Batasan masalah Rumusan masalah

Hal tersebut melatarbelakangi sekolah-sekolah formal untuk menerapkan bahasa asing lainnya sebagai muatan lokal. Bahasa-bahasa asing tersebut diantaranya adalah bahasa Jerman, Prancis, Mandarin, Jepang dan lain-lain. Mempelajari bahasa asing adalah pekerjaan panjang dan kompleks. Seluruh diri terpengaruh ketika berjuang melampaui batasan-batasan bahasa pertama dan berusaha menggapai bahasa baru, budaya baru dan cara baru dalam berpikir, merasakan dan bertindak. Mempelajari bahasa bukanlah serangkaian langkah mudah yang bisa diprogram dalam sebuah panduan ringkas. Begitu banyak permasalahan yang ada sehingga kursus-kursus bahasa asing sering menjadi medan latihan yang tidak memadai bagi keberhasilan mempelajari bahasa asing. Pengajaran tidak bisa didefinisikan terpisah dari pembelajaran. Pengajaran adalah memandu dan memfasilitasi pembelajaran, memungkinkan pembelajar untuk belajar, menetapkan kondisi-kondisi pembelajaran Brown, 2008: 8. Komponen dalam belajar bahasa asing meliputi faktor sosial budaya, kompetensi komunikatif, dan faktor linguistik. Pembelajaran bahasa asing yang dibahas dalam penelitian ini adalah bahasa Prancis. Pembelajaran bahasa Prancis bagi penutur asing mengacu pada CECR Cadre Européen Commun de Référence. Di dalam CECR, pada tiap tingkatan kompetensi bahasa Prancis juga terdapat komponen-komponen yang diperlukan dalam mempelajari bahasa Prancis seperti sosial budaya, komunikasi dan pragmatik. Semua komponen tersebut akan dibahas secara rinci pada bab ini.

a. Faktor Sosial Budaya

Budaya adalah sebuah sistem aturan yang dinamis, eksplisit dan implisit, yang dibangun oleh kelompok-kelompok untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Budaya merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa kedua. Bahasa adalah bagian dari budaya, dan budaya bagian dari bahasa sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan karena merupakan satu kesatuan. Aspek penting dalam pembelajaran bahasa kedua pada konteks budaya antara lain stereotip budaya, sikap, pemerolehan budaya kedua, jarak sosial, mengajarkan kompetensi antarbudaya, kebijakan dan politik bahasa, serta hubungan antara bahasa, pemikiran dan budaya Brown, 2008: 210. 1 Stereotip Budaya Dalam mempelajari bahasa kedua, baik pembelajar maupun guru perlu memahami perbedaan budaya, untuk mengakui secara terbuka bahwa tidak ada orang yang sama. Seperti pandangan bahwa setiap orang Prancis memiliki pandangan yang statis, terpusat dan universitalis. Sedangkan orang amerika menganggap orang Jepang tidak bersahabat karena norma dan budaya mereka tentang respek dan kesopanan Brown, 2008: 211. Dengan kata lain, penstereotipan adalah proses menempatkan orang-orang ke dalam kategori-kategori, atau penilaian mengenai orang-orang atau obyek-obyek berdasarkan kategori-kategori yang sesuai daripada berdasarkan karakteristik individual mereka. Stereotip menjadi salah satu dari beberapa faktor yang dapat menghambat komunikasi lintas budaya. Karena stereotip tersebut dapat membuat kita terlalu cepat mengambil kesimpulan terhadap seseorang tanpa mengenal