Hipotesis Penelitian Pengaruh Perhatian Orangtua dan Lingkungan Sekolah terhadap Penyimpangan Perilaku Remaja di Sekolah Menengah Atas Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF PERHATIAN ORANGTUA LINGKUNGAN SEKOLAH .895 1.117 .895 1.117 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Linearity sebesar 0,937 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel lingkungan sekolah X 2 atas data variabel penyimpangan perilaku Y adalah tidak linear. Berikut ini rangkuman hasil uji linieritas X 1 atas Y dan X 2 atas Y, sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini; Tabel 4.47 Rangkuman Hasil Uji Linieritas No Variabel Sig. Linearity Signifikansi Kesimpulan 1. X 1 atas Y 0,847 0,05 Tidak Linier 2. X 2 atas Y 0,937 0,05 Tidak Linier Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data pada variabel terikat tidak linieritas dengan data pada masing-masing variabel bebas.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna di antara variabel bebas. Salah satu cara untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat tolerance atau Varians Inflation Factor VIF. Apabila tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF di atas 10, maka terjadi multikolinearitas. Aturan yang berikutnya adalah jika nilai Tol dan VIF mendekati angka satu maka dalam analisis regresi ganda tak ada multikolinieritas.Hasil uji multikolinearitas pada pada tabel di atas diketahui bahwa hasil Tolerance dan nilai Varians Inflation Factor VIF pada masing-masing variabel mendekati nilai angka satu. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas antara perhatian orangtua dan lingkungan sekolah pada analisis regresi ganda ini. Tabel 4.48 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Perhitungan terdapat pada Lampiran 4 Berdasarkan tabel hasil uji multikolinieraitas diperoleh nilai VIF 1,117 dan tolerance 0,895 nilai tersebut mendekati 1 sehingga disimpulkan bahwa tidak terdeteksi sebagai multikolinieritas. Dengan demikian proses pengujian hipotesis dapat dilanjutkan.

E. Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini. Seluruh pengolahan data untuk pengujian hipotesis menggunakan bantuan SPSS versi 20.00 sebagaimana diuraikan berikut ini; Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant 1 PERHATIAN ORANGTUA 96.036 16.356 5.872 .000 -.034 .159 -.027 -.211 .834 Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 1 Residual Total 20.732 1 20.732 .044 .834 b 28445.871 61 466.326 28466.603 62

