Sekilas Tentang Da’i

24 ….           Artinya: “Dan serulah kepada agama Tuhanmu. Sesunggguhnya kamu benar- benar berada pada jalan yang lurus.” QS. Al- Hajj: 67. Dengan tambahan ayat di atas jelaslah bahwasanya tugas sorang da’i adalah sebagai penyeru, sebagai pembawa kabar tentang agama Allah, mengajarkan kepada kebaikan dan menjauhi keburukan. Amar Ma’ruf Nahi Munkar.                           Artinya: ”Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab berima, tentulah itu lebih baik bagi mereka: di antara mereka yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang- orang yang fasik.”QS. Ali Imran:110. c. Senjata dan Strategi Da’i Seorang da’i memerlukan senjata dan strategi berdakwah yang jitu, yang di antaranya adalah: 1 Pemahaman yang mendalam yang didasarkan pada ilmu yang dimiliki sebelum melakukan tugas dakwah. Pemahaman tersebut juga harus didasarkan pada Al- Qur’an dan Hadits. 2 Beriman kepada Allah secara mendalam yang dapat membawa pengaruh, cinta-Nya, takut dan berharap kepada Allah serta mengikuti jejak langkah Rasulullah s.a.w. dalam segala hal. 3 Seorang da’i haruslah selalu menjalin hubungan dengan Allah 25 s.w.t. di dalam segala hal, selalu bergantung kepada-Nya, selalu bertawakkal, memohon pertolongan, ikhlas kepada-Nya serta selalu Jujur dalam segala percatan dan perbuatan. 34

F. Kehidupan Pemulung dan Anak Jalanan

1. Pemulung Pemulung adalah pemungut sampah barang bekas, sisa yang bekerja mandiri tanpa anak buah serta menjualnya kepada penampung. Modal mereka biasanya didapat dari penampung tetapi banyak di antara mereka yang bekerja tanpa modal. Biasanya pemulung tinggal dimana saja, atau di tempat penampung, dan mereka memuat sampahnya ke dalam keranjang yang digendong di dalam gerobak dan didorong sendiri. 35 Jika berbicara tentang pemulung maka lekat sekali dengan penampung karena penampung adalah orang yang menampung semua hasil sampah pemulung yang dapat bekerja sendiri atau dibantu oleh istri, suami anak atau pembantu. Penampung mempunyai modal, bertempat tinggal tetap dan mempunyai kendaraan motor, truk atau jip. Kata lain yang populer di Jakarta untuk penampung ini adalah “lapak” dan orang seperti itu dipanggil akrab oleh anak buahnya dengan kata “boss” 36 . Penampung kecil biasanyanya mengkoordinir beberapa pemulung dan menyerahkan hasil barang bekas perolehannya pada penampung besar. Sedangkan penampung besar biasanya memiliki tanah yang luas serta 34 Sai’d al-Qahtani, Menjadi Da’i yang Sukses, …., h.86-87 35 Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya di Jakarta Timur, Jakarta: Universitas Tarumanegara, 1990, h. 2 36 Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya ..., h. 2 26 mengkoordinir pemulung dan penampung kecil dan menyerahkan barangnya ke agen atau langsung ke pabrik. 37 a. Area Pemukiman Pemulung Areal pemukiman pemulung umumnya disediakan oleh para penampung dengan cara kontrak atau tanah milik penampung pribadi. 38 Namun demikian, secara rinci tipe pemukiman pemulung dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu: 1 Pemukiman terbuka, pemukiman tanpa lindungan tertutup atau shelter seperti di emper toko, kolong jembatan, dan fasilitas umum lainnya 39 . 2 Pemukiman tertutup, pemukiman dengan lindungan tertutup atau shelter, yang masih terdiri dari dua macam, yaitu: 1 pemukiman di lokasi sampa, dalam gubuk seng atau kardus bekas, dan 2 pemukiman di lokasi penampung, dalam tempat bersama yang liar di pinggir sungai, di bawah jembatan, di sepanjang rel kereta api, tempat adanya air dan penerangan 40 . b. Ruang Gerak Kerja Pemulung Ruang gerak kerja pemulung biasanya tergantung pada daerah operasi mereka yang pada akhirnya juga tergantung dari permintaan pemulung tempat pasaran dan situasi kegiatan ekonomi yang paling menentukan. 41 37 Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya ..., h. 2 38 Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya ..., h. 2 39 Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya ..., h. 9 40 Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya ..., h. 9 41 Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya ..., h. 9 27 Misalnya, stock kertas bekas di luar bulan-bulan perbelanjaan ramai seperti tahun baru atau lebaran sedang berkurang sehingga import diaktifkan, maka penampung merasa harga jual terlampau rendah dan otomatis mereka berpindah kejenis barang lainnya untuk sementara waktu. 42 2. Anak Jalanan Mereka yang disebut anak jalanan sejati adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan untuk bekerja dan bersosialisasi dengan orang lain, usia mereka bervariasi. 43 Survei yang dilakukan oleh Sanusi tahun 1995 di DKI Jakarta dan Surabaya terhadap 300 responden, mengungungkapkan bahwa 2.3 atau sebgian kecil dari mereka berusia di bawah 6 tahun dan lebih dari 70 berusia 6-15 tahun. Sebanyak 19-24 berusia 16-18 tahun. 44 Anak jalanan seringkali diasosiasikan dengan anak jalanan laki-laki. Informasi mengenai anak jalanan perempuan masih sangat minim di Indonesia. Survei berskala kecil dengan responden sebanyak 300 anak atau kurang, mengungkapkan bahwa 90 dari anak jalanan adalah laki-laki. Dalam kebanyakan kasus, anak jalanan dipersepsikan berkaitan dengan industri seks komersial anak-anak. 45 Pendapat umum mengemukakan bahwa anak jalanan dipersepsikan sebagai pembuat masalah atau anak nakal. Orang yang tinggal di 42 Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya di Jakarta Timur, Op. cit h. 9 43 Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di Indonesia: Analaisis Situasi, Jakarta: PKPM Unika Atma Jaya Jakarta, Departemen Sosial, UNICEF, 1999, h. 100 44 Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 100 45 Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 101 28 komunitas pinggiran seringkali harus melakukan perilaku yang tidak dapat diterima masyarakat untuk mengisi perut dan hiduo sebagai manusia. Perilaku mereka dapat dikatakan sebagai konsekuensi logis dan stigma sosila dan pengucilan yang mereka alami. 46 Persepsi orang mengenai anak jalanan ini sebenarnya berhubungan dengan bagaimana masyarakat memerlakukan mereka menolak dan merendahkan, dan situasi ini memaksa mereka untuk berperilaku sesuai dengan persepsi masyarakat terhadap mereka. 47 a. Faktor Penyebab Banyak yang berpendapat bahwa kemiskinan adalah faktor utama yang menyebabkan anak untuk bekerja dan hidup di jalanan. Namun kemiskinan bukanlah faktor utama anak-anak hidup dan mencari nafkah di jalanan. Faktor-faktor lain adalah sebagai berikut: 1 Faktor sosio-ekonomik makro, kegagalan kebijakan ekonomi makro dalam menempatkan kebutuhan keluarga dan anak-anak sebagai prioritas. Ditinggalkannya sektor pertanian berskla kecil, pemilihan industri dan kebun di area pinggiran, secara umum tidak memerhitungkan mengenai keluarga dan anak-anak sebagai subjek pembangunan nasional. 48 2 Berkurangnya modal sosial dalam masyarakat, pentingnya modal sosial sebagai indikator ekonomi keluarga terkadang tidak digubris 46 Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 102 47 Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 102 48 Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 104