Pengaruh Personality Komeng terhadap Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor Yamaha (Studi kasus pada Mahasiswa S1 Ekonomi USU)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM EKSTENSI MEDAN

Pengaruh Personality Komeng terhadap Pembentukan Brand

Image dalam Periklanan Sepeda Motor Yamaha

(Studi kasus pada Mahasiswa S1 Ekonomi USU)

DRAFT SKRIPSI Oleh:

Erwin Tandra Saragih 040521223

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuania-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah: Pengaruh Personality Komeng

terhadap Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor

Yamaha (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Ekonomi USU).

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Chairuddin Nasution selaku dosen pembimbing yang setiap saat dengan penuh perhatian selalu memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai

2. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, atas fasilitas yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Jurusan Manajemen.

3. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Fakultas Ekonomi.

4. Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTMH, DSAK selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan menjadi Mahasiswa di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universiyas Sumatera Utara.


(3)

5. Bapak dan Ibu Staf Pengajar di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara atas bimbingan dan pengarahannya.

6. Rekan-rekan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah banyak memberikan motifasi dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Ayahanda alm. K. Saragih dan Ibunda Salmiah br. Damanik tercinta, Kakanda Sabariah Saragih, Juliana Saragih, Bahtiar Efendi Saragih dan Syarifuddin Saragih. Istri saya drg. Meri Delfitri, anak-anak saya Kemal Hadziq Muhammad Saragih dan Razan Aulia Muhammad Saragih yang dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan perhatian telah memberikan bimbingan dan doa restu serta dorongan baik materi maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini agar bermanfaat bagi kita semua

Medan, Juli 2010

Penulis,


(4)

ABSTRAK

Erwin Tandra Saragih (2010), Pengaruh Personality Komeng terhadap Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor Yamaha (Studi kasus pada Mahasiswa S1 Ekonomi USU, Medan). Dibimbing oleh Drs. Chairuddin Nasution, Drs. Amy Dilham , M.Si., Syafrizal Helmi, SE, M.Si.

Penelitian ini dilandaskan pada pemikiran bahwa personality selebriti pendukung dalam iklan memegang peranan penting dalam pembentukan brand image suatu produk. Salah satu cara yang bisa dipakai untuk memaksimalkan tugas iklan sebagai penyampai positioning adalah menggunakan model yang pas. Karena kepribadian model yang dipakai akan sangat mempengaruhi kepribadian produk yang diiklankan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan pengaruh personality Komeng terhadap pembentukan brand image dalam periklanan Sepeda Motor Yamaha. Teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan tersebut adalah tentang strategi pemasaran, iklan, merek dan brand. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa S1 Reguler Ekonomi USU Stambuk 2006-2007 yang menggunakan Sepeda Motor Yamaha, tanpa melihat jenis dari Merek Yamaha. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Analisa data menggunakan statistik deksriptif.

Hasil penelitian yang diperoleh dan sekaligus menjadi kesimpulan penelitian ini antara lain bahwa rata – rata responden setuju dengan adanya pengaruh personality (daya tarik fisik, dapat di percaya dan keahlian) Komeng terhadap Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor Yamaha. Oleh karena variabel-variabel yang dilihat dalam penelitian ini terbatas, maka perlu dipertimbangkan variabel lain yang berpengaruh dalam pembentukan Brand Image Sepeda Motor Yamaha, agar nantinya dapat bermanfaat bagi perusahaan khususnya Yamaha Motor Indonesia agar tetap terus maju dan berkembang.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Hipotesis ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 7

2. Definisi Operasional ... 8

3. Skala Pengukuran Variabel ... 9

4. Lokasi dan waktu Penelitian ... 10

5. Populasi dan Sampel ... 10


(6)

7. Teknik Pengumpulan Data ... 11

8. Uji Asumsi Klasik ... 12

a. Uji Normalitas data ... 12

b. Uji Multikolineritas ... 12

c. Uji Auto korelasi ... 13

d. Uji Heteroskesdastisitas ... 13

9. Teknik Analisis Data ... 13

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Pengertian Iklan ... 17

C. Kriteria Iklan Televisi yang Lebih Efektif ... 17

D. Kriteria dalam membuat suatu iklan yang berhasil ... 18

E. Defenisi Merk ... 19

F. Definisi Identitas Merek ... 19

G. Selebriti mampu membentuk Personality merek ... 20

H. Keterkaitan antara Merek dan Model ... 21

I. Fungsi Merek ... 21

J. Manfaat Merek ... 22

K. Pengertian Brand ... 23

L. Membangun Brand Image ... 24

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


(7)

PT Yamaha Motor Kencana Indonesia ... 26

1. Sejarah PT Yamaha Motor Kencana Indonesia ... 26

Perkembangan dan Bidang Usaha 2. PT Yamaha Motor Kencana Indonesia ... 27

B. Profil Komeng ... 32

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif ... 35

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37

C. Uji Asumsi Klasik Statistik ... 39

D. Metode Regresi Linier Berganda ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(8)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