1. Uji Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagaimana berikut: a. Merumuskan Hipotesis Statistik H : β 1 = 0 : Perhatian orangtua tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap penyimpangan perilaku. H 1 : β 1 0 : Perhatian orangtua berpengaruh signifikan dan positif terhadap penyimpangan perilaku. b. Membuat Persamaan Regresi Rumus persamaan regresi antara variabel perhatian orangtua dengan penyimpangan perilaku adalah Ŷ = a + bX 1 . Perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00 diperoleh hasil seperti berikut; Tabel 4.49 Persamaan Regresi Y atas X 1 Coefficients a a. Dependent Variable: PENYIMPANGAN PERILAKU Perhitungan terdapat pada Lampiran 4 Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi Y atas X 1 adalah Ŷ = 96,036 - 0,34X 1 Dengan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan bahwa jika perhatian orangtua X 1 dengan penyimpangan perilaku Y diukur dengan instrument yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap perubahan skor perhatian orangtua sebesar satu satuan, dapat diestimasikan skor penyimpangan perilaku akan berubah sebesar -0,034 satuan pada arah yang berlawanan. Dengan kata lain jika perhatian orangtua meningkat, maka penyimpangan perilaku menurun, ini artinya jika perhatian orangtua dilakukan secara kontinyu akan menurunkan penyimpangan perilaku pada anak. c. Menguji Keberartian Persamaan Regresi Keberartian persamaan regresi didasarkan pada hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00 seperti tampak pada tabel berikut; Tabel 4.50 Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X 1 ANOVA a a. Dependent Variable: PENYIMPANGAN PERILAKU b. Predictors: Constant, PERHATIAN ORANGTUA Perhitungan terdapat pada Lampiran 4 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 -.0427 a .1823 -.016 21.595 Kriteria pengujian persamaan regresi adalah tolak H jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan tabel di atas, nilai probabilitas sebagaimana ditunjukkan pada kolom SigSignificance adalah 0,834. Sehingga nilai probabilitas jauh lebih besar dari 0,05 0,834 0,05. Dapat disimpulkan koefisien regresi non-signifikan atau tidak berarti. Dengan kata lain bahwa perhatian orangtua tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penyimpangan perilaku. d. Menghitung Korelasi. 1 Koefisien korelasi X 1 atas Y Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00, nilai korelasi variabel perhatian orangtua X 1 terhadap penyimpangan perilaku Y. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 20.00 nilai korelasi yang diperoleh untuk X 1 dengan Y sebesar -0,427; berarti terdapat pengaruh negatif antara perhatian orangtua dengan penyimpangan perilaku. Uji signifikansi untuk X 1 dengan Y ditunjukkan pada tabel diperoleh variabel perhatian orangtua mempunyai nilai signifikan 0,834; yang lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,8340,05, maka H diterima dengan Ha ditolak, yang artinya non-signifikan. Terbukti bahwa perhatian orangtua tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penyimpangan perilaku. 2 Koefisien korelasi Parsial Analisis korelasi parsial dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan pengaruh variabel-variabel bebas X 1 dan X 2 terhadap variabel terikat Y secara sendiri-sendiri dengan menganggap variabel lain tetap konstan. Dengan menganggap X 2 konstan, diperoleh koefisien korelasi antara variabel X 1 dengan Y sebesar -0,348. Harga t hitung sebesar -0,189. sedangakan t tabel pada 0,05 dan dk = 60 menunjukkan nilai 2,000 berarti t hitung t tabel , dengan demikian H diterima dan Ha ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi parsial tersebut tidak signifikan. 3 Menghitung Nilai Determinasi Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00 nilai determinasi variabel perhatian orangtua X 1 terhadap variabel penyimpangan perilaku Y tampak pada tabel berikut Tabel 4.51 Koefisien Determinasi Perhatian orangtua terhadap Penyimpangan perilaku Model Summary a. Predictors: Constant, PERHATIAN ORANGTUA Perhitungan terdapat pada Lampiran 4 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui besarnya determinasi variabel perhatian orangtua X 1 terhadap variabel penyimpangan perilaku Y R Squarenya sebesar 0,1823 itu artinya penyimpangan perilaku dipengaruhi oleh perhatian orangtua sebesar 18,23, sedangkan sisanya 81,77 dipengaruhi oleh faktor lain. Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant 1 LINGKUNGAN SEKOLAH 93.900 13.583 6.913 .000 -.013 .137 -.012 -.095 .925 Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 1 Residual Total 4.214 1 4.214 .009 .925 b 28462.389 61 466.597 28466.603 62

