Konseptualisasi Televisi Tinjauan Teori

diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan. Pengertian Editorial dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah artikel di surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar atau majalah tersebut mengenai beberapa pokok masalah tajuk rencana. 5 Tajuk rencana mempunyai sifat : 1. Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya. Misalnya media masa harian daily, mingguan weekly, dwi mingguan biweekly atau bulanan monthly. 2. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya. 3. Memiliki karakter atau konsistensi yang teratur kepada para pembacanya terkait sikap dari media masa yang menulis tajuk rencana. Karena merupakan suara lembaga, maka tajuk rencana tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau features. Sebelum membuat tajuk rencana terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan 5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet.Ke-1, 1988 pemerintahan. Setelah tercapai pokok-pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap yang kemudian dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam rapat. Dalam koran harian biasanya tajuk rencana ditulis secara bergantian, namun semangat isinya tetap mencerminkan suara bersama setiap jajaran redakturnya. Dalam proses ini reporter amat jarang dilibatkan, karena dinilai dari segi pengalaman serta tanggungg jawabnya yang tebatas.

b. Teori Hegemoni

“Sering dikaitkan dengan kontribusi Antonio Gramsci dengan teori ideologi, dan terutama dengan konsep hegemoni. Setelah kelompok dan anggota sosial menerima ideologi dominan sebagai refleksi dari tujuan, keinginan atau kepentingan mereka, ideologi mereka akan menjadi keyakinan yang diterima begitu saja atau“Common Sense”. Dominasi ideologi dan Hegemoni akan menjadi “sempurna” ketika kelompok- kelompok yang didominasi tidak dapat membedakan antara minat mereka dan kepentingan orang-orang atau sikap dari kelompok dominan. Dalam hal ini, mereka mungkin tidak dapat melihat ideologi yang saling bertentangan bahkan ketika dalam kepentingan terbaik mereka sendiri sebagai alternatif yang layak atau dapat diterima. Sehingga akan kembali ke dimensi sosial dan kepatuhan-kepatuhan ideologis.” 6 Bagi Gramsci berjalannya hegemoni tidak hanya bisa dilakukan oleh negara yang selama ini dikenal dengan “Ruling Class Kelas Penguasa” namun bisa dilakukan oleh seluruh kelas sosial. Hegemoni sendiri pengertiannya adalah dominasi oleh satu kelompok terhadap kelompok lainnya, dengan atau tanpa ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang didiktekan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang didominasi diterima sebagai suatu yang wajar yang bersifat moral, intelektual serta budaya. 7 Dalam hal ini penguasaan tidak dengan 6 Teun A. Van Dijk, Ideology A Multidisciplinary Introduction Sage Pulications, London, 1998 h. 102 7 Dominic Strinati , An Introduction to Theories of Popular Culture, Routledge, London, 1995