Pembuatan fase gerak untuk sistem HPLC Pembuatan PBS pH 7,4 konsentrasi 0,01 M Pembuatan kurva baku PPD Uji difusi dengan FDC

E. Tata Cara Penelitian

Studi absorpsi perkutan PPD ini mengadopsi Organization for Economic Co-operation Development OECD Guideline for the Testing of Chemicals Skin Absorption: in vitro Method tahun 2004 yang disertai beberapa perubahan dari penulis.

1. Pembuatan fase gerak untuk sistem HPLC

Fase gerak yang digunakan adalah campuran akuades, NH 4 OH 10, dan asetonitril sesuai dengan hasil optimasi Emelia 2015, yaitu akuades + NH 4 OH 10 : asetonitril 90:10.

2. Pembuatan PBS pH 7,4 konsentrasi 0,01 M

Sebanyak 800 mL akuabides dimasukkan dalam gelas beker 1 L, ditambah 8 g NaCl, 0,2 g KCl, 1,44 g Na 2 HPO 4 , dan 0,24 g KH 2 PO 4 diaduk dengan pengaduk magnetik hingga larut sempurna. Derajat keasaman larutan diukur dengan pH meter dan pH larutan dibuat 7,4 dengan penambahan HCl. Larutan dipindahkan dalam labu takar 1 L, ditambah akuabides sampai tanda.

3. Pembuatan kurva baku PPD

a. Pembuatan larutan natrium metabisulfit 0,001 M. Sejumlah 190,107 mg natrium metabisulfit ditimbang seksama lalu dilarutkan dalam akuades yang telah disaring dengan kertas Whatman hingga 1 L. b. Pembuatan larutan stok PPD 2 mgmL. Sejumlah 100,0 mg baku PPD ditimbang seksama lalu dilarutkan dengan larutan natrium metabisulfit dan diencerkan hingga batas dalam labu takar 50 mL. c. Pembuatan larutan intermediet PPD 40 gmL. Sejumlah 20 L larutan stok PPD 2 mgmL diambil dan ditambahkan dengan 980 L larutan natrium metabisulfit sehingga didapatkan larutan intermediet PPD 40 gmL. d. Pembuatan seri larutan baku PPD 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10 gmL. Sejumlah 5, 10, 15, 20, 30, 40, 50 L larutan intermediet baku PPD 40 gmL diambil lalu masing-masing ditambahkan dengan sebanyak 195, 190, 185, 180, 170, 160, 150 L larutan natrium metabisulfit sehingga didapatkan seri larutan baku PPD 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10 gmL. Seri larutan baku diinjekkan ke sistem HPLC.

4. Uji difusi dengan FDC

a. Penyiapan sampel. Sampel pewarna rambut oksidatif yang digunakan adalah campuran dari 20 bungkus sampel pewarna rambut oksidatif yang didapatkan dari enam tempat penjualan sampel berbeda. Sampel ditimbang satu per satu untuk pengujian keseragaman bobot, lalu dihomogenkan dengan mortir dan stamper. b. Preparasi kulit khatan praeputium. Segera setelah kulit khatan diambil dari subyek penelitian, kulit khatan dipindahkan ke cairan ringer laktat. Sebelum penyimpanan pada suhu -4 o C, kulit dibersihkan dari jaringan subkutan. Apabila sudah siap digunakan, kulit dipotong sesuai dengan ukuran FDC dan dipasang pada FDC dengan bagian stratum korneum menghadap ke bagian atas, lalu kompartemen akseptor dimasukkan magnetic stirrer dan diisi PBS hingga penuh. Suhu FDC dijaga 31 - 33 o C. Perangkat FDC dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Skema FDC c. Penetapan profil kinetika penetrasi PPD. Sampel diambil sebanyak 300 mg, lalu dicampurkan dengan 750 µL akuades. Sampel yang berbentuk pasta diambil dan ditimbang sekitar 1 –5 mg, lalu diaplikasikan pada kulit khatan. Cairan PBS dari kompartemen reseptor diambil pada jam ke-0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5; 6,5; 7,5; 8,5; 9,5; 10,5; 11,5, lalu diganti dengan volume cairan PBS yang sama. Cairan dalam kompartemen akseptor FDC diinjek ke dalam sistem HPLC. Langkah ini diulangi sebanyak lima kali sehingga terdapat lima variasi massa sampel pewarna rambut oksidatif yang diaplikasikan. Pasta yang tersisa dianalisis sesuai dengan langkah analisis sampel pada penelitian Feliana 2015 untuk mengetahui massa PPD dalam pasta, yang selanjutnya digunakan untuk menghitung massa PPD dalam kompartemen donor. Kompartemen donor FDC Kulit Kompartemen akseptor FDC Magnetic stirrer

F. Analisis Hasil