2. Uji Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagaimana berikut; a. Merumuskan Hipotesis Statistik H : β 2 = 0 : Lingkungan sekolah tidak berhubungan signifikan dan negatif terhadap penyimpangan perilaku. H 1 : β 2 0 : Lingkungan sekolah berhubungan signifikan dan positif terhadap Penyimpangan perilaku. b. Membuat Persamaan Regresi Rumus persamaan regresi antara variabel lingkungan sekolah dengan penyimpangan perilaku adalah Ŷ = a + bX 2 . Perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00 diperoleh hasil seperti berikut; Tabel 4.52 Persamaan Regresi Y atas X 2 Coefficients a a. Dependent Variable: PENYIMPANGAN PERILAKU Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi Y atas X 2 adalah Ŷ = 93,900 - 0,13X 2 . Dengan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan bahwa jika lingkungan sekolah X 2 dengan penyimpangan perilaku Y diukur dengan instrument yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap perubahan skor lingkungan sekolah sebesar satu satuan, diestimasikan skor penyimpangan perilaku akan berubah sebesar -0,013 satuan pada arah yang berlawanan. Dengan kata lain jika lingkungan sekolah meningkat, maka penyimpangan perilaku menurun, ini artinya jika lingkungan sekolah dikelola dengan baik, maka akan menurunkan penyimpangan perilaku pada anak. c. Menguji Keberartian Persamaan Regresi Keberartian persamaan regresi didasarkan pada hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00 seperti tampak pada tabel berikut; Tabel 4.53 Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X 2 ANOVA a a. Dependent Variable: PENYIMPANGAN PERILAKU b. Predictors: Constant, LINGKUNGAN SEKOLAH Perhitungan terdapat pada Lampiran 4 Kriteria pengujian persamaan regresi adalah tolak H jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan tabel di atas, nilai Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 -.395 a .156 -.016 21.601 probabilitas sebagaimana ditunjukkan pada kolom SigSignificance adalah 0,925. Sehingga nilai probabilitas jauh lebih besar dari 0,05 0,925 0,05. Dapat disimpulkan koefisien regresi non-signifikan atau tidak berarti. Dengan kata lain bahwa lingkungan sekolah tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penyimpangan perilaku. d. Menghitung Korelasi 1 Koefisien korelasi X 2 atas Y Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00 nilai korelasi variabel lingkungan sekolah X 2 terhadap penyimpangan perilaku Y. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 20.00 nilai korelasi yang diperoleh untuk X 2 dengan Y sebesar -0,395, berarti terdapat pengaruh negatif antara lingkungan sekolah dengan penyimpangan perilaku. Uji signifikansi untuk X 2 dengan Y ditunjukkan pada tabel diperoleh variabel lingkungan sekolah mempunyai nilai signifikan 0,925; yang lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,9250,05, maka H diterima dengan Ha ditolak, yang artinya non-signifikan. Terbukti bahwa lingkungan sekolah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyimpangan perilaku. 2 Koefisien korelasi Parsial Analisis korelasi parsial dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan pengaruh variabel-variabel bebas X 1 dan X 2 terhadap variabel terikat Y secara sendiri-sendiri dengan menganggap variabel lain tetap konstan. Dengan menganggap X 1 konstan, diperoleh koefisien korelasi antara variabel X 2 dengan Y sebesar -0,319. Harga t hitung sebesar -0,095 sedangakan t tabel pada 0,05 dan dk = 60 menunjukkan nilai 2,000 berarti t hitung t tabel , dengan demikian H diterima dan Ha ditolak, yang artinya dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi parsial tersebut non-signifikan. 3 Menghitung Nilai Determinasi Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00 nilai determinasi variabel lingkungan sekolah X 2 terhadap variabel penyimpangan perilaku Y tampak pada tabel berikut; Tabel 4.54 Koefisien Determinasi Lingkungan Sekolah terhadap Penyimpangan Perilaku Model Summary a. Predictors: Constant, LINGKUNGAN SEKOLAH Perhitungan terdapat pada Lampiran 4 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui besarnya determinasi variabel lingkungan sekolah X 2 terhadap variabel penyimpangan perilaku Y R Squarenya sebesar 0,156 itu artinya penyimpangan perilaku dipengaruhi oleh lingkungan sekolah sebesar 15,60, sedangkan sisanya 84,40 dipengaruhi oleh faktor lain. Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant PERHATIAN 1 ORANGTUA LINGKUNGAN SEKOLAH 96.277 18.604 5.175 .000 -.032 .170 -.026 -.189 .851 -.004 .146 -.004 -.028 .978 Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 1 Residual Total 21.105 2 10.553 .022 .978 b 28445.498 60 474.092 28466.603 62

