Kemampuan Penalaran Matematis LANDASAN TEORI

10

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini, peneliti memaparkan beberapa teori yang digunakan sebagai landasan melakukan penelitian.

A. Kemampuan Penalaran Matematis

Secara garis besar penalaran dibagi menjadi dua, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif Yani Ramdani, 2012. Penalaran induktif adalah proses penalaran yang menurunkan prinsip atau aturan umum dari pengamatan hal-hal atau contoh-contoh kasus, sedangkan penalaran deduktif adalah proses penalaran dari pengetahuan prinsip atau pengalaman yang umum yang menuntun kita memperoleh kesimpulan untuk sesuatu yang khusus Yani Ramdani, 2012. Menurut Herdian 2010 penalaran adalah proses berfikir yang dilakukan dengan satu cara untuk menarik kesimpulan. Menurut Shurter dan Pierce, penalaran didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan Herdian, 2010. Kemampuan penalaran matematis merupakan salah satu kemampuan yang penting untuk dilatihkan sejak dini pada siswa Rizta dan Hartono, 2013. Salah satu cara untuk melatih kemampuan penalaran siswa adalah melalui pemberian soal- soal penalaran yang didesain khusus untuk mengembangkan atau melatih kemampuan tersebut Rizta dan Hartono, 2013. The National Council of Teachers of Mathematics NCTM menyebutkan salah satu standar 11 kemampuan pembelajaran matematika yaitu tentang penalaran matematis dalam menyelesaikan soal Walle, 2008; dalam Rizta dan Hartono, 2013. Berdasarkan paparan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematis merupakan kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika secara kritis dengan mengaitkan suatu fakta atau gambar atau hubungan yang ada dan tahapan penyelesaian masalah tergantung cara berpikir siswa itu sendiri serta menyimpulkan hasil penyelesaian masalah matematika. Kemampuan penalaran dalam Herdian 2010 meliputi: 1. Penalaran umum yang berhubungan dengan kemampuan untuk menemukan penyelesaian atau pemecahan masalah. 2. Kemampuan yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan, seperti pada silogisme, dan yang berhubungan dengan kemampuan menilai implikasi dari suatu argumentasi. 3. Kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan, tidak hanya hubungan antara benda-benda tetapi juga hubungan antara ide-ide, dan kemudian mempergunakan hubungan itu untuk memperoleh benda-benda atau ide-ide lain. Kemampuan penalaran matematis dalam Yani Ramdani 2012 meliputi: 1. Memberikan penjelasan terhadap model, gambar, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang ada. 12 2. Memperkirakan jawaban dan proses solusi, dan menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematis, menarik analogi dan generalisasi menyusun dan menguji konjektur menyusun prosedur penyelesaian, memberikan lawan contoh. 3. Mengikuti aturan inferensi membuat kesimpulan berdasarkan apa yang dibaca, menyusun argumen yang valid, memeriksa validitas argumen. Indikator kemampuan yang termasuk pada kemampuan penalaran matematis dalam Asmar Bani 2011, yaitu: 1. Membuat analogi dan generalisasi. 2. Memberikan penjelasan dengan menggunakan model. 3. Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematika. 4. Menyusun dan menguji konjektur menyusun prosedur penyelesaian. 5. Memeriksa validitas argumen. 6. Menyususun pembuktian langsung. 7. Menyusun pembuktian tidak langsung. 8. Memberikan contoh penyangkalan. 9. Mengikuti aturan inferensi membuat kesimpulan berdasarkan apa yang dibaca. Indikator kemampuan penalaran matematis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Menyusun jawaban suatu masalah matematika dengan menjelaskan fakta, gambar, dan hubungan antara fakta dan gambar. 13 2. Menyusun argumen atau pembuktian yang logis dalam menyelesaikan suatu masalah. 3. Menyusun kesimpulan yang logis atas jawaban suatu masalah matematika.

B. Kemampuan Komunikasi Matematis