1.1 Iklan Paling Menarik ... 2

1.2 Iklan Paling Lucu ... 2

1.3 Operasionalisasi Variabel ... 9

1.4 Instrumen Skala Likert ... 10

1.5 Populasi dan Sampel ... 11

4.1 Pendapat Responden terhadap Pengaruh Personality Komeng pada Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor Yamaha (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Ekonomi USU Berdasarkan Tahun Masuk ... 35

4.2. Item-Total Statistics ... 37

4.3 Uji Validitas Pernyataan ... 38

4.4 Realibility Statistics ... 39

4.5 Coefficients(a) ... 42

4.6 Model Summary(b) ... 43

4.7 Tabel Autocorrelation ... 43

4.8 Coefficients(a) ... 46

4.9 Anova(b) ... 47


(9)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

3.1 Jupiter Z-CW ... 30

3.2 New Jupiter-Z ... 30

3.3 New Vega-R DB ... 30

3.4 Jupiter MX135LC CW Auto Clutch ... 31

3.5 Jupiter MX 135LC ... 31

4.1 Histogram Regresi Standar ... 40

4.2 Plot P-P Normal Regresi Standar ... 40


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 KUESIONER ... 52

2 Data Uji Validitas dan Reabilitas ... 54

3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 55

4 Data Uji Regresi Linier ... 58

5 Hasil Olah SPSS Uji Asumsi Klasik dan Analisis Regresi Linier Berganda ... 61


(11)

ABSTRAK

Erwin Tandra Saragih (2010), Pengaruh Personality Komeng terhadap Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor Yamaha (Studi kasus pada Mahasiswa S1 Ekonomi USU, Medan). Dibimbing oleh Drs. Chairuddin Nasution, Drs. Amy Dilham , M.Si., Syafrizal Helmi, SE, M.Si.

Penelitian ini dilandaskan pada pemikiran bahwa personality selebriti pendukung dalam iklan memegang peranan penting dalam pembentukan brand image suatu produk. Salah satu cara yang bisa dipakai untuk memaksimalkan tugas iklan sebagai penyampai positioning adalah menggunakan model yang pas. Karena kepribadian model yang dipakai akan sangat mempengaruhi kepribadian produk yang diiklankan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan pengaruh personality Komeng terhadap pembentukan brand image dalam periklanan Sepeda Motor Yamaha. Teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan tersebut adalah tentang strategi pemasaran, iklan, merek dan brand. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa S1 Reguler Ekonomi USU Stambuk 2006-2007 yang menggunakan Sepeda Motor Yamaha, tanpa melihat jenis dari Merek Yamaha. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Analisa data menggunakan statistik deksriptif.

Hasil penelitian yang diperoleh dan sekaligus menjadi kesimpulan penelitian ini antara lain bahwa rata – rata responden setuju dengan adanya pengaruh personality (daya tarik fisik, dapat di percaya dan keahlian) Komeng terhadap Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor Yamaha. Oleh karena variabel-variabel yang dilihat dalam penelitian ini terbatas, maka perlu dipertimbangkan variabel lain yang berpengaruh dalam pembentukan Brand Image Sepeda Motor Yamaha, agar nantinya dapat bermanfaat bagi perusahaan khususnya Yamaha Motor Indonesia agar tetap terus maju dan berkembang.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Marketing lazim menggunaan selebriti sebagai endorser sebuah produk. Hal ini bagian dari upaya menciptakan brand image suatu produk terhadap artis yang telah dikenal masyarakat. Bahkan penggunaan selebriti sebagai endorser sebagai bentuk upaya marketing dalam menanamkan identitas diri konsumennya.

Perusahaan mengiklankan produknya agar lebih cepat diterima oleh konsumen yaitu melalui selebriti. Selebriti dapat menjadi pencerminan personality dari sebuah merek. Selebriti adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh konsumen pada suatu merek. Andaikata suatu merek diasosiasikan sebagai merek yang energik, muda dan perlu stamina, maka selebritipun harus mewakili semua asosiasi tersebut. Bagi seorang pemasar, Brand Personality ini sangat penting karena seperti halnya manusia, personality membuat merek suatu produk akan nampak berbeda dibandingkan dengan merek lain (Royan, 2004:10).

