Anak Tunanetra Jenis Penelitian

berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan.

2.4 Anak Tunanetra

Anak tunanetra adalah sebagai individu yang indera penglihatannya kedua- duanya tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari- hari sepertinya halnya orang awas. Anak-anak dengan gangguan penglihatan ini dapat diketahui dalam kondisi berikut : a. Ketajamn penglihatannya kurang dari ketajaman yang dimiliki orang awas. b. Terjadikekeruhan pada lensa mata atau terdapat cairan tertentu. c. Posisis mata sulit dikendalikan oleh syaraf otak. d. Terjadi kerusakan susuna syaraf otak. Dari kondisi-kondisi diatas, pada umumnya yang digunakan sebagi patokan apakah seorang anak termasuk tunanetra atau tidak berdasarkan pada tingkat ketajaman penglihatannya. Untuk mengetahui ketunanetraan dapat digunakan suatu tes yang dikenal sebagaites Snellen Card. Perlu ditegaskan bahwa anak dikatakan tunanetra bila ketajaman penglihatannya kurang dari 621. Artinya, berdasarkan tes, anak hanya mampu membaca huruf pada jarak 6 meter yang oleh orang awas dapat dibaca pada jarak 21 meter. Berdasarkan acuan tersebut, anak tunanetra dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu: Universitas Sumatra Utara 1. Buta Dikatakan buta jika anak sma sekali tidak mampu menerima rangsang cahaya dari luar visusnya = 0 2. Low Vision Bila naka masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi ketajamannya lebih dari 621, atau jika hanya mampu membaca headline pada surat kabar. Anak tunanetra memiliki karakteristik kognitif,sosial, emosi, motorik, dan kepribadian yang sangat bervariasi. Hal ini sangat tergantung pada sejak kapan anak mengalami ketunanetraan, bagaimana tingkat ketajaman penglihatannya, berapa usianya, serta bagaimana tingkat pendidikannya. Universitas Sumatra Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian studi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkas, berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. Bungin, 2008:36. 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Yayasan Karya Murni yang ada di Jl.Karya Wisata. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah karena lokasi penelitian ini merupakan salah satu tempat anak berkebutuhan khusus yang ada di Sumatera Utara dan mudah dijangkau oleh peneliti dan dapat menghemat biaya karena lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal si peneliti dan selain itu peneliti juga ingin mengetahui dan merasakan apa yang dirasakan oleh anak berkebutuhan khusus dengan kondisi fisik mereka dan peneliti juga ingin melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan usaha para pengajar dan pegawai ketika mengasuh anak-anak berkebutuhan khusus tersebut dan ingin mengetahui sudah sejauhmana peran lembaga Panti Asuhan Yayasan Karya Murni untuk memandirikan mereka. Universitas Sumatra Utara

3.3 Populasi dan Sampel