8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pewarna Rambut
Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetik yang digunakan dalam tata rias rambut untuk mewarnai rambut atau untuk mengembalikan warna rambut
asalnya Dirjen POM, 1985. Pada umumnya, terdapat berbagai jenis pewarna rambut di pasaran, yaitu
yang bersifat alami seperti henna, atau sintetis seperti PPD. Henna adalah pewarna alami yang berasal dari daun dan bunga tanaman Lawsonia inermis. Ekstrak
henna sering digunakan untuk memberi warna rambut ataupun sebagai tato. Sayangnya, untuk mendapatkan warna yang mampu melekat lama, serbuk henna
yang telah dicampurkan dengan air atau minyak membutuhkan waktu aplikasi yang cukup lama, yaitu berkisar 2-6 jam. Untuk mempercepat waktu aplikasi,
henna sering ditambahkan pewarna rambut sintetis seperti PPD. Meski begitu, tidak semua sampel pewarna rambut lantas mengandung PPD. Terdapat pula
sampel yang murni hanya mengandung pewarna rambut alami Brancaccio et al., 2002.
Pewarna rambut sintetis seperti PPD tergolong pewarna rambut permanen, dan juga dikenal sebagai pewarna rambut oksidatif. Pada umumnya,
pewarna ini terdiri dari dua komponen ekspien yang harus dicampurkan ketika akan digunakan. Dua komponen tersebut adalah alkaline agent colorant dan
oxidation agent developer. Alkaline agent memiliki efek membuka lapisan
rambut luar sehingga prekursor warna dapat lebih mudah terpenetrasi pada korteks rambut. Oxidation agent akan menghilangkan warna alami dan
menghasilkan oksigen sehingga prekursor warna akan mengalami oksidasi. Hasil oksidasi berupa produk oksidasi berwarna yang memiliki ukuran molekul lebih
besar dari prekursor warna sehingga akan tertahan dalam korteks rambut. Produk oksidasi berwarna ini resisten terhadap pencucian sehingga dapat memberikan
warna permanen. Oksigen yang dihasilkan akan meringankan pigmen melanin alami dalam rambut sehingga warna baru dapat terlihat, menggantikan warna
alami rambut. Kebanyakan proses pewarnaan rambut meliputi dua proses yang berlangsung secara berkesinambungan, yaitu terjadinya penghilangan warna alami
rambut diikuti proses pemberian warna baru Helmenstine, 2003. Berdasarkan hasil penelitian, daya oksidatif pewarna rambut ternyata
dapat merusak rambut dan menyebabkan dermatitis kontak alergi. Adapun penggunaan pewarna jenis lain, seperti pewarna non-oksidatif memberikan hasil
yang kurang memuaskan karena warnanya yang tidak tahan lama pada rambut Acton, 2013.
B. Paraphenylenediamine PPD