b. Teknik Analisis Data
1. Proses Penafsiran Data Penelitian analisis wacana merupakan penelitian kualitatif yang lebih
menekankan pada pemaknaan teks daripada penjumlahan unit katagori. Pada tahap ini, peneliti akan memperhatikan teks editorial, video editorial dan
percakapan yang terdapat dalam Program Bedah Editorial Media Indonesia di Metro TV kemudian akan ditafsirkan oleh peneliti yang disesuaikan dengan
kerangka analisis wacana kritis yang dikemukakan oleh Teun A. Van Dijk dan dikaitkan dengan teori hegemoni Antonio Gramsci.
2. Penyimpulan Hasil Penelitian Kesimpulan hasil penelitian diambil berdasarkan pada interpretasi peneliti
atas obyek yang diteliti dan kaitannya dengan data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini sistematis, maka penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yang tiap bab terdiri dari berbagai sub-bab,
diantaranya: BAB I, Mengurai tentang latar belakang masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian yang terdiri dari metode penelitian, subjek dan objek penelitian, tahapan prosedur penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data, kemudikan tinjauan pustaka, dan terakhir sistematika penulisan.
BAB II, Membahas tentang konseptualisasi televisi dan sejarah media, Kategorisasi Buruh, Konsep Editorial dan Teori Hegemoni Gramsci, Pengertian
Buruh, Tenaga Kerja dan Budak, konseptualisasi analisis wacana kritis Teun A. van Dijk.
BAB III, Mengambarkan profil Metro TV, Alur Pembuatan Editorial di Media Indonesia sampai penayangan program bedah editorial MI di Metro TV,
dan Wacana Perbudakan Modern dalam bentuk teks editorial”. BAB IV, Membahas bagaimana teks dikonstruksikan, bagaimana Kognisi
sosial pada wacana itu dan bagaimana Konteks Sosial pada Wacana perbudakan Modern yang tayang di program Editorial media Indonesia di metro TV.
BAB V, menyimpulkan hasil penelitian dan saran-saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait dalm peneltian. Penelitian ini juga dilengkapi
dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran sebagai penguat data.
10
BAB II Tinjauan Teori
A. Konseptualisasi Televisi
Televisi merupakan media yang diminati oleh khalayak, Sehingga khalayak dapat menerima pesan yang disampaikan secara simultan dalam waktu
bersamaan meski di tempat yang berbeda. Televisi dapat dimanfaatkan mulai dari hal yang positif hingga negatif sebagaimana dampak yang ditimbulkan.
1
Selain itu, televisi juga berfungsi sebagai sarana penyampai informasi, sarana
pendidikan, sarana hiburan, sarana pengawasan dan kontrol sosial.
2
Televisi adalah sebuah pengalaman yang diterima begitu saja. Kendati demikian, televisi juga merupakan sesuatu yang membentuk cara berfikir
manusia tentang dunia. Televisi pada hakikatnya adalah sebuah fenomena kultural, sekaligus medium di mana sepenggal aktivitas budaya menjamah kita di
dalam rumah. Bagaimanapun juga, ‘televisi’ sebagai sebuah objek studi tidak hanya terkait dengan program.
3
Televisi merupakan media massa yang menyampaikan pesan jarak jauh berupa gabungan gambar dan suara, baik melalui kawat maupun secara
elektromagnetik tanpa kawat. Proses penyajiannya melalui kamera dan mikrofon yang ditransformasikan kedalam getaran elektromagnetik. Setelah diperkuat,
1
Hery Effendy, Industri Pertelevisian Indonesia, Jakarta: Erlangga. 2008, hal 65.
2
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, hal 14-24
3
Graeme Burton, Talking Television An Introduction to the study of Television London: Hodder Arnold, 2000