Hasil Belajar Pengajaran Tentang Matematika

G. Hasil Belajar

Menurut Sardiman A.M 1986:22-23, hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Jadi yang dimaksud di sini adalah nilai tes matematika yang diberikan guru sebagai hasil penguasaan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik. Menurut Munadi 2008:2004, ada 2 faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor internal dan eksternal. 1. Faktor Internal a. Faktor Psikologis Faktor psikologis antar anak pastinya berbeda. Guru tidak bisa menyamaratakan kondisi setiap siswanya. Perbedaan ini juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor psikologis berupa tingkat intelegensi, minat, motivasi, kognitif dan daya nalar para siswa. b. Faktor Fisiologis Kondisi fisiologis seperti kesehatan, cacat jasmani maupun sebagainya juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena hal tersebut mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran. c. Faktor Eksternal Lingkungan juga berpengaruh bagi hasil belajar siswa. Apabila sekolah terletak di tepi jalan raya, pasar, atau tempat ramai lainnya pasti akan membuat suasana belajar yang kurang kondusif. Selain letak sekolah, ruang kelas juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, seperti pencahayaan dan sirkulasi udara di dalam kelas.

H. Pengajaran Tentang Matematika

1. Pengertian matematika Menurut Johnson dan Mykie Bust dalam Mulyono 1999 : 252 yang mengemukakan bahwa ” Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan – hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan Fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir”. Menurut Lerner dalam Mulyono 1999 : 252 mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud matematika adalah bahasa simbolis dan universal, berfungsi untuk mengekspresikan hubungan – hubungan kuantitatif dan keruangan serta untuk memudahkan dalam berfikir. 2. Tujuan pembelajaran matematika Pembelajaran matematika secara umum mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Membimbing dan memupuk sikap teliti cermat, tekun dan sistimatika. b.Melatih kerja dengan tenang,sungguh – sungguh dan bertanggung jawab c. Mendidik anak menjadi anak cerdas, tangkas dan trampil. d. Membimbing murid – murid agar kelak kemudian hari dalam menghadapi persoalan – persoalan dapat berfikir secara sistimatis,analitis , bebas dan aktif. 3. Cabang Matematika Menurut pendapat Mulyono Abdurrahman 1999 : 218 menyebutkan bahwa matematika yang diajarkan di SD umum terdiri dari tiga cabang yaitu : a. Aritmatika yaitu cabang matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan –hubungan, bilangan – bilangan dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian b. Aljabar yatu penggunaan abjad dan titik – titik sebagai lambang bilangan yang diketahui atau sebelum diketahui c. Geometri yaitu cabang matematika yang berkenaan dengan titik dan garis. 4. Alasan perlunya siswa belajar matematika Menurut Mulyono Abdurrahman 1999 : 219 menyebutkan bahwa alasan siswa belajar matematika yaitu: a. Selalu digunakan dalam segi kehidupan b. Semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai c. Merupakan sarana komukasi yang kuat, ringkas dan padat d. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara e. Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan keruangan f. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa alasan siswa beljar matematika adalah selalu digunakan dalam segala kehidupan dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir logis ,ketelitian dan keruangan.

I. Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keterlibatanpartisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan Made Pidarta, 1990:33. Menurut Moelyoto Tjokrowinoto yang dikutip oleh Suryosubroto 1997:278 partisipasi didefinisikan sebagai penyetaraan mental dan emosi seseorang di dalam suatu situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan bersama, bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut. Abdul gafur 2001:6 mengemukakan bahwa proses belajar akan lebih berhasil bila siswa berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Nana Sudjana 2000:55 menyebutkan bahwa kegiatan pembelajaran dibutuhkan keikutsertaan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan siswa diwujudkan dalam tiga tahapan kegiatan pembelajaran yaitu perencanaan program, pelaksanaan program, dan evaluasi program kegiatan pembelajaran. 1. Perencanaan Program Partisipasi pada tahap perencanaan adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar, sumber- sumber yang tersedia dan kemungkinan hambatan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran, penyususnan prioritas kebutuhan, perumusan tujuan belajar, dan penetapan program kegiatan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Program Partisipasi dalam tahap pelaksanaan adalah keterlibatan peserta didik dalam menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar yang mencakup : a. Kedisiplinan siswa yang ditandai dengan keteraturan dalam kehadiran pada setiap kegiatan pembelajaran. b. Pembinaan hubungan antar siswa dan antar siswa dengan guru sehingga tercipta hubungan kemanusiaan yang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai dan saling membantu. c. Tekanan kegiatan pembelajaran adalah pada peranan siswa yang lebih aktif melakukan kegiatan pembelajaran. 3. Evaluasi Program Evaluasi dilakukan untuk mengolah dan menyajikan data atau informasi yang dapat digunakan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan. Partisipasi dalam tahap evaluasi ini bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui tentang sejauh mana perubahan yang telah dialami dan dicapai oleh mereka melalui pembelajaran partisipatif. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah peran serta seseorang dalam suatu kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Di dalam pembelajaran diperlukan pengembangan kemampuan belajar mandiri dan kritis. Dalam hal ini maka jelaslah dalam proses pembelajaran menuntut keterlibatan siswa dalam memahami materi yang diajarakan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan pembelajaran yang bersifat partisipatif, yaitu pembelajaran yang dalam prosesnya menekankan pada keterlibatan siswa. Guru lebih berperan sebagai fasilitator, sedangkan keaktifan lebih dibebankan kepada siswa. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran tidak sebatas sebagai pendengar dan pencatat, tetapi lebih dari itu, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa benar-benar menempatkan siswa sebagai subyek yang sedang belajar dan membutuhkan bimbingan serta arahan. Dengan adanya keterlibatan siswa, siswa akan merasa diperhatikan dan dihargai sebagai individu yang sedang belajar. Siswa tentu akan merasa senang dan kondisi ini akan sangat mendukung tumbuhnya kesadaran, keinginan dan kemauan pada diri siswa untuk belajar. Membuat siswa mau belajar, inilah tujuan utama kegiatan pembelajaran di sekolah. Sebab kemauan belajar merupakan kondisi yang harus ada jika guru menginginkan siswa dapat menyerap dan menguasai materi pelajaran yang dipelajari. Adapun yang dikaji dalam partisipasi belajar siswa Made Sumadi, 2002:6 adalah : 1. Partisipasi bertanya 2. Partisipasi menjawab 3. Menyelesaikan tugas secara tuntas 4. Partisipasi dalam diskusi 5. Mencatat penjelasan guru 6. Menyelesaikan soal di papan tulis 7. Mengerjakan tes secara individu 8. Menyimpulkan materi pelajaran di akhir pelajaran Dapat disimpulkan bahwa keterlibatan siswa adalah peran serta siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Di dalam kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dapat terlihat pada keaktifan mereka dalam bertanya tentang materi yang belum dimengerti, keterlibatan dalam diskusi kelompok, mencatat penjelasan guru, menyelesaikan soal di papan tulis, mengerjakan tes secara individu dan menyimpulkan materi pelajaran di akhir pembelajaran.

J. Minat Siswa dalam Pembelajaran