Hasil Uji Perlekatan Bakteri Antagonistik Pada Ikan Nila

Saprolegnia. Kitin yang sangat sedikit menyusun dinding sel pada Oomycetes merupakan bagian yang sangat penting dalam pembentukan ujung hifa sehingga apabila mengalami lisis dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak normal atau bahkan mati. Guerriero et al. 2010 menyatakan bahwa gen kitinase yang terdapat pada proses pembentukan ujung hifa dapat dijadikan sebagai target yang utama untuk melisis dinding sel jamur Oomycetes. Sehingga kitinase dan glukanase yang diproduksi oleh kedua bakteri dapat menghambat dan mengendalikan pertumbuhan Saprolegnia. Disamping itu bakteri yang dapat berasosiasi dengan mukus ikan dan juga hidup pada saluran pencernaan dengan memberikan suplemen makanan dapat dijadikan sebagai probiotik. Verstraete et al. 2000 menyatakan bahwa bakteri secara in vivo dapat memproduksi siderofore atau senyawa penghambat dalam jumlah yang cukup pada kondisi yang berpengaruh di usus. Ia juga menyatakan bahwa kemungkinan yang dilakukan oleh bakteri dalam menghambat pertumbuhan patogen yaitu memproduksi senyawa penghambat, kompetisi senyawa kimia dan energi yang tersedia, situs perlekatan dan meningkatkan respons imunitas. Menurut Austin 2002 jumlah dan tipe bakteri yang berasosiasi dengan ikan yang sehat sangat bervariasi. Bakteri ini berperan sangat penting seperti, memproduksi polimer yang mencegah terjadi pergesekan serta memecah molekul kompleks seperti pati, selulosa, kolagen, kitin, fosfolipid dan protein.

4.7 Hasil Uji Perlekatan Bakteri Antagonistik Pada Ikan Nila

Uji perlekatan bakteri pada bagian ikan dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri yang digunakan yaitu Bacillus sp. BK17 dan Enterobacter sp. PB17 dapat melekat atau tersuspensi pada perairan. Bagian ikan yang diambil adalah sisik ikan yang berasal dari perlakuan pada uji in vivo sebelumnya. Sisik ikan yang diambil dari masing-masing perlakuan dimasukkan ke dalam botol vial yang berisi alkohol 70 kemudian dilakukan preparasi untuk diamati dengan Scanning Microscope Electron. Pengamatan perlekatan bakteri dengan SEM dapat dilihat pada Gambar 4.7.1 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7.1 Pengamatan Perlekatan Bakteri Bacillus BK17 dan Enterobacter PB17 Pada Sisik Ikan Nila A;B Kontrol -, C Kontrol + Bacillus BK17, D Kontrol + Enterobacter PB17, E Bacillus BK17 + Saprolegnia sp. F Enterobacter PB17 + Saprolegnia sp. Berdasarkan hasil SEM diketahui bahwa isolat bakteri yang digunakan untuk menghambat infeksi Saprolegnia sp. dapat menempel pada bagian sisik ikan sedangkan untuk kontrol - tanpa penambahan bakteri ataupun jamur tidak ditemukan adanya bakteri yang melekat pada sisiknya. Kemampuan bakteri melekat pada sisik atau mukus ikan merupakan suatu bentuk bahwa bakteri dapat berkompetisi dalam menempel pada bagian ikan. Tentu saja ini sangat berpengaruh pada keberadaan patogen lain baik itu bakteri dan juga jamur. Disamping itu menempelnya isolat bakteri yang digunakan yaitu Bacillus sp. BK17 dan Enterobacter sp. PB17 pada sisik Universitas Sumatera Utara atau juga mukus ikan merupakan tahapan yang penting bagi bakteri yang akan digunakan sebagai probiotik. Diharapkan juga dengan menempelnya isolat bakteri yang digunakan dapat meningkatkan respon imun salah satunya dengan meningkatkan produksi mukus yang merupakan bentuk pertahan terhadap patogen Saprolegnia sebab mukus ikan mengandung senyawa antimikrobial, lisozim dan protein kompleks yang dapat menghalangi atau menghilangkan patogen seperti Saprolegnia. Menurut Donlan 2002 permukaan dari material padat apabila sering terkontak dengan media cair seperti air dan darah dapat menyediakan sebuah kondisi yang cocok untuk perlekatan dan pertumbuhan mikroorganisme. Bakteri dapat menempel pada sisik ikan karena memiliki kemampuan dalam menghasilkan eksopolisakarida dan didukung oleh lingkungannya Secara alami bakteri dapat menempel dengan menggunakan bagian membran luar seperti pili, flagel, protein dan lipopolisaarida Atabek, 2006. Mekanisme bakteri menempel dibagi atas lima tahapan, pertama perlekatan antara sel dengan permukaan, lalu memproduksi substansi ekstrapolimer yang membuat perlekatan lebih kuat dan bersifat irreversible, setelah itu perkembangan tahap awal pembentukan biofilm, pematangan biofilm dan penyebaran sel dari biofilm yang terbentuk Stoodley et al., 2002. Pada umumnya biofilm terdiri atas berbagai macam spesies bakteri tetapi bisa juga terdiri dari hanya satu jenis bakteri saja Donlan, 2002. Bakteri yang dapat berasosiasi dengan ikan baik pada sisik, mukus juga pada saluran pencernaan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap inangnya dengan menghambat mikroorganisme patogen seperti bakteri dan jamur. Pemberian isolat bakteri Bacillus sp. BK17 dan Enterobacter sp. PB17 pada penelitian ini yang dapat berasosiasi dengan bagian mukus atau sisik ikan dapat meningkatkan jumlah ikan yang sehat bertambah sampai pada hari terakhir pengamatan dan mengurangi jumlah yang terinfeksi dan mati. Mungkin saja isolat bakteri yang digunakan selain menekan pertumbuhan patogen juga meningkatkan stimulasi respon imun terhadap patogen, sehingga dapat menahan tingkat serangan patogen. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji in vitro dan in vivo terdapat isolat bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan Saprolegnia sp. Hal ini menunjukkan bahwa asosiasi bakteri dengan ikan dapat mengurangi tingkat infeksi dan kematian yang disebabkan oleh Universitas Sumatera Utara Saprolegnia sp. Bakteri yang berasosiasi pada sisik ikan ini diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan ikan dan meningkatkan imunitasnya sehingga menghambat infeksi patogen. Oleh karena itu untuk menjadikan isolat bakteri ini menjadi suatu agen pengendali hayati khususnya terhadap jamur air patogen butuh penelitian lebih lanjut tentang pengaruh bakteri terhadap ikan dan lingkungan sekitarnya. . Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan