Bagi Pusdiklat Bahasa Badiklat RI

a. Faktor Sosial Budaya

Budaya adalah sebuah sistem aturan yang dinamis, eksplisit dan implisit, yang dibangun oleh kelompok-kelompok untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Budaya merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa kedua. Bahasa adalah bagian dari budaya, dan budaya bagian dari bahasa sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan karena merupakan satu kesatuan. Aspek penting dalam pembelajaran bahasa kedua pada konteks budaya antara lain stereotip budaya, sikap, pemerolehan budaya kedua, jarak sosial, mengajarkan kompetensi antarbudaya, kebijakan dan politik bahasa, serta hubungan antara bahasa, pemikiran dan budaya Brown, 2008: 210. 1 Stereotip Budaya Dalam mempelajari bahasa kedua, baik pembelajar maupun guru perlu memahami perbedaan budaya, untuk mengakui secara terbuka bahwa tidak ada orang yang sama. Seperti pandangan bahwa setiap orang Prancis memiliki pandangan yang statis, terpusat dan universitalis. Sedangkan orang amerika menganggap orang Jepang tidak bersahabat karena norma dan budaya mereka tentang respek dan kesopanan Brown, 2008: 211. Dengan kata lain, penstereotipan adalah proses menempatkan orang-orang ke dalam kategori-kategori, atau penilaian mengenai orang-orang atau obyek-obyek berdasarkan kategori-kategori yang sesuai daripada berdasarkan karakteristik individual mereka. Stereotip menjadi salah satu dari beberapa faktor yang dapat menghambat komunikasi lintas budaya. Karena stereotip tersebut dapat membuat kita terlalu cepat mengambil kesimpulan terhadap seseorang tanpa mengenal karakter orang tersebut secara individual. Kelas bahasa bisa merasakan perbedaan budaya. Dalam mengajarkan bahasa asing perlu perjuangan memahami hal latar belakang sosial budaya mereka. 2 Sikap Sikap, seperti semua aspek perkembangan kognisi dan afeksi pada manusia, berkembang dari masa kanak-kanak, sikap orang tua, rekan sebaya dan kontak dengan orang-orang berbeda. Menurut Gardner via Brown 2008: 211, sikap memengaruhi motivasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua dengan kata lain sikap memiliki efek penting namun tidak langsung terhadap SLA. Salah satu sikap yang paling banyak diteliti adalah sikap si pebelajar terhadap para pembicara speakers bahasa sasaran target language- TL. tersebut. Makin positif sikap si pebelajar maka makin bagus pula kemajuan belajarnya. 3 Pemerolehan Budaya Kedua Pembelajaran bahasa kedua melibatkan pemerolehan identitas kedua. Penciptaan identitas baru ini berada di jantung pembelajaran budaya, atau disebut akulturasi. Budaya adalah bagian yang tertanam sangat dalam pada diri manusia, tetapi cara-cara berkomunikasi diantara anggota-anggota sebuah budaya adalah ekspresi yang paling terlihat dari budaya tersebut.