Televisi adalah salah satu media periklanan, periklanan di Televisi haruslah diproduksi seindah dan semenarik mungkin dengan gambar dan warna yang prima sehingga dapat memikat pemirsa. Selain gambar yang indah dan menarik, alur ceritanya pun mesti dibuat sesuai dengan pesan yang disampaikan. Begitu pula dengan model iklannya. Haruslah dipilih karakter yang sama dengan target audiensnya. Survei yang bersumber dari Surveyone dalam majalah


(13)

Marketing No. 10/VII/Oktober/2007 dijelaskan bahwa iklan Yamaha masuk nominasi iklan yang paling menarik dan paling lucu, seperti Tabel berikut:

Tabel 1.1 Iklan Paling Menarik

Iklan (%) Iklan (%)

Sampoerna Hijau 14.0 Sariwangi 1.6

Yamaha 6.4 Tango 1.2

Aqua 4.8 Axe 1.2

Bendera (susu) 4.8 Mizone 1.2

Dancow (susu) 4.8 Extra Joss 1.2

Djarum Super 3.2 Rinso 1.2

Lux 2.8 Gudang Garam (rokok) 1.2

Mie Sedaap 2.4 BRI 1.2

Sutra (kondom) 2.4 Kartu As 1.2

Hemaviton 2.4 SGM 1.2

Pepsodent 2.4 Britama (tabungan) 1.2

Nutrisari 2.0 Royco 1.2

Simpati 1.6 Surya 16 1.2

Tabel 1.2 Iklan Paling Lucu

Iklan (%) Iklan (%)

Sampoerna Hijau 26.6 Enance 2.7

Dancow (susu) 9.3 Blaster (permen) 2.3

Mie Sedaap 7.3 Nutrisari 2.3

Yamaha 6.6 Hexos 1.5

Kartu As 3.9 Huggies 1.5

A Mild 3.5 Pilus Garuda 1.2

Bendera (susu) 3.5 SGM 1.2

Iklan Yamaha terlihat lucu karena menggunakan endorser-endorser seperti Komeng, Didi Petet, serta pelawak lainnya. Belum lagi alur ceritanya yang hiperbola, dengan mempertontonkan jembatan ambruk dan suasana pesta yang berantakan setelah Komeng lewat dengan motor Yamaha Jupiter MX yang melaju kencang. Dipilihnya Komeng sebagai Endorser iklan Jupiter MX yang bisa

Sumber: Majalah Marketing No. 10/VII/Oktober/2007


(14)

meruntuhkan sebuah jembatan besi, menurut David Warrior, Direktur Strategic Planning The Agency yang diwawancarai Marketing beberapa bulan lalu, karena Komeng masih muda dan punya gaya humor berbeda dengan pelawak lainnya. Menurut Dion dalam Majalah Marketing No. 10/VII/Oktober/2007 meskipun agak hiperbola, iklan ini sangat efektif menggaet awareness. Sedangkan David dalam Majalah Marketing No. 07/VII/Juli/2007 mengatakan Teori periklanan berasumsi bahwa iklan yang bersifat humoris secara efektif dapat menarik perhatian khalayak umum, menambah kesenangan pada iklan dan merek yang diiklankan, dan humor tidak merusak pemahaman tentang produk.

Keberhasilan iklan Yamaha menancap dalam ingatan konsumen juga karena konsisten dalam menyampaikan pesan yang sama dalam setiap iklannya, yaitu tentang performa kendaraan sepeda motor. Hal ini membuat konsumen memiliki persepsi tunggal terhadap merek tersebut. Hasilnya, iklan Yamaha tidak saja dianggap iklan paling lucu, tapi juga iklan paling menarik. Sementara itu cara berpakaian serta gaya model saat beraksi dalam iklan rupanya sangat kuat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap iklan tersebut. Iklan Yamaha, yang semenjak dua – tiga tahun lalu dengan konsisten menyampaikan pesan tentang performa yang andal, tampaknya direspon dengan baik oleh pasar. Menurut Michael, hal itu merupakan kecanggihan strategi komunikasi yang dengan tepat memilih tema yang akan disampaikan, yakni performa. Iklan Yamaha di Televisi disenangi dan selalu ditunggu penayangannya. (Majalah Marketing No. 07/VII/Juli/2007). Iklan Sepeda Motor disukai oleh banyak pemirsa Televisi. Buktinya iklan tersebut telah meraih beragam penghargaan, seperti Citra Pariwara (Yamaha Motor Versi Metador, 1998), SCTV Award kategori iklan Ngetop


(15)

(Yamaha Jupiter versi Pidato, 2004) serta Marketing Research Indonesia – MRI (Yamaha Jupiter versi Pidato, 2004; Yamaha Jupiter MX Versi Jembatan Runtuh, 2005 dan 2006). Marketing Awards 2007 dalam Majalah Marketing No. 10/VII/Oktober/2007 dijelaskan bahwa PT Yamaha Motor Kencana Indonesia merupakan salah satu dari 19 perusahaan terbaik dalam pemasaran. Hasil ini diperoleh atas dasar saringan dari ratusan perusahaan nominasi.

