Buruh, Tenaga Kerja dan Budak a. Pendefinisian buruh dan tenaga kerja

b. Perbudakan dalam pandangan Islam

Dalam antropologi, perbudakan adalah sistem segolongan manusia yang dirampas kebebasan hidupnya untuk bekerja guna kepentingan golongan manusia lain. Dari definisi di atas sudah terlihat jelas pendefinisian budak, alangkah baiknya kita dapat membuat simpulan sendiri dari definisi perbudakan di atas. Perbudakan adalah sebuah sistem yang ada pada hubungan pekerja dan pengusaha dimana segolongan manusia dirampas kebebasan hidupnya untuk bekerja guna kepentingan golongan manusia lain. Dalam pandangan Islam konsep budak di zaman dahulu sedikit berbeda dengan konsep budak di zaman sekarang modern. Di zaman dahulu budak adalah korban rampasan perang yang dijadikan budak, dan dianjurkan kepada umat Islam untuk memerdekakan budak tersebut. Pemahaman budak pada zaman sekarang adalah orang yang tidak punya harta dan diperlakukan secara semena- mena dan tidak manusiawi dalam suatu sistem, salah satunya adalah sistem dalam dunia pekerjaan. Perbudakan juga disebutkan di dalam ayat suci Al-Quran sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah al- Balad90: 12-14 berikut:                “ 12. tahukah kamu Apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? 13. yaitu melepaskan budak dari perbudakan, 14. atau memberi Makan pada hari terjadi kelaparan,” 12 12 Al-Quranul karim Ayat di atas menerangkan bahwa jalan yang mendaki lagi sukar itu adalah melepaskan budak dari perbudakan. Dalam Islam, melepaskan seorang budak dari praktek perbudakan adalah sebuah tindakan yang mulia dan mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT.

D. Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk

“Analisis wacana kritis Critical Discourse Analysis adalah jenis penelitian analisis wacana yang secara khusus mempelajari cara penyalahgunaan kekuasaan sosial, dominasi, dan pemberlakuan ketidaksamarataan atau ketimpangan, yang direproduksi dan ditentang oleh teks dan percakapan text and talk dalam konteks sosial dan politik. Dengan penelitian yang dapat dikatakan bersifat pembangkang ini, analisis wacana kritis menempati posisi eksplisit, dan oleh karena itu perlu untuk memahaminya, mengungkapkannya, dan pada akhirnya menolak kesenjangan sosial.” 13 Pada analisis wacana kritis CDA kita dapat menemukan perspektif kritis dalam berbagai macam bidang diantaranya seperti pragmatik, analisis percakapan, analisis naratif, retorika, gaya bahasa, sosiolinguistik, etnografi atau analisis media. Penelitian kritis pada wacana perlu memenuhi sejumlah persyaratan dalam rangka mewujudkan efisiensi tujuannya: 1. Analisis wacana kritis harus lebih baik daripada penelitian lainnya. 2. Berfokus pada masalah sosial dan isu-isu politik. 3. Analisis kritis yang memadai secara empiris pada masalah sosial adalah multidisiplin. 13 Teun A. Van Dijk, Critical Discourse Analysis Amsterdam University Press, Amsterdam, 2005 h. 352 4. Analisis wacana kritis lebih mencoba untuk menjelaskan kekayaan interaksi sosial dan khususnya struktur sosial. 5. Berfokus pada cara-cara struktur wacana dilakukan, diterima, disahkan, direproduksi, atau menantang hubungan kekuasaan dan dominasi dalam masyarakat. “Fairclough dan Wodak 1997: 271-80 merangkum prinsip utama CDA Critical Discourse Analysis sebagai berikut: 1. CDA menangani masalah-masalah sosial 2. Hubungan kekuasaan yang diskursif 3. Wacana yang membentuk masyarakat dan budaya 4. Wacana yang melakukan wacana ideologis 5. Wacana adalah sejarah 6. Hubungan yang dimediasi antara teks dan masyarakat 7. Analisis wacana adalah interpretatif 8. Wacana adalah bentuk aksi sosial.” 14

