Taraf nyata yang digunakan adalah 5 dan derajat bebas N-2 dimana apabila
hitung
r
≥
tabel
r
maka instrumen pengukuran dikatakan valid. 2. Uji reliabilitas.
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. Mengukur sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Pengukuran ini menggunakan rumus koefisien alpha
α dari Cronbach. Rumus ini ditulis seperti berikut :
Keterangan : = reliabilitas instrumen
= varian butir
= varian total = jumlah varian butir
Kuisioner dikatakan reliabel apabila nilai Alpha r kritis product moment atau bisa menggunakan batasan seperti 0,6. Reliabilitas 0,6 adalah kurang
baik,sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
3. Uji Asumsi Klasik
Menurut Sunyoto 2007:89-105 uji asumsi klasik terdiri dari:
a. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau independent variabel
1
X
,
2
X
,
3
X
,
4
X
, …, Xn, dimana akan diukur tingkat asosiasi keeratan hubungan
atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi r. Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel
bebas
1
X
dan
2
X
,
3
X
dan
4
X
, dan seterusnya lebih besar dari 0,60 pendapat lain : 0,50 dan 0,90. Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika
koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 r ≤ 0,60.
Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat digunakan cara lain yaitu dengan :
1. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara stastistik
α. 2. Nilai variance inflation factor VIF adalah faktor inflasi
penyimpangan baku kuadrat. 3. Nilai tolerance dan variance inflation factor VIF dapat dicari dengan
menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut : a. Besar nilai tolerance
α : α
= 1 VIF b. Besar nilai variance inflation factor VIF :
VIF = 1 α
Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung α dan VIF
hitung VIF.
Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika : α hitung α dan
VIF hitung VIF. b. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi linier berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak variandari residual observasi yang satu dengan observasi
yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama disebut terjadi homokedastisitas dan jika variannya tidak sama atau berbeda disebut
heteroskedastisitas. Cara mendeteksi kondisi heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan membuat grafik residu yang dikuadratkan sebagai
sumbu tegak dan variabel bebas sebagai sumbu mendatar. Cara kedua dengan uji park dalam bentuk:
Cara ketiga adalah dengan uji korelasi rank Sperman, dengan rumus:
c. Uji Asumsi Klasik Normalitas Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan heteroskedastisitas, uji
asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas, dimana akan menguji data variabel bebas dan data variabel terikat Y pada persamaan regresi
yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.