Selebriti (endorser) haruslah mewakili citra dari produk itu sendiri. Seperti dalam teori brand personality, setiap merek memiliki karakter sendiri-sendiri. Ada yang dipersepsi modern, fun, dinamis, cocok untuk kawula muda, dan lain-lain. Oleh karena itu, pemilihan bintang iklan termasuk selebriti pun harus disesuaikan dengan karakter yang dibangun. Karakter bintang iklan sendiri bisa dipersepsi berbeda-beda. Bagi si A, Komeng bisa dipersepsi macho; namun bagi si B, dia tidak dianggap macho. Akibatnya, pemasar harus jeli menempatkan karakter si selebriti ini pada segmen pasar yang diinginkannya.

2007).

Yamaha terkenal sebagai “raja motor 2 tak” lewat RX King sejak tahun 1980. Pasar motor jenis ini kian menyusut mulai tahun 2002. Justru jenis 4 tak yang makin berjaya dan memegang 81% pangsa pasar (Honda saat itu menguasai 75%). Kondisi inilah yang membuat tim Yamaha segera putar haluan ke motor 4 Tak. Kemudian meluncurkan Yamaha Jupiter yang kemudian sukses di pasar dan terus bertambah dan diperbaharui, antara lain: Jupiter Z, Vega R, Nouvo, Scorpio, dan Mio dan menggelar Jupiter Series Integrated Campaign serentak di 100 kota dengan melibatkan 1.200 dialer di Indonesia. Hasilnya ternyata luar


(16)

biasa. Bila semula Jupiter MX Cuma diproduksi 2.000 unit, tahun ini angkanya sudah naik 1.131 % dan sekarang Yamaha adalah market leader di kategori standard dan premium dengan 54.2% market share. Setelah meluncurkan Jupiter MX tahun 2006 muncur New Vega R dan New Jupiter Z. Hebatnya kontribusi produk-produk baru ini mencapai 80% sales Yamaha. Sisanya berasal dari Mio dan varian-varian lain. Sedang tahun ini mereka melengkapi portofolio produk dengan V-ixion (motor sport) dan Mio Soul (Varian Mio untuk kaum pria).

Mahasiswa merupakan pasar potensial bagi PT Yamaha Motor Kencana Indonesia karena Yamaha berorientasi kepada aspek kultur anak muda yang bandel dalam berkendaraan. Berdasarkan uraian tersebut maka Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Personality Komeng

terhadap Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor

Yamaha (Studi kasus pada Mahasiswa S1 Ekonomi USU).

B. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh Personality Komeng terhadap Pembentukan Brand Image dalam periklanan Sepeda Motor Yamaha.

C. Kerangka Konseptual

Menurut Royan (2004:6) Marketing Celebrities dapat membentuk personality merek. Marketing selebritis adalah kegiatan pemasaran yang berhubungan erat dengan para bintang yang menjadi endorser suatu produk. Sedangkan Philip Kotler, seorang selebriti yang sangat berpengaruh disebabkan


(17)

memiliki kredibitas yang didukung faktor keahlian, sifat dapat dipercaya dan adanya kesukaan.

Selebriti memang dapat menjadi pencerminan personality dari sebuah merek jika ditinjau dari sisi branding,. Selebriti adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh konsumen pada suatu merek. Andaikata suatu merek diasosiasikan sebagai merek yang energik, muda dan penuh stamina, maka selebriti pun harus mewakili semua sasosiasi tersebut. Bagi seorang pemasar, brand personality ini sangat penting karena seperti halnya manusia, personality membuat merek suatu produk akan nampak berbeda dibandingkan dengan merek lain. Fitur dan harga akan mudah sekali ditiru oleh kompetitor, tetapi personality umumnya lebih sulit untuk ditiru (Royan, 2004:10). Sedangkan Ohanian dalam Royan (2004:8) mengatakan bahwa seorang selebriti yang dapat mempengaruhi konsumen antara lain : Daya tarik fisik (kecantikan, ganteng, lucu dan sebagainya), dapat dipercaya dan expertise (adanya keahlian).

Berdasarkan Teori tersebut maka Kerangka Konseptual dalam Penelitian ini adalah:

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Penelitian Sumber: Royan. 2004. (data diolah)

Personality Komeng (X) -Daya Tarik Fisik (X1)

-Dapat dipercaya (X2)

-Keahlian (X3)

Pembentukan Brand Image (Y)


(18)

D. Hipotesis

Berdasarkan Perumusan masalah di atas maka Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ada pengaruh Personality Komeng terhadap Pembentukan Brand Image dalam periklanan Sepeda Motor Yamaha.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh Personality Komeng terhadap Pembentukan Brand Image dalam periklanan Sepeda Motor Yamaha.

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi para Pemasar untuk lebih meningkatkan lagi strategi bersaingnya agar tetap dapat bertahan di Pasar.

b. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan Peneliti khususnya dibidang Pemasaran baik secara teoritis maupun aplikasinya.

c. Sebagai bahan masukan bagi para peneliti yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Penelitian ini di batasi pada Mahasiswa yang menggunakan Sepeda Motor

Yamaha, tanpa melihat jenis dari Merek Yamaha yang digunakan dan terbatas pada Mahasiswa S1 Reguler Ekonomi USU Stambuk 2006-2007.