a. Tujuan Analisis Wacana Kritis

“Analisis wacana kritis merupakan pendekatan kritis yang secara khusus berada dalam studi “text and talk teks dan percakapan”, muncul dari linguistik kritis, semiotik kritis, dan secara umum berasal dari kesadaran sosial politik serta merupakan cara oposisi dari penelitian bahasa, wacana dan komunikasi. Bekerja atau mengolah dalam CDA digolongkan pada kriteria berikut: 15  Berorientasi pada masalah atau isu, bukan berorientasi paradigma  Sebuah pendekatan kritis, posisi atau sudut dari pembelajaran teks dan percakapan text and talk.  Olahan analisis wacana kritis secara khusus adalah multidisiplin, dan berfokus pada hubungan antara wacana dan masyarakat termasuk kognisi sosial, politik dan budaya.  Menurut sejarah dan sistemnya, analisis wacana kritis adalah bagian dari sebuah spektrum luas dari studi kritik pada umat manusia dan ilmu pengetahuan sosial, misalnya, pada sosiologi, psikologi, penelitian komunikasi masa, hukum, kesusastraan dan ilmu politik. 14 Ibid 15 Teun A. Van Dijk, Aims of Critical Discourse Analysis Japan Discourse, 1995 Vol.1 h.17  Analisis wacana kritis memperhatikan semua level atau tingkatan dan dimensi atau ukuran dari wacana semuanya dikolektifkan dalam tatabahasa fonologi, sintaksis, ilmu semantik, gaya, retorika, skematis, organisasi, tindakan berbicara speech acts, strategi-strategi pragmatis, dan semua interaksi yang berada dalam masyarakat  Studi Analisis Wacana Kritis tidak hanya membatasi pada pendekatan “verbal” dalam wacana, tapi juga memperhatikan ukuran atau dimensi semiotik lain gambar-gambar, film, suara, musik, gestur, dll pada peristiwa komunikasi.  Analisis wacana kritis secara khusus fokus pada kelompok hubungan dari kekuasaan, dominasi, dan ketidaksamarataan atau ketimpangan sosial dan cara ini merupakan reproduksi yang menentang anggota kelompok sosial melalui teks dan percakapan Text and Talk.  Karya pada analisis wacana kritis kebanyakan berhubungan dengan sesuatu yang diwacanakan dan menjadikan atau melegitimasi struktur- struktur dan strategi dari dominasi atau kekuasaan dan perlawanan pada hubungan sosial dari kelas, jenis kelamin, suku-suku, ras, orientasi seksual, bahasa, agama, umur, kebangsaan atau wilayah dunia.  Karya pada Analisis wacana kritis adalah tentang pokok-pokok yang mendasari ideologi tentang peran dalam reproduksi atas perlawanan yang menentang kekuasaan atau ketimpangan.” Secara teori dan deskriptif kita butuh untuk menyelidiki struktur-struktur dan strategi dari teks dan percakapan, dan kemudian mengikutinya supaya menemukan pola dari dominasi kaum elit atau manipulasi “dalam” teks. Atau sebaliknya, memusatkan pada masalah besar sosial dan politik serta isu-isu seperti sexism dan racism, kita butuh untuk merincikan bagaimana bentuk dari ketimpangan diekspresikan, diperankan, disyahkan, dan direproduksi oleh teks dan percakapan.

b. Konseptual dan Kerangka Teori Analisis Wacana Kritis

Teun A. Van Dijk berfokus pada konsep dasarnya yang menyusun kerangka teori yang secara kritis menghubungkan wacana, kognisi dan masyarakat, atau dalam kajian umum yang dipahami adalah hubungan antara teks, kognisi sosial dan konteks sosial.