Yuk Berkomunikasi dalam Multibahasa dengan Anak

5.1. Yuk Berkomunikasi dalam Multibahasa dengan Anak

Para Ibu yang tinggal di negara asing sering merasa cemas akan kemampuan komunikasi anaknya di sekolah yang tak bisa menyamai teman-temannya yang memang warga negara setempat. Untuk membantu kesulitan anak, banyak orangtua yang mengajak anaknya untuk berkomunikasi dengan bahasa negara setempat bersama anaknya di rumah. Cara ini sebenarnya kurang baik untuk diterapkan, karena beberapa teman memberitakan, anaknya tidak dapat berkomunikasi dengan bahasa Ibu. Hal ini tentu sangat merugikan sekali. Misalnya seseorang dengan kewarganegaraan Indonesia, namun tak bisa berbahasa Indonesia.

Kami pun awalnya mencemaskan kemampuan bahasa Najmi, karena sejak Najmi lahir saya selalu menggunakan bahasa Indonesia dengan Najmi. Kami sengaja berdiskusi dengan guru Najmi. Mereka menyarankan kepada kami untuk selalu menggunakan bahasa Ibu dengan Najmi di rumah.

Berdasarkan pengalaman saya, anak akan lebih cepat beradaptasi dari segi bahasa dibandingkan dengan orang besar. Najmi baru berusia hampir 5 tahun, namun dapat berbahasa Jepang dengan baik. Sementara saya memasuki tahun ketujuh tinggal di Jepang, namun bahasa Jepang saya tak sebagus Najmi. Saat ini karena Najmi juga sudah bisa berbicara dengan bahasa Indonesia, saya sering menanyakan arti dari suatu kalimat atau kata kepada Najmi.

Kami punya teman Melayu keturunan Cina. Noormi memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik walau dengan logat Melayu. Tiap hari tiga hingga empat jurnal berbahasa Inggris mampu dia lalap di sela waktu kerja. Kemampuan menulis dan presentasinya juga bagus. Sehingga saya tergelitik untuk mewawancarai Noormi.

Pada saat saat Noormi menginap di rumah kami, dia sempat bertutur panjang, kenapa dia bisa berbahasa Inggris dengan baik. Ternyata, Bapaknya (keturunan Cina) selalu mengajak dia berbicara dalam bahasa Inggris setiap hari di rumah, sejak Noormi berusia 3 tahun, disamping juga berbahasa Cina. Bahasa Melayu tak pernah digunakan di rumah, cukup practice dengan rekan di sekolah

dengan orang-orang dilingkungannya.

dan gurunya,

atau

pun

Normi juga punya pembantu orang Indonesia, yang sudah tinggal lama dengan keluarganya. Sehingga Noormi pun mengerti bahasa Indonesia dan bisa melafalkannya. Karena Noormi riset S3 di Jepang, tiga tahun di Jepang membuat dia juga bisa berkomunikasi dalam bahasa Jepang. Jadi Noormi bisa berbahasa Melayu, Indonesia, Inggris, Cina, dan Jepang, kalau bahasa Arab mungkin untuk sholat karena Noormi seorang muslimah. Subhanallah, saya terkesan dengan kemampuan komunikasinya.

Suatu kali suami saya ikut seminar ke Cina. Masyarakat Cina tak mengenal bahasa Inggris dengan baik. Bahasa Inggris hanya dikenal oleh kaum intelek yang menyentuh sekolah saja. Sehingga suami saya kewalahan untuk berbelanja, untung saja ada Noormi yang juga ikut konferensi saat itu, sehingga komunikasi bisa dilakukan.

Betapa beruntungnya menguasai bahasa suatu bangsa, karena komunikasi dapat tetap dilakukan, sehingga tujuan bisa tercapai. Perasaan pun menjadi tenang karena keinginan dapat diungkapkan walaupun daerahnya asing bagi diri kita.

Perkenalan saya dengan Noormi membuat saya lebih bersemangat untuk mengajak Najmi berkomunikasi dalam beragam bahasa pula. Memang saatnya di waktu kecil untuk memulai. Misi saya, agar Najmi lebih baik dari orangtuanya. Bila saya tak cukup punya nilai lebih dari segi bahasa, saya ingin Najmi lebih menguasai bahasa asing, terutama bahasa Internasional, bahasa Inggris.

Saya merasakan sangat betapa butuhnya kita untuk menguasai bahasa Inggris secara baik. Disamping berkomunikasi dengan bangsa manapun dapat dilakukan, berita luas dapat dilacak, berbagai informasi di internet dapat dicari. Kita pun jadi gampang membuat publikasi ilmiah dalam bahasa Inggris. Sekarang ini banyak berita miring tentang negeri kita dibuat orang, namun informasi dari kita dalam edisi Bahasa Inggris sangat sedikit sekali. Kami pun mulai mengajak Najmi untuk berbicara dalam bahasa Inggris, sejak Najmi berusia 4 tahun. Selain itu, saya juga memperkenalkan bahasa daerah kami, bahasa Minang. Kalau bahasa Indonesia memang sudah wajib sekali untuk dipakai di rumah. Walau Najmi terkadang berbahasa Jepang tapi kami tetap melayani dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Dengan Papinya, bila Najmi tidak mengerti arti suatu kata akan dijelaskan dalam bahasa Jepang.

Alhamdulillah untuk bahasa Inggris, Najmi sudah mengerti percakapan sederhana. Najmi sudah mengerti bila saya melarang, menjelaskan sesuatu dengan kalimat sederhana, juga pernyataan setuju atau tidak dalam bahasa Inggris. Dari Najmi pun banyak keluar kalimat-kalimat sederhana. Terkadang malah Najmi yg mengundang saya untuk ngomong dengan bahasa Inggris.

“Mami, English please!” ajakan Najmi sering terdengar.

Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi anak, kami membelikan buku-buku cerita dan kartu bermain edisi bahasa Inggris. Banyak cerita anak online gratis yang dapat kami download dari Internet. Selain itu ada film kartun gratis yang bisa diputar untuk meningkatkan hearing (pendengaran) anak.

Di TV Jepang banyak sekali acara belajar bahasa Inggris baik untuk orang dewasa, traveling, masak-memasak, juga acara khusus anak. Semuanya kami coba perkenalkan kepada Najmi. Perkenalkan kepada anak sesuatu yang menarik, untuk memikat hati anak. Kalau anak sudah terpikat, insyaAllah program akan berjalan.

Sambil bernyanyi, memasak, atau jalan keluar, kita dapat praktek dengan anak. Metode saya, bila kepepet dengan bahasa Inggris, saya mengirim pesan di Yahoo Messanger pada senior yang sudah lama tinggal di Amerika, karena mereka lebih tahu bahasa Inggris yang terpakai.