(19)

2. Definisi Operasional

a. Marketing selebritis adalah kegiatan pemasaran yang berhubungan erat dengan para bintang yang menjadi endorser suatu produk. Menurut Ohanian dalam Royan (2004:8) mengatakan bahwa seorang selebriti yang dapat mempengaruhi konsumen antara lain : Daya tarik fisik (kecantikan, ganteng, lucu dan sebagainya), sifat dapat dipercaya (Selebriti yang memiliki kemampuan yang sudah dipercaya creadibility-nya akan mewakili merek yang diiklankan) dan expertise (adanya keahlian).

b. Personality Merek

Selebriti memang dapat menjadi pencerminan personality dari sebuah merek. Selebriti adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh konsumen pada suatu merek. Andaikata suatu merek diasosiasikan sebagai merek yang energik, muda dan penuh stamina, maka selebriti pun harus mewakili semua asosiasi tersebut.


(20)

Tabel 1.3

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Pengukuran Skala Variabel Variabel X (Daya tarik fisik, sifat dapat dipercaya dan adanya keahlian)

Seorang selebriti yang sangat berpengaruh disebabkan memiliki kredibitas yang didukung faktor daya tarik fisik (berhubungan dengan bakat dan daya tarik fisik yang ada pada Komeng), sifat dapat dipercaya (Selebriti yang memiliki kemampuan yang sudah dipercaya creadibility-nya akan mewakili merek yang diiklankan)

keahlian (berhubungan dengan pengetahuan selebriti tentang produk yang diiklankan).

1. Daya tarik fisik 2. Bisa dipercaya

dan setia. 3. Disenangi

masyarakat

4. Selalu ditunggu penayangannya 5. Periklanan

sepeda motor mudah di kenali dan diidentifikasi 6. Memberikan keyakinan dan dapat menghibur Likert Brand Image (Y)

Selebriti memang dapat menjadi pencerminan personality dari sebuah merek. Selebriti adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh konsumen pada suatu merek. Andaikata

suatu merek diasosiasikan sebagai

merek yang energik, muda dan penuh stamina, maka selebriti pun harus mewakili semua asosiasi tersebut.

.1. Komeng dapat Mewakili karakter kalangan anak muda.

2.Karakternya yang lucu dan humoris 3.Ingat Komeng, Ingat

Yamaha, begitu sebaliknya. 4. Setia

5.Meningkatkan daya tarik.

3. Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena


(21)

sosial (Sugiyono, 2006:104).

Responden diminta untuk memilih lima Alternatif jawaban yang terdapat pada kuesioner dengan skor sebagai berikut pada Tabel 1.4 berikut ini:

Tabel 1.4

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat tidak setuju (STS) 1

Sumber:Sugiyono (2006 : 105)

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jln. T M Hanafiah, SH. Medan. Penelitian ini direncanakan selama dua belas bulan, dimulai dari November 2007 sampai dengan Maret 2009.

5. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 1022 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling Insidental. Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2006:95). Sedangkan Jumlah sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 10% dari populasi yaitu sebanyak 103 orang. Menurut pendapat Gay dalam Umar, (2007:79) menyebutkan bahwa pengambilan 10% dari populasi sudah memenuhi prosedur.


(22)

Tabel 1.5 Populasi dan Sampel

Sumber : Pengolahan data sekunder 2007

6. Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan dua jenis data didalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah:

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama, misalnya dari individu perseorangan. Data ini berwujud hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau bukti transaksi seperti tanda bukti pembelian barang dan karcis parkir. (Umar, 2003:147)

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Data ini berwujud seperti buku-buku, majalah dan internet.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data adalah dengan cara kuesioner dan wawancara langsung kepada responden serta melakukan pengamatan (observasi) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan meninjau dan mengamati secara langsung pengaruh Personality “Komeng” dalam periklanan sepeda Motor Yamaha.

TAHUN LAKI-LAKI+PER-EMPUAN SAMPEL (10%)

2006 495 50

2007 527 53


(23)

8. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas data

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan cara nilai skewness dan histogram display normal curve.(Nugroho, 2005:18). Dalam hal ini peneliti menggunakan cara histogram display normal curve. Dimana normalitas data bila dilihat dengan cara ini dapat ditentukan berdasarkan bentuk gambar kurva. Data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung imbang, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, dan kurva berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna.

b. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Selain itu, deteksi terhadap multikolineritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Deteksi Multikolinereitas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain: Jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1 / Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1 / 10 = 0.1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.


(24)

c. Uji Auto korelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu. Cara mudah mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. Model regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung terletak di daerah No Autocorelasi. Penentuan letak tersebut dibantu dengan tabel dl dan du, dibantu dengan nilai k (jumlah variabel independen). (Nugroho, 2005: 59).

d. Uji Heteroskesdastisitas

Uji Heteroskesedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut sehingga dapat dikatakan model tersebut homokesdastisitas.

