Tips Menghindarkan Kecanduan TV pada Anak

7.2. Tips Menghindarkan Kecanduan TV pada Anak

Betapa pun bahaya TV terhadap anak tetap perlu diwaspadai. Sangatlah bijak bila diterapkan peraturan pada anak dalam menonton TV. Membiarkan anak sendirian di depan TV, punya dampak yang tidak baik buat anak. Sebaiknya anak ditemani bila menonton TV. Saya dan suami selalu bergantian menemani Najmi kala menonton TV

Najmi tidak pernah kami lepaskan menonton TV seharian di rumah.

diisi dengan kegiatan menggambar, bermain peran, main wayang, bikin kartu bermain, bikin hiasan, main lego, menyusun balok, main puzzle atau bahkan ikut membantu Mami dan Papinya untuk kegiatan rumah, seperti memasak, menyiram bunga, dan melipat kain jemuran.

Kebanyakan

hari-harinya

Berdasarkan pengalaman saya dengan Najmi, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan untuk mengalihkan anak dari TV. Orangtua sebaiknya tidak drastis membuat aturan No TV di rumah, karena pengalihan yang tegas akan membuat anak sedih dan mungkin juga tidak terbuka lagi kepada orangtuanya. Hal Ini tentu tak diinginkan oleh kita para orangtua.

1. Batasi waktu menonton buat anak

Kami selalu membatasi waktu Najmi menonton TV. Caranya, ketika Najmi minta menonton TV, saya atau Papinya selalu mengajukan persyaratan, seperti, “Jika selesai acaranya, TV-nya dimatikan ya.” Begitu juga kalau nonton VCD, “Setelah selesai satu kali putar dimatikan ya? .”

Mungkin pertama kali anak akan sulit dan bahkan menawar lagi, namun kami berikan terus persyaratan, “Ini yang terakhir, setelah ini tidak boleh lagi ya Nak. Banyak menonton tidak baik, nanti sakit mata. Nanti tidak bisa main yang lain.”

Berdasarkan pengalaman saya, Najmi tidak pernah menolak dengan cara seperti ini. Disiplin menonton TV dapat dipelihara dengan baik. Dan juga sebaiknya kedua orangtua sepakat dalam menerapkan aturan untuk anak. Bila anak telah terbiasa menerima peraturan yang ditetapkan oleh orangtua, maka orangtua sebaiknya mengusahakan untuk tetap memelihara kebiasaan baik yang telah dicapai anak.

2. Mematikan TV pada saat tidak diperlukan

Sebaiknya matikan TV pada saat siaran tidak bermutu atau tidak cocok untuk anak. Jadi anak tahu bahwa TV hanya boleh ditonton pada saat tertentu saja. Anak akan tahu dengan dsiplin waktu, ada saat untuk menonton TV, ada saat bermain, berkarya dan sebagainya. Bila TV hidup terus, selain mubazir, juga suara TV Sebaiknya matikan TV pada saat siaran tidak bermutu atau tidak cocok untuk anak. Jadi anak tahu bahwa TV hanya boleh ditonton pada saat tertentu saja. Anak akan tahu dengan dsiplin waktu, ada saat untuk menonton TV, ada saat bermain, berkarya dan sebagainya. Bila TV hidup terus, selain mubazir, juga suara TV

Mungkin ada yang bermaksud menghidupkan TV terus agar rumah tidak sepi, namun sebaiknya tidak dilakukan, karena ada kalanya tampil tayangan yang tidak pantas ditonton anak.

3. Menyediakan mainan edukatif buat anak

Kebiasaan kami terhadap Najmi, anak dijemput ketempatnya setelah waktu menonton TV hampir habis dan kesepakatan kami ulangi lagi kepada dia untuk mengingatkannya.

“Nak, sudah janji nonton satu kali aja, kan?” atau “Nak, acara ini hampir habis. TV- nya dimatikan ya, kalau udah habis.”

Dengan begitu anak akan patuh pada janjinya. Seterusnya orangtua bisa mengajak anak untuk main puzzle atau lainnya. Orangtua cukup mengalihkan anak dari TV dan mengantarkan pada kegiatan selanjutnya. Berikutnya anak akan asyik bermain sendiri, bila orangtua tidak dapat menemani dengan alasan suatu pekerjaan atau tugas lainnya yang hendak dilakukan.

Di rumah, kami menyediakan permainan edukatif, lego, puzzle, dan mainan bongkar pasang lainnya. Permainan ini bagus untuk motorik anak dan melatih anak untuk berpikir. Terhadap Najmi, kami selalu memberikan pujian atas karyanya. Apa saja yang Di rumah, kami menyediakan permainan edukatif, lego, puzzle, dan mainan bongkar pasang lainnya. Permainan ini bagus untuk motorik anak dan melatih anak untuk berpikir. Terhadap Najmi, kami selalu memberikan pujian atas karyanya. Apa saja yang

Untuk lego dan mainan susunan, saya sering menuliskan “good job” beserta tanggal pada sehelai kertas kecil, dan memfoto karya Najmi dengan kamera digital. Bagi yang punya sarana, cara ini bagus untuk diterapkan, karena anak bisa punya dokumen sendiri tentang masa kecilnya. Foto-foto digital itu saya save (simpan) di komputer dan homepage yang berisi kegiatan Najmi.

Untuk lego, mainan ini kami beli di toko khusus lego saat diskon. Berdasarkan pengalaman kami membeli lego di toko lego jauh lebih murah dari supermarket lainnya. Mainan anak tidak harus mahal, terkadang kami juga pilihkan mainan edukatif anak di toko 100 yen (sekitar Rp 7.000). Itulah untungnya di Jepang, kita bisa membeli mainan anak di toko yang jauh lebih murah, asalkan kita mau berusaha pergi ke toko murah tersebut. Biasanya toko itu terletak di tempat-tempat tertentu saja, sehingga butuh usaha ekstra untuk mencapainya.

4. Mengajak anak bermain bersama

Najmi kerap kali mengajak saya main bersama. Saya pahami anak senang sekali bila ada keterlibatan orangtua bersamanya, menemaninya bermain. Bisa main bersama dalam bentuk kejar- kejaaran kecil di dalam rumah (tentu ini harus disesuaikan dengan kondisi rumah), atau main bersama anak dengan mainan Najmi kerap kali mengajak saya main bersama. Saya pahami anak senang sekali bila ada keterlibatan orangtua bersamanya, menemaninya bermain. Bisa main bersama dalam bentuk kejar- kejaaran kecil di dalam rumah (tentu ini harus disesuaikan dengan kondisi rumah), atau main bersama anak dengan mainan

5. Tumbuhkan minat cinta buku pada anak sejak usia dini

Najmi mulai kami kenalkan dengan buku sejak masih bayi. Buku bayi dibelikan yang simple namun bergambar besar dan berwarna menarik. Terkadang kami juga membelikan buku bernyanyi dan bersuara, sehingga dari kecil anak sudah tertarik dengan buku. Tentu kami memilihkan buku-buku tersebut sesuai usia anak, dan kecenderungan anak.

Di Jepang tersedia book of, di toko buku ini kami bisa membelikan buku bagus tapi dengan harga yang sangat murah. Tak selalu bukunya buku bekas, namun banyak juga yang baru. Book of ini sangat terkenal di seluruh Jepang. Di sekitar tempat tinggal kami ada tiga lokasi book of yang dapat dijangkau dengan sepeda. Sabtu atau Minggu kami sering mengajak Najmi ke book of ini. Apalagi saya saangat senang mengoleksi majalah wanita, misalnya interior, majalah busana, dan keterampilan wanita lainnya.

Selain itu kami juga sering menemukan buku anak pada hari sampah buku dan kertas, kebetulan tetangga kami banyak juga yang punya anak. Kebanyakan orang Jepang tidak menyimpan buku menumpuk di rumahnya. Buku yang tidak dibaca lagi, diikat rapi dan dibuang pada hari sampah buku. Bagi yang memerlukannya dapat mengambil buku tersebut. Dan pekerjaan seperti ini tidak dilihat hina oleh orang Jepang lain. Bahkan orang Jepang sekalipun juga sering memungut sesuatu yang iya perlukan dari gomi (sampah) orang lain.

Najmi punya banyak buku. Ada buku yang memang langganan tiap bulan, ada buku bahasa Inggris, dan buku interaktif anak. Buku- buku pun saya tempatkan pada tempat khusus bermain Najmi, agar mudah dijangkau Najmi.

Sekarang tiap hari Najmi selalu menyentuh buku sebagai salah satu kegiatan rutinnya di rumah. Jadi, Najmi tak pernah merasa kehilangan aktivitas, bila TV tidak hidup, karena banyak kegiatan lain yang bisa dia lakukan, salah satunya membaca buku.

6. Menyediakan buku interaktif

Buku interaktif berbeda dengan buku cerita anak. Buku anak Indonesia kebanyakan pasif, hanya ada bacaan. Di Jepang ada buku tipe lain, yang memang memancing anak untuk berinteraksi dengan buku tersebut. Misalnya ada kerajinan tangan, ada gambar tempel, yang harus ditempelkan pada halaman tertentu sesuai petunjuk buku. Juga ada buku yang bisa ditulis atau dilukis Buku interaktif berbeda dengan buku cerita anak. Buku anak Indonesia kebanyakan pasif, hanya ada bacaan. Di Jepang ada buku tipe lain, yang memang memancing anak untuk berinteraksi dengan buku tersebut. Misalnya ada kerajinan tangan, ada gambar tempel, yang harus ditempelkan pada halaman tertentu sesuai petunjuk buku. Juga ada buku yang bisa ditulis atau dilukis

7. Menggambar dapat menghindarkan ketertarikan terhadap TV

Selain suka membaca buku, Najmi punya kegiatan menggambar. Tiap hari Najmi selalu menyempatkan diri untuk membikin gambar. Memang dari kecil Najmi senang untuk minta dibikinkan gambar. Saat Najmi berumur lebih dari 4 tahun 4 bulan telah bisa membuat gambar sendiri. Bila di rumah Najmi tidak pernah bingung bila TV tidak hidup, bahkan Najmi asyik dengan kegiatannya sendiri.

Mami ataupun Papinya selalu membubuhkan tulisan “good job (bagus) ” dan tanggal pembuatan gambar pada setiap karya Najmi. Najmi terlihat senang, seakan mendapat penghargaan atas karyanya, sehingga selalu berkarya setiap harinya. Saya juga menyimpan gambar asli dalam map khusus berisi karya Najmi, selain menyimpannya di komputer dan membuatkan blog untuk memposting karya Najmi.

Dari karya Najmi, saya meminta Najmi untuk bercerita, dan cerita yang dituturkan Najmi dibukukan oleh Maminya. Sesekali buku itu saya bacakan buat Najmi. Gadis kecil itu terlihat senang sekali.

8. Menumbuhkan keterampilan pada anak, sehingga anak bisa berkarya, dan membikin mainan sederhana sendiri

Berawal dari bisa menggambar, Najmi jadi senang berkarya, membuat tako, membuat wayang kertas, membuat kartu bermain dan pajangan unik.

Ketika saya menggunting karton bekas (misalnya kotak roti dan tissue) menjadi kartu kecil, Najmi pun langsung tergerak untuk membikin kartu bermain. Najmi meminta karton kecil yang telah saya potong, dan Najmi langsung membikin gambar sesuai ukuran karton, ternyata untuk kartu bermain. Selanjutnya Najmi menerangkan cara bermain dengan kartu yang telah dibuatnya.

Jadi sebaiknya orangtua terlibat dalam kegiatan anak, orangtua memberikan bantuan dikala anak belum seutuhnya bisa merampungkan karyanya sendiri. Awalnya Najmi minta bantuan untuk menggunting selotip, dan memasangkan sumpit untuk pegangan wayang, namun sekarang Najmi sudah bisa melakukan semuanya sendiri.

9. Mengajak anak masuk dapur

Bila acara menggambar pada setiap Sabtu atau Minggu pagi telah selesai, saya berusaha mengalihkan Najmi untuk beraktivitas selanjutnya di dapur. Kami membuat masakan atau kue apa saja yang sederhana tapi menarik buat Najmi.

10. Mengajak anak bersih-bersih di rumah bersama

Terkadang kami juga mengajak Najmi untuk bersih-bersih rumah bila hari libur. Tujuan kami hanya sekedar membuat Najmi sibuk di rumah. Misalnya waktu membersihkan rumah menggunakan vacum cleaner, Najmi juga ingin untuk mencoba. Bukan berarti mengerahkan anak kecil yang belum pantas dibebani tugas. Juga bukan bermaksud membebani anak, tetapi memperkenalkan sesuatu yang baru, suatu kegiatan rutin di rumah kepada anak. Berdasarkan pengalaman kami, Najmi terlihat senang sekali, bahkan menimbulkan banyak pertanyaan dari Najmi.

11. Mengajak anak bernyanyi bersama

Bernyanyi bersama anak, sambil mendengarkan tape atau rekaman digital, dapat mengalihkan anak dari TV. Saya terkadang melakukan hal ini bersama Najmi. Selain untuk menambah menambah kosa kata anak, juga meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia Najmi. Najmi senang menyanyikan lagu anak- anak Indonesia, karena walau bagaimanapun Najmi adalah orang Indonesia.

12. Memasukan anak sekolah

Tiap hari, dari hari Senin hingga ha ri Jum’at Najmi pergi ke sekolah. Pada hari kerja, hampir dapat dipastikan tidak ada waktu untuk menonton TV, karena Najmi sekolah dari jam 9 hingga jam 5 sore. Senja hari pulang ke rumah, mandi, makan, Tiap hari, dari hari Senin hingga ha ri Jum’at Najmi pergi ke sekolah. Pada hari kerja, hampir dapat dipastikan tidak ada waktu untuk menonton TV, karena Najmi sekolah dari jam 9 hingga jam 5 sore. Senja hari pulang ke rumah, mandi, makan,

13. Mengajak anak main keluar, berbelanja, atau main ke taman

Di hari Sabtu atau Minggu, kami selalu main keluar, apakah untuk berbelanja rutin untuk keperluan makan, mengajak Najmi main ke taman, ke toko buku, ataupun hanya sekadar cuci mata melihat-lihat barang. Tentu saja sudah bisa dipastikan ini memakan waktu cukup lama, dan tidak berada di dalam rumah. Artinya anak tidak mengkonsumsi tontonan TV. Jadi kegiatan ini dapat menghindarkan anak dari TV.

14. Mengajak anak mengunjungi museum-museum pendidikan

Terkadang, sesekali kami mengajak Najmi mengunjungi museum pendidikan di Jepang. Yang telah kami kunjungi adalah Miraikan, yang dibangun di daerah Odaiba, suatu kota indah yang dibangun dari timbunan sampah selama lebih kurang 10 tahun. Di Miraikan ini semua sains dan kemajuan teknologi yang telah dicapai oleh Jepang disajikan untuk umum. Setiap pengunjung boleh mengetahui apa saja yang

diperagakan, bahkan boleh mengoperasikannya sendiri. Najmi senang sekali, karena Najmi juga mengetahui riset yang dilakukan oleh Mami dan Papinya, diperagakan, bahkan boleh mengoperasikannya sendiri. Najmi senang sekali, karena Najmi juga mengetahui riset yang dilakukan oleh Mami dan Papinya,

15. Mengajak anak tamasya

Mengajak anak tamasya, baik keliling kota atau rekreasi ke suatu tempat tertentu juga dapat dilakukan sebagai salah satu usaha agar anak tidak maniak TV. Bisa pergi ke kebun binatang, atau menikmati taman kota, berjalan di sepanjang gedung-gedung kuno dan bersejarah, merupakan kegiatan yang menarik buat anak. Kegiatan ini bisa menambah pengetahuan sekaligus pengalaman kepada anak.

16. Mengajak anak makan di luar

Bila di Indonesia, berbagai tempat makan enak dan halal bisa dijumpai, sesekali asyik juga membawa anak makan di luar. Bila di Jepang, kami waspada sekali terhadap kehalalan makanan. Paling kalau makan di luar yang bisa dimakan adalah sushi (nasi dengan ikan mentah), takoyaki, dan beberapa makanan lain, namun tak banyak. Kerap kali kami membawa bekal sendiri kalau mau makan di luar, misalnya ketika pergi main ke taman.

Di dekat rumah kami ada taman luas, bisa dipakai untuk olahraga bersama anak, juga bisa untuk lesehan sambil makan di udara terbuka. Kegiatan ini memberikan suasana tersendiri bagi kami dan Najmi.

17. Mengajak anak bersilaturrahmi

Sesekali, anak bisa diajak silaturrahmi ke tempat saudara, agar saling mengakrabkan hubungan kekeluargaan. Namun, bagi kami yang tinggal di luar negeri, hidup jauh dari saudara, maka rekan dan kolega terdekatlah tempat kami mengajak Najmi untuk bersilaturrahmi. Kegiatan ini bisa sebagai obat untuk melepas kangen akan keluarga di Indonesia, mengenalkan Najmi dengan budaya Indonesia, meningkatkan komunikasi Najmi, juga mengajarkan anak untuk bersilaturrahmi diantara sesama. Biasanya kami juga menghadirkan hidangan bernuansa nusantara, pada saat seperti ini.

Cho-cho (kupu-kupu)

oleh Najmi