3. Uji Hipotesis Ketiga

Pengujian hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagaimana berikut; a. Merumuskan Hipotesis Statistik H : β 1 = β 2 = 0 : Perhatian orangtua dan lingkungan sekolah secara bersama-sama tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyimpangan perilaku. H 1 : β 1 0 atau β 2 0: Perhatian orangtua dan lingkungan sekolah secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyimpangan perilaku. b. Membuat Persamaan Regresi Rumus persamaan regresi antara variabel perhatian orangtua dan lingkungan sekolah dengan penyimpangan perilaku adalah Ŷ = a + bX 1 + bX 2 . Perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00 diperoleh hasil seperti berikut; Tabel 4.55 Persamaan Regresi Y atas X 1 dan X 2 Coefficients a a. Dependent Variable: PENYIMPANGAN PERILAKU Perhitungan terdapat pada Lampiran 4 Berdasarkan tabel di atas, persamaan regresi Y atas X 1 dan X 2 ; Ŷ = 96,277 - 0,032X 1 - 0,004X 2 . Persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan jika perhatian orangtua X 1 dan lingkungan sekolah X 2 dengan penyimpangan perilaku Y diukur dengan instrument yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap perubahan skor perhatian orangtua dan lingkungan sekolah sebesar satu satuan, dapat diestimasikan skor penyimpangan perilaku akan berubah sebesar -0,032 satuan X 1 dan -0,004 satuan X 2 pada arah yang berlawanan. c. Menguji Keberartian Persamaan Regresi Keberartian persamaan regresi didasarkan pada hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00 seperti tampak pada tabel berikut; Tabel 4.56 Uji Persamaan Regresi Y atas X 1 dan X 2 ANOVA a a. Dependent Variable: PENYIMPANGAN PERILAKU b. Predictors: Constant, LINGKUNGAN SEKOLAH, PERHATIAN ORANGTUA Perhitungan terdapat pada Lampiran 4 Kriteria pengujian persamaan regresi adalah tolak H jika nilai SigSignificance lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan tabel di atas, nilai SigSignificance sebagaimana ditunjukkan pada kolom adalah 0,978. Sehingga nilai SigSignificance jauh lebih besar dari 0,05 atau 0,978 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan koefisien regresi tidak signifikan atau perhatian orangtua dan lingkungan sekolah tidak mempunyai pengaruh terhadap penyimpangan perilaku. d. Menghitung Korelasi Berdasarkan tabel di atas bahwa besarnya korelasi antara perhatian orangtua dan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap penyimpangan perilaku dihitung dengan koefisien korelasi adalah -0,274; hal ini menunjukkan hubungan yang lemah. Uji signifikansi analisis jalur dengan membandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig. yaitu 0,978. Karena nilai sig 0,05, maka keputusannya adalah H diterima dan Ha ditolak, dengan test F diperoleh F hitung = 0,022 sedangkan F tabel pada α = 0,05 dan dk 2: 60 sebesar 3,15; jadi, F hitung F tabel . Artinya perhatian orangtua dan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap penyimpangan perilaku tidak mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyimpangan perilaku. Tabel 4.57 Rangkuman Hasil Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi Parsial dan Ganda Antara Variabel Nilai Korelasi Nilai Sig Keputusan H Implikasi X 1 dengan Y 0,427 0,834 Diterima Non-Signifikan X 2 dengan Y 0,395 0,925 Diterima Non-Signifikan X 1 dan X 2 dengan Y 0,274 0,978 Diterima Non-Signifikan e. Menghitung Nilai Determinasi Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00 nilai determinasi variabel perhatian orangtua X 1 dan lingkungan sekolah X 2 secara bersama- sama terhadap variabel penyimpangan perilaku Y tampak pada tabel berikut; Tabel 4.58 Koefisien Determinasi Perhatian Orangtua dan Lingkungan Sekolah Secara Bersama-sama terhadap Penyimpangan Perilaku Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 -.274 a .0750 -.033 21.774 .001 .022 2 60 .978 a. Predictors: Constant, LINGKUNGAN SEKOLAH, PERHATIAN ORANGTUA Perhitungan terdapat pada Lampiran 4 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui besarnya determinasi variabel perhatian orangtua X 1 dan lingkungan sekolah X 2 secara bersama- sama terhadap variabel penyimpangan perilaku Y adalah sebesar R Square 0,0750 artinya penyimpangan perilaku dipengaruhi perhatian orangtua dan lingkungan sekolah secara bersama-sama sebesar 7,50. Berdasarkan uraian di atas mengenai pengujian hipotesis sebagaimana dipaparkan di atas dapat dirangkum beberapa hal sebagai berikut: 1 Seluruh Ha yang diajukan dalam penelitian ini ditolak pada α = 0,05 sebagaimana ditunjukkan pada tabel ini; Tabel 4.59 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis Persamaan Regresi Nilai Sig Keterangan Hipotesis 1 Ŷ = 96,036 - 0,34X 1 0,834 Non-Signifikan Hipotesis 2 Ŷ = 93,900 - 0,13X 2 0,925 Non-Signifikan Hipotesis 3 Ŷ = 96,277 - 0,032X 1 - 0,004X 2 0,978 Non-Signifikan 2 Berdasarkan perhitungan determinasi dapat digambarkan model determinasi variabel penelitian seperti tampak pada gambar berikut; X 1 -0,427 Y X 2 -0,395 -0,274 Gambar 4.2 Model Determinasi Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui hubungan antara variabel perhatian orangtua X 1 terhadap variabel penyimpangan perilaku Y sebesar -0,427 2 =0,1823 x 100 = 18,23. Besarnya hubungan variabel lingkungan sekolah X 2 terhadap variabel penyimpangan perilaku Y sebesar -0,395 2= 0,1560 x 100 = 15,60. Besarnya hubungan variabel perhatian orangtua X 1 dan lingkungan sekolah X 2 secara bersama-sama terhadap variabel penyimpangan perilaku Y adalah sebesar -0,274 2 = 0,0750 x 100 = 7,50. Sedangkan sisanya 92,50 dipengaruhi oleh faktor lain seperti pendidikan agama di sekolah dan di rumah, disiplin terhadap peraturan sekolah, menghargai norma-norma agama dan dilaksanakan serta mencegah yang dilarang, dan lain-lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di Kelas Viii Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bekasi