Menurut Nugroho (2005:62) Cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterploty yang menytakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1. Titik – titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentukpola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

4. Penyebaran titik – titik data sebaiknya tidak berpola.

9. Teknik Analisis Data

a. Metode Analisis deskriptif


(25)

ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang data yang diteliti. b. Uji Validitas dan Realibilitas

Kualitas hasil penelitian yang baik ditunjukkan dengan uji validitas dan reabilitas yang menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 12.0.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefiniskan suatu variabel. (Nugroho, 2005:67). Uji Realibilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

c. Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression)

Yaitu regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen.(Nugroho, 2005:43). Untuk memperoleh hasil analisis data, peneliti menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 12.0.

Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = Brand Image

a = Konstanta

X1 = Daya Tarik Fisik

X2 = Dapat di Percaya


(26)

B1...3 = Koefesien Regresi

e = Standar error

Uji t (uji secara Parsial)

T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coefficientsa .

Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

Ho : b1 = o, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

variabel X terhadap Variabel Y

Ho : b1≠ o, artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel X

terhadap Variabel Y

Kriteria pengambilan keputusan pada penelitian ini menggunakan α = 5 %

Ho diterima jika t hitung < t tabel

Ha diterima jika t hitung > t tabel

Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R Square. Nilai R square dikatakan baik jika di atas 0.5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1.(Nugroho, 2005:51).


(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh selebriti pendukung (Celebrity Endorser) dilakukan oleh Rosmayanti (2005) dengan judul “Pengaruh Marketing endorser (Tamara Bleszynski) Terhadap Keputusan Pembelian sabun Lux (Studi Kasus Mahasiswa S-I Fakultas Ekonomi USU). Kesimpulan dari penelitian adalah variabel Independent (attraction, expertise, dan trustworthiness) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan serta variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian sabun Lux pada mahasiswa Ekonomi USU adalah variabel trustworthiness. Sedangkan Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier berganda.

Sedangkan penelitian lain dilakukan oleh Manjawati Arina (2007) dengan judul Pengaruh Selebriti Pendukung (Celebrity Endorser) “Luna Maya” dalam Periklanan Sabun LUX terhadap Pembentukan Brand Image pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen USU. Kesimpulan dari penelitian adalah Variabel Independent (Visibility, Credibility, Attraction dan Power) dari Luna Maya secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pembentukan brand Image Sabun Lux dan Variabel yang paling dominan mempengaruhi pembentukan brand image sabun Lux pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen USU adalah Variabel Attraction. Sedangkan Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier berganda.


(28)

B. Pengertian Iklan

Menurut Kartajaya (2005:6) Iklan merupakan salah satu cara mangkomunikasikan positioning yang ingin dicapai merek. Sedangkan Soemanagara (2006:49) mengatakan bahwa Advertising merupakan kegiatan komunikasi pemasaran yang menggunakan media massa dalam proses penyampaian pesannya.

Penelitian ini mengacu kepada pendapat kartajaya (2005:6) bahwa iklan merupakan salah sau cara berkomunikasi, tidak selamanya iklan bisa menghasilkan citra merek yang sama persis dengan identitas merek. Citra merek adalah gebyar dari sleuruh asosiasi yang terkait pada suatu merek yang sudah ada di benak konsumen, adapun identititas merek adalah identitas yang diinginkan pemasar, dan melekat pada merek.

C. Kriteria Iklan Televisi yang Lebih Efektif

1. Gambar harus menceritakan kisah.

Televisi adalah media visual, iklan yang paling menarik dan mengingatkan membutuhkan beberapa kata atau tanpa kata sama sekali.

2. Dapatkan perhatian pemirsa. Lima sampai sepuluh detik pertama arti sebuah iklan merupakan saat penting karenamenjadi penentu keberhasilan iklan

3. Berpikirlah fokus.

Sebuah iklan yang bagus berpusat tajam pada satu ide, yaitu keuntungan utama konsumen. Hal ni cukup dengan mengomunikasikan satu ide dan


(29)

alas an mempercayainya, mencoba untuk menyampaikan lebih banyak hal sepertinya tidak mungkin.

4. Antisipasi ide untuk merek. 5. Pastikan iklan tetap lekat.

Apakah anda menargetkan pemirsa agar mengingat iklan dan merek seminggu atau bahkan satu bulan kemudian daya ingat sangat penting terutama jika produk kebutuhan sehari-hari.

6. Refleksikan kepribadian merek.

Menjaga kepribadian merek membutuhkkan dedikasi dan konsistensi. Kepribadian merek sulit dimenangkan, tapi mudah dihancurkan jadi, disiplinkan diri untuk menolak iklan yang memiliki konflik.

7. Kurang itu lebih.

Jika ingin menambahkan 10 kata dalam iklan, identifikasikan 10 kata yang akan dibuang.

D. Kriteria dalam membuat suatu iklan yang berhasil.

Royan, Frans, M. (2004: 20) mengatakan bahwa ada beberapa kriteria dalam membuat suatu iklan yang berhasil. Pertama, komunikatif, kedua, iklan hendaknya menghibur. Hal ini berhubungan dengan daya tarik iklan sehingga ditonton konsumen, pada saat nilah pesan yang disampaikan oleh selebriti bisa didengar, dilihat dan dirasakan dengan jelas. Ketiga, ada relevansinya dengan brand poduk artinya selain iklan yang dibuat harus menarik tetapi iklan tersebut juga ada hubungannya dengan produk yang diiklankan. Keempat, memiliki respek. Tayangan iklan yang dibuat hendaknya dapat menimbulkan simpati


(30)

konsumen yang sedang melihatnya. Sedangkan Philip Kotler dalam Royan (2004:20) mengatakan bahwa dalam membuat iklan hendaknya mengacu pada rumus AIDA yaitu pesan iklan harus mendapat perhatian (attention), menarik minat (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menghasilkan tindakan (action).

E. Defenisi Merk

American Marketing Association dalam wilopo, Tjahyo Harry (2007:14) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, symbol atau rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Sedangkan Speak, Karl D. dan McNally David (2004:6) menyebutkan pengertian merek dalam dunia usaha bahwa merek merupakan persepsi atau emosi yang dipertahankan dan dipelihara oleh para pembeli atau calon pembeli yang melukiskan pengalaman yang berhubungan dengan persoalan menjalankan bisnis-bisnis bersama sebuah organisasi atau memakai produk atau jasa-jasanya.

F. Definisi Identitas Merek

Identitas merek merupakan hasil rancangan dari si pembuat merek ini, merupakan manifestasi dari janji-janji yang diberikan oleh perusahaan pembuat merek kepada konsumennya. Para pesaing mungkin dapat meniru produknya,, namun merek tidak dapat ditiru. Bila citra merek telah tertanam kuat di benak konsumen, tak akan ada pesaing yang mampu merebut hati pelanggan. Dalam hal


(31)

ini identitas merek merupakan pemandu bagi para pelanggan itu untuk tetap setia kepada produk. Identitas merek adalah senjata yang dimiliki untuk membentuik citra dalam benak konsumen.(Wilopo, Tjahyo Harry 2007:42). Sedangkan Menurut Susanto Identitas merek (2004:87) merupakan hasil dari posisi persaingan dan kepribadian merek, yang dipengaruhi oleh nama merek, logo dan sistem grafik, serta komunikasi pemasaran.

Biasanya tim pencipta merek hanya mengerahkan waktu dan tenaga mereka pada dua hal yang terpenting, yang merupakan unsur inti dari identitas merek yaitu bagaimana merek dapat terekam dalam pikiran para konsumen, dan mencari keunikan yang melekat abadi pada merek serta dapat diterima oleh target pasar. Sebenarnya, kepribadian strategis dari merek juga tidak boleh dilupakan karena ikut menentukan keunikan sebuah merek dan menyentuh sisi emosional penggunanya. Jadi Identitas merek adalah serangkaian asosiasi merek yang unik dimana strategi merek akan dibentuk atau dipelihara. Asosiasi-asosiasi ini pencerminan bagaimana merek tersebut berada dalam benak konsumen dan memberikan janji kepada konsumen.

G. Selebriti mampu membentuk Personality merek.

Selebriti memang dapat menjadi pencerminan personality dari sebuah merek bila ditinjau dari sisi branding. Selebriti adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh konsumen pada suatu merek. Andaikata suatu merek diasosiasikan sebagai merek yang energik, muda dan penuh stamina, maka selebriti pun harus mewakili semua sasosiasi tersebut. Bagi seorang pemasar, brand personality ini sangat penting karena seperti halnya manusia,


(32)

personality membuat merek suatu produk akan nampak berbeda dibandingkan dengan merek lain. Fitur dan harga akan mudah sekali ditiru oleh kompetitor, tetapi personality umumnya lebih sulit untuk ditiru (Royan, 2004:10).

H. Keterkaitan antara Merek dan Model

Kartajaya (2005:6) menyebutkan bahwa cita merek sangat tidak sama dengan identitas merek karena konsumen melakukan interprestasinya sendiri terhadap iklan. Belum lagi komunikasi lewat jalan lain atau pengalaman konsumen ketika menggunakan produk. Begitu pula komentar atau word of mouth, semua yang tak terkontrol pengiklan itu, akan mempengaruhi citra merek, yang bisa dilakukan hanya mengurangi sebanyak mungkin masuknya asosiasi yang tidak diinginkan, tentu saja, kenyataanya produk harus sebagus iklannya. Salah satu cara yang bisa dipakai untuk memaksimalkan tugas iklan sebagai penyampai positioning adalah menggunakan model yang pas. Karena kepribadian model yang dipakai akan sangat mempengaruhi kepribadian produk yang diiklankan.

I. Fungsi Merek

Menurut Wilopo, Tjahya Harry (2007:15) Manfaat Merek sebagai berikut 1. Sebagai Pemberi Identitas bagai produk atau jasa dalam bisnis.

2. Sebagai pembeda produk atau jasa dalam bisnis dengan para pesaing. 3. Manfaat Merek.


(33)

J. Manfaat Merek

Menurut Wilopo, Tjahya Harry (2007:35) Manfaat Merek sebagai berikut: 1. Merek memberikan identitas

Produk akan mudah dikenali dan dicari oleh pembeli karena merek ini adalah fungsi dasar merek yaitu sebagai pemberi identitas bagi produk. 2. Membedakan dengan pesaing

3. Meningkatkan Penjualan.

Bila merek dipersepsi bagus oleh konsumen maka tak perlu diragukan lagi mereka akan bercerita kepada siapa saja yang ditemuinya tentang produk, itu berarti naiknya angka penjualan.

4. Membangun loyalitas

Pelanggan yang puas akan memasukkan merek tidak hanya dikepala mereka tapi juga dihati mereka, bagi mereka, merek adalah yang terbaik, mereka merasa mendapatkan banyak manfaat dari membeli produk. Tidak hanya manfaat fungsional namun juga manfaat emosional. Mereka akan selalu melakukan pembelian ulang tanpa pernah silau oleh harga murah ataupun promosi dan janji-janji dari pihak pesaing.

5. Membuat pelanggan tidak sensitive harga

Jika para pelanggan telah jatuh cinta kepada merek mereka tak akan peduli berapa banyak duit yang harus dikeluarkan untuk memperoleh produk. Ini berarrti ada margin keuntungan yang lebih besar bagai produk.

6. Komunikasi pemasaran jadi lancar

Hampir semua pakar pemasaran sepakat bahwa iklan yang terbaik adalah kata-kata yang keluar dari mulut pelanggan yang puas. Secara tidak


(34)

langsung pelanggan yang puas terhadap merek akan membantu mempromosikan produk dan citra merek.

7. Terbuka peluang untuk waralaba

Merek adalah Intangible asset (asset tak berwujud) bagi perusahaan. Dalam jangka panjang, ketika merek telah mengakar kuat dibenak para konsumen, dapat mewaralabakan merek dengan nilai yang tinggi.

8. Magnet bagi para stakeholder.

Merek yang telah dikenal baik, tidak hanya akan menjadi daya tarik bagi para calon konsumen, namun juga akan menjadi magnet bagi para stakeholder terbaik. Mereka tidak akan kesulitan untuk mencari pemasok, distributor, partner, karyawan, bahkan juga para investor.

K. Pengertian Brand

Brand is a name, symbol, design or combination of them that indentifies the goods or serbice of a company (Straub and Attner) Brand memiliki nilai kualitas sebuah barang atau jasa yang diperoleh dari pengalaman penggunaan satu produk atau lebih dari dua produk. Istilah Brand muncul ketika persaingan produk semakin tajam menyebabkan perlunya penguatan peran label untuk mengelompokkan produk-produk dan jasa yang dimilikinya dalam satu kesatuan yang dapat membedakan group produk dengan produk milik pesaing lainnya.

Ciri utama suatu perusahaan sukses adalah karena brand. Apakah perusahaan tersebut punya brand? Sebab tanpa brand sebuah perusahaan hanya mengandalkan nasib. Meskipun dalam bisnis nasib selalu berperan, namun dengan adanya brand yang kuat suatu perusahaan akan memperoleh keuntungan laba


(35)

lebih besar. Jadi berbeda dengan orang yang menjalankan usahanya tanpa brand. Bagi perusahaan yang menjalankan roda usahanya melalui brand, tidak saja sekedar mempunyai brand tapi ia harus memperjuangkan brand tersebut. Ambadar, dkk.(2007:45).

L. Membangun Brand Image

Iklan dan promosi mempunyai peran paling penting dalam pembangunan brand image di dalam komunikasi pemasaran (marketing communication),. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini mempunyai target audience luas, sehingga dalam waktu relative singkat pesan yang ingin disampaikan tentang brand image lebih cepat sampai.

Menurut Maulana dalam banyak perusahaan yang belum menyadari bahwa membangun brand image dengan komunikasi pemasaran tidak sebatas lewat iklan dan promosi saja. Ada banyak kegiatan lain yang juga berdampak besar, contohnya:

1. Desain kemasan, termasuk isi tulisan/pesan yang disampaikan.

2. Even, promosi di Toko, promosi ditempat umum, dan kegiatan blