Keseragman Ukuran Waktu pembasahan wetting time

dilihat pada Gambar 4.2 Contoh perhitungan friabilitas ODT natrium diklofenak dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 62. Gambar 4.2 Diagram hasil uji friabilitas tablet Keterangan: K: kontrol tanpa superdisintegran ODT 1: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 1:0 ODT 2: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 0:1 ODT 3: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 1:1 ODT 4: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 1:2 ODT 5: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 2:1

4.2.3 Keseragman Ukuran

Keseragaman ukuran dilakukan dengan mengukur ketebalan dan diameter tablet. Data hasil keseragaman Ukuran dapat dilihat pada tabel 4.3. Dari Tabel dapat dilihat bahwa ODT natrium diklofenak yang dihasilkan tidak memenuhi syarat Farmakope Edisi III, dimana syarat diameter tablet adalah tidak kurang dari 43 dan tidak lebih dari 3 kali tebal tablet. Tablet yang dihasilkan dari semua formula ODT terlalu tipis maka perlu diperhatikan cara pengemasan tablet. Tablet sebaiknya dikemas dalam blister sehingga mencegah 0,65 0,73 0,77 0,78 0,74 0,79 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 K ODT1 ODT2 ODT3 ODT4 ODT5 Fr iab il itas Kode Formula Diagram Uji Friabilitas Tablet Universitas Sumatera Utara kerusakan tablet pada saat proses distribusi. Gambar uji keseragaman ukuran dapat dilihat pada Lampiran 16, halaman 96. Tabel 4.3 Hasil uji keseragaman ukuran Formula Keseragaman Ukuran Tebal mm Diameter mm K 3,05  0,00 11,15  0,00 ODT1 3,06  0,01 11,15  0,008 ODT2 3,00  0,01 11,08  0,01 ODT3 3,04  0,008 11,14  0,005 ODT4 3,06  0,00 11,15  0,00 ODT5 3,05  0,08 11,15  0,006 Keterangan: K: kontrol tanpa superdisintegran ODT 1: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 1:0 ODT 2: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 0:1 ODT 3: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 1:1 ODT 4: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 1:2 ODT 5: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 2:1

4.2.4 Waktu hancur In vitro, di rongga mulut dan termodifikasi

Hasil uji waktu hancur secara in vitro, dirongga mulut dan termodifikasi dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan diagram waktu hancur secara in vitro, dirongga mulut dan termodifikasi dapat dilihat pada Gambar 4.3. Tabel 4.4 Hasil uji waktu hancur ODT natrium diklofenak Kode formula Waktu hancur detik In vitro Di rongga mulut Termodifikasi K 92 ± 0,89 112 134 ± 1,41 ODT1 36,16 ± 0,75 47 70,17 ± 1,60 ODT2 39,67 ± 1,50 51 75,5 ± 1,04 ODT3 12,50 ± 1,37 31 58,5 ± 1,37 ODT4 13,33 ± 0,81 35 65,83 ± 1,60 ODT5 13 ± 1,41 33 61,17 ± 1,67 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Diagram hasil uji waktu hancur Keterangan: K: kontrol tanpa superdisintegran ODT 1: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 1:0 ODT 2: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 0:1 ODT 3: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 1:1 ODT 4: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 1:2 ODT 5: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 2:1 Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa waktu hancur secara in vitro pada semua formula lebih cepat dibandingkan waktu hancur dirongga mulut dan waktu hancur termodifikasi dikarenakan bahan-bahan yang digunakan larut dalam air sehingga ketika tablet terendam seluruhnya didalam medium tablet segera hancur serta karena adanya efek pengadukan dari disintegration tester yang tinggi. Waktu hancur di rongga mulut lebih cepat dibandingkan dengan waktu hancur termodifikasi diduga terjadi karena adanya saliva yang dapat membantu mempercepat waktu hancur tablet dirongga mulut. Sedangkan pada uji waktu hancur termodifiasi tablet paling lama hancur, hal ini terjadi karena pada uji waktu hancur termodifikasi medium yang digunakan relatif lebih sedikit dan tanpa pengadukan, sehingga waktu hancurnya menjadi lebih lama. 20 40 60 80 100 120 140 K ODT1 ODT2 ODT3 ODT4 ODT5 Waktu H an cu r d e tik Kode Formula Diagram Uji Waktu Hancur in vitro dirongga mulut termodifikasi Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 4.3 juga dapat terlihat bahwa uji waktu hancur dari semua metode pengujian formula yang menggunakan campuran superdisintegran ODT3, ODT4, dan ODT5 lebih cepat hancur daripada formula yang menggunakan superdisintegran tunggal ODT1 dan ODT2. Hal ini mungkin disebabkan karena mekanisme kerja kedua superdisintegran yang saling mendukung satu sama lain sehingga diperoleh waktu hancur yang lebih cepat, dimana natrium pati glikolat merupakan superdisintegran yang cepat sekali mengembang hingga 17 –22 kali ukuranvolume awalnya dalam waktu kurang dari 30 detik apabila terjadi kontak dengan air dan krospovidon merupakan superdisintegran yang mekanisme kerjanya dengan bertindak sebagai kapiler dengan cara mengabsorbsi cairan ke dalam pori-pori tablet melalui aksi kapiler yang memperluas pori-pori dalam tablet Bhowmik, et al., 2009. Gambar uji waktu hancur di rongga mulut dapat dilihat pada Lampiran 17, halaman 99.

4.2.5.1 Hasil uji ANOVA dan duncan waktu hancur formula ODT

Hasil uji ANOVA waktu hancur dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil uji ANOVA waktu hancur Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 28379.889 5 5675.978 4.153E3 .000 Within Groups 41.000 30 1.367 Total 28420.889 35 Dari uji ANOVA diatas diperoleh p = 0,00 dapat diartikan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara formula ODT1, ODT2, ODT3, ODT4, ODT5 karena p 0,05. Perbedaan yang signifikanbermakna itu dapat dilihat pada tabel Duncan Tabel 4.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil uji duncan waktu hancur formula ODT kode formula N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 odt3 6 12.5000 odt5 6 13.0000 odt4 6 13.3333 odt1 6 36.1667 odt2 6 39.6667 kontrol 6 92.0000 Sig. .253 1.000 1.000 1.000 Dari hasil uji Duncan pada Tabel 4.6 maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antara formula yang menggunakan superdisintegran tunggal ODT1 dan ODT2 terhadap formula yang menggunakan campuran superdisintegran ODT3, ODT4 dan ODT5.

4.2.6 Waktu pembasahan wetting time

Proses disolusi suatu tablet tergantung pada pembasahan tablet yang diikuti dengan disintegrasi tablet, maka waktu pembasahan merupakan salah satu parameter penting dalam evaluasi ODT Rao, et al., 2009. Tablet yang tidak menggunakan superdisintegran memerlukan waktu pembasahan yang lebih lama dibandingkan dengan tablet yang menggunakan superdisintegran tunggal. Sedangkan waktu pembasahan yang dibutuhkan tablet yang menggunakan campuran superdisintegran ODT3, ODT4, ODT5 lebih cepat dibandingkan dengan tablet yang hanya menggunakan superdisintegran tunggal ODT1, ODT2. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan campuran superdisintegran dapat menghasilkan waktu pembasahan yang lebih cepat. Universitas Sumatera Utara Diagram hasil uji waktu pembasahan dapat dilihat pada Gambar 4.4. Gambar tablet sebelum dan setelah terbasahi sempurna dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.4 Diagram hasil uji waktu pembasahan Keterangan: K: kontrol tanpa superdisintegran ODT 1: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 1:0 ODT 2: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 0:1 ODT 3: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 1:1 ODT 4: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 1:2 ODT 5: campuran superdisintegran krospovidon:natrium pati glikolat = 2:1 a b Gambar 4.5 Uji Waktu Pembasahan wetting time Keterangan: a: gambar tablet sebelum terbasahi b: gambar tablet setelah terbasahi 99,67 63,67 68,5 51,33 59,67 55,83 20 40 60 80 100 120 K ODT1 ODT2 ODT3 ODT4 ODT5 Waktu Det ik Kode Formula Diagram Uji Waktu Pembasahan Universitas Sumatera Utara

4.2.7 Uji rasio absorbsi air

Dokumen yang terkait

Formulasi Orally Disintegrating Tablet (ODT) Metoklopramida HCl Menggunakan Kombinasi Krospovidon Dan Ac-Di-Sol Dengan Metode Cetak Langsung

8 87 124

Formulasi Orally Disintegrating Tablet (Odt) Domperidon Secara Cetak Langsung Menggunakan Campuran Primogel Dan Krospovidon Sebagai Pengembang

9 75 134

Formulasi Orally Disintegrating Tablet (Odt) Domperidon Menggunakan Superdisintegran Krospovidon Dan Primogel Dengan Metode Sublimasi

13 92 132

Formulasi Orally Disintegrating Tablet (Odt) Domperidon Menggunakan Superdisintegran Krospovidon Dan Primogel Dengan Metode Sublimasi

1 0 14

Formulasi Orally Disintegrating Tablet (Odt) Domperidon Menggunakan Superdisintegran Krospovidon Dan Primogel Dengan Metode Sublimasi

0 0 2

Formulasi Orally Disintegrating Tablet (Odt) Domperidon Menggunakan Superdisintegran Krospovidon Dan Primogel Dengan Metode Sublimasi

0 2 5

Formulasi Orally Disintegrating Tablet (Odt) Domperidon Menggunakan Superdisintegran Krospovidon Dan Primogel Dengan Metode Sublimasi

0 6 17

Formulasi Orally Disintegrating Tablet (ODT) Natrium Diklofenak Menggunakan Krospovidon dan Natrium Pati Glikolat dengan Metode Cetak Langsung

0 1 44

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet (ODT) 2.1.1 Pengertian - Formulasi Orally Disintegrating Tablet (ODT) Natrium Diklofenak Menggunakan Krospovidon dan Natrium Pati Glikolat dengan Metode Cetak Langsung

1 1 15

FORMULASI ORALLY DISINTEGRATING TABLET (ODT) NATRIUM DIKLOFENAK MENGGUNAKAN KROSPOVIDON DAN NATRIUM PATI GLIKOLAT DENGAN METODE CETAK LANGSUNG SKRIPSI

1 1 13