari berbagai unit dan pelaku
kesehatan yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Medan. Pelaksanaaan insentif ini merupakan salah satu strategi dalam peningkatann mutu
dan kualitas kesehatan dengan menggunakan suatu logika sederhana bahwa seseorang yang dihargai dengan sepantasnya akan merasa nyaman dalam bekerja
dan lebih memiliki potensi untuk melakukan tanggungjawabnya secara baik dan benar. Jadi dalam hal ini pihak Dinas Kesehatan untuk lingkunga kerjanya sendiri
telah melaksanakan sistem insentif kepada para pelaku kesehatan yang biasanya dilakukan dengan cara pemberian penghargaan kepada pegawai atau petugas yang
berprestasi di lingkungan kerjanya. Hal ini sesuai dengan penuturan salah seorang informan yaitu Kasubdin pelayanan Kesehatann , Bapak Drg. Usma Polita yang
mengatakan : Keberadaan organisasi dalam tatanan pelayanan kesehatan akan berpengaruh
terhadap motivasi dan kinerja terutama tenaga keperawatan yang sebaliknya juga dipengaruhi oleh ada-tidaknya suatu penghargaan terhadap eksistensi para
tenaga ini dari penanggung jawab sistem atau pimpinan institusi yang dituangkan kedalam struktur organisasi. Organisasi itu sendiri mengatur atau menyusun
mereka dalam rangka mengkordinasikan kegiatan dan mengendalikan kinerja karyawan atau stafnya
Universitas Sumatera Utara
Inovasi dan kreativitas
Mengingat tingginya tuntutan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan maka sangat perlu Penyelenggaraan pelayanan kesehatan berdasarkan pada
prinsip kemitraan . Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah dan
masyarakat termasuk swasta , dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki. Kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta serta
kerjasama lintas sektor dalam pembangunan kesehatan diwujudkan dalam suatu jejaring yang berhasil-guna dan berdaya- guna, agar diperoleh sinergisme yang
lebih mantap dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya .
Adapun dasar pemikiran dari hal ini adalah mengingat keterbatasan kapasitas pemerintah di satu pihak dalam memperluas akses pelayanan kesehatan
dan pesatnya perkembangan sektor swasta di lain pihak, salah satu isu kebijakan reformasi kesehatan yang hangat dibicarakan akhir-akhir ini adalah model
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang disebut contracting out. Dengan contracting out, pihak pemerintah tidak menyediakan sendiri pelayanan kesehatan,
melainkan melakukan kontrak dengan agen luar yang disebut kontraktor untuk menyediakan barang atau pelayanan kesehatan kepada penerima pelayanan Akan
tetapi dalam hal tersebut masih sebatas konsep, saat ini Dinas Kesehatan Kota Medan belum menerapkan pola tersebut karena konsep tersebut masih baru dan
masih dalam tahap pengkajian.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISA DATA