32 157 64

Pengaruh Komunikasi Orangtua dan Motivasi Belajar Terhadap Karakter Siswa Sekolah Menengah Atas Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.

0 5 184

Analisis kebijakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan desain model kurikulum berwawasan lingkungan sekolah menengah atas (Studi kasus pada Sekolah Menengah Atas di Jakarta dan Bekasi)

0 15 359

Analisis kebijakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan desain model kurikulum berwawasan lingkungan sekolah menengah atas (Studi kasus pada Sekolah Menengah Atas di Jakarta dan Bekasi)

0 16 177

Eksternalitas Negatif Akibat Kebisingan Kereta Api Terhadap Masyarakat di Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi

1 7 92

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU : Survey PadaGuru Mata Pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Swasta se-Kota Cimahi.

0 1 85

PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR (Studi Kualitatif Tentang Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi).

0 2 46

Pengaruh lingkungan kerja, kompensasi, dan kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kepuasan kerja guru di Sekolah Menengah Atas se-Sleman Timur.

1 4 228

Pengaruh lingkungan kerja, kompensasi, dan kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kepuasan kerja guru di Sekolah Menengah Atas se Sleman Timur

0 2 226

Audit manajemen atas realisasi anggaran biaya operasional : studi kasus di sekolah menengah pertama [SMP] St. Lusia Bekasi Timur - USD Repository

0 5 136