104
satuan pendidikan, dan potensi daerah. Yang lebih lagi, indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian Al-Hakim,
2010. Analisis pengalaman harus menggambarkan bagaimana siswa
melakukan kinerja pembelajarannya sesuai dengan tuntutan belajar yang mereka alami. Dalam kaitan ini, pengembangan media menjadi
satu hal yang penting, terutama digunakan sabagai ”saluran” tranformasi pesan dan terjabar dengan jelas dalam perilaku belajar siswa.
Dalam konteks ini pula, setiap KD dijabarkan menjadi beberapa indikator lebih dari dua. Indikator menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diukur danatau diobservasi. Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD
maupun SK. Prinsip
pengembangan indikator
adalah sesuai
dengan kepentingan urgensi, kesinambungan kontinuitas, kesesuaian
relevansi dan kontekstual. Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk pencapaian
kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap,berpikir, dan bertindak secara konsisten.
4. Alternatif media pembelajaran PPKn SMP
1. Apabila tujuan
pembelajaran PKn
diarahkan pada
aspek pengetahuan, yaitu menggali definisi sebuah konsep dan hakekat
warga negara; kita dapat menggunakan media, antara lain: a. Buku teks, dokumen konstitusi, undang-undang dan media cetak
lainnya; b. Media grafis, seperti gambar, bagan, sketsa dan sebagainya;
c. Media audio dan visual, serta gabungan keduanya; d. Media display papan tulis, flanel, majalah dinding, dan
sebagainya. e. Media sumber, misalnya berkunjung ke dinas, pemerintah
desakelurahan, kecamatan, kotakabupaten, propinsi, nasional; dan lembaga-lembaga pemerintahan lainnya;
2. Apabila tujuan pembelajaran PKn diarahkan dalam melatih keterampilan siswa untuk memposisikan diri dan bersikap dalam
105
kehidupan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam, kita bisa menggunakan media, antara lain:
a. Peta kepulauan Nusantara; b. Gambar aneka budaya yang berada di wilayah nusantara;
c. Simulasi tentang dialog antar Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan SARA;
d. Berkunjung ke daerah-daerah dengan mengenal potensi budayanya;
e. Ceritera Fiktif, misalnya “Pak Blando Yang Egois” Buku PKn
Suparlan Al Hakim, dkk.
f. Model menggalang ‘dompet amal’, untuk musibah Bencana Alam;
g. Lagu Bhinneka Tunggal Ika Syair: Thalib; h. Budaya Tembang Macapat, untuk daerah Jawa, dan daerah lain
menyesuaikan energi budaya lokal daerahnya; i. Klipping koran, majalah tentang pertentangan SARA; bentrok
remaja, perkelaihan pelajara, dan sebagainya. 3. Apabila tujuan pembelajaran diarahkan kemampuan siswa untuk
menganalisis pada pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara konstitusi, pemerintah, parlemen, dan peradilan, maka kita dapat
menggunakan media pembelajaran, antara lain: a. Buku teks dan dokumen Konstitusi UUD 1945 hasil Amandemen;
b. Fotogambar Presiden, wakil Presiden dan Menteri Kabinet; c.
Lagu “Susan Punya Cita-Cita” Syair: Ria Enes; d. Undang-undang Pemilihan Umum;
e. LaguMars “Pemilihan Umum” Syair: Mochtar Embut;
f. Berkunjung ke DPRD II, I atau DPR Pusat; g. Bagan susunan peradilan di Indonesia;
h. Puisi, misalnya “Aku dan Hukum” oleh Suparlan Al Hakim;
i. Media sumber : Kunjungan Praktik Peradilan; j. Klipping, tentang kasus Hakim Suap; Terdakwa Bernyanyi di
Peradilan, dan kasus Masyarakat Menyuap Hakim; kasus main hakim sendiri, dan sebagainya;
k. Observasi ketaatan dan pelanggaraan terhadap peraturan lalu- lintas;