Blood Urea Nitrogen BUN

azotemia yang baru timbul. Azotemia adalah suatu kelainan biokimia yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar blood urea nitrogen BUN dan kreatinin yang pada umumnya berkaitan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus sedangkan gagal ginjal kronis ditandai dengan gejala dan tanda uremia yang berkepanjangan yang merupakan hasil akhir dari semua penyakit parenkim ginjal kronik Robbins dan Cotran, 2009. Salah satu penyakit mengenai tubulus, yaitu nekrosis. Nekrosis merupakan suatu pembekakan sel yang kemudian mengalami lisis. Sel yang nefrotik terlihat membesar dan lebih merah dibanding dengan sel normal. Nekrosis ini menyebabkan kematian sel dan memperlihatkan respon peradangan Kumar, Abbas dan Fausto, 2010. Homeostatis konsentrasi air dan elektrolit diatur oleh sistem perkemihan. Ginjal menghasilkan urin yang mengandung produk sisa metabolisme nitrogen, yang meliputi urea, asam urat, kelebihan ion serta beberapa obat. .rin terdiri dari air 96, urea 2, dan 2 terdiri atas asam urat, kreatinin, amonium, natrium, kalium, klorida, fosfat, sulfat dan oksalat Nurachmah, Angriani, 2011.

C. Blood Urea Nitrogen BUN

Salah satu indeks fungsi ginjal yang paling penting adalah laju filtrasi glomerulus atau Glomerular Filtration Rate GFR yang dapat memberikan informasi mengenai jumlah jaringan ginjal yang masih berfungsi. Secara sederhana GFR dapat diukur menggunakan BUN dan kadar kreatinin Noer, 2006; Price dan Wilson, 2006. BUN adalah produk akhir dari metabolisme protein yang diekskresikan melalui urin. Penurunan kadar BUN dapat disebabkan oleh hipervolemia overhidrasi, kerusakan hati yang berat, diet rendah protein, malnutrisi dan kehamilan, sedangkan peningkatan kadar BUN dapat disebabkan oleh dehidrasi, konsumsi protein yang tinggi, suplai darah ke ginjal menurun, gagal ginjal, glomerulonefritis dan sepsis Sutedjo, 2009. Pembentukan ureum sebagai hasil metabolisme protein normal diawali dengan derivatisasi asam amino, yaitu ornitina gambar 3 yang akan bergabung bersama carbamoyl phosphate untuk membentuk sitrulin. Sitrulin bersama molekul aspartat akan membentuk argininosuccinate yang selanjutnya berubah menjadi arginina. Arginina kemudian akan dipecah menjadi ornitina dan urea. .rea ini akan berdifusi dari sel hati ke cairan tubuh dan kemudian akan diekskresi melalui ginjal sedangkan ornitina kembali digunakan untuk siklus berulang Miles, 2003. Gambar 3. Tahapan pembentukan urea Miles, 2003 Kecepatan aliran urin menyebabkan reabsorpsi BUN menurun, begitu pula sebaliknya apabila alir urin menurun maka reabsorpsi BUN meningkat. Kadar ureum dalam darah hewan dapat dipengaruhi oleh kondisi patologis, seperti adanya penurunan fungsi ginjal dan kekurangan cairan tubuh. Selain itu, juga dapat dipengaruhi oleh asupan pakan tinggi protein. Protein yangdimakan akan meningkatkan pelepasan asam amino yang kemudian akan menghasilkan amonia yang selanjutnya dirubah menjadi urea Guyton dan Hall, 2007. Asupan protein yang tinggi akan meningkatkan aliran darah pada ginjal dan laju filtrasi glomerulus sampai sekitar 20-30 sesaat setelah subjek uji diberi pakan Meyer, 2004. Kadar ureum normal pada tikus, yaitu 15-21 mgdl Malole Pramono, 1989. Pemeriksaan BUN dapat dilakukan menggunakan metode Diasetil Monoksim atau Tiosemikarbazid. Prinsip dari metode ini adalah urea dalam filtrat akan bereaksi dengan diasetil monoksim dalam suasana basa, mengoksidasi reagen dan tiosemikarbazid, kemudian akan menghasilkan warna merah dan diukur menggunakan colorimeter Biomed dan Lestari, 2011. Selain itu, pengukuran BUN juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode Enzymatic UV test, Urease - GLDH. Nitrogen urea dioksidasi menggunakan enzim urease danenzim GLDH, perubahan absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm pada suhu 37°C Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2014.

D. Kreatinin

Dokumen yang terkait

Uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (persea americana mill.) terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 10 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

2 34 64

Pengujian Toksisitas Subakut Ekstrak Hipokotil Buah Bakau Hitam pada Tikus Galur Sprague Dawley

0 5 52

Uji toksisitas subakut infusa biji Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap gambaran histopatologis ginjal tikus Sprague Dawley.

1 5 97

Uji toksisitas subakut infusa biji Persea americana Mill. terhadap gambaran histopatologis testis dan uterus tikus galur Sprague Dawley.

1 17 110

Uji toksisitas subakut infusa biji alpukat (persea americana mill. ) terhadap kadar serum Glutamic Pyruvic Transaminase dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase darah pada tikus Sprague Dawley.

1 5 131

Uji toksisitas subakut infusa biji Persea americana Mill. terhadap gambaran histopatologis hati tikus Sprague Dawley.

0 1 92

Uji toksisitas subakut infusa biji Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap kadar glukosa darah dan gambaran histopatologis pankreas tikus Sprague Dawley.

0 6 99

Uji toksisitas akut infusa biji alpukat Persea americana Mill. pada mencit Galur Swiss.

0 18 122

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang infusa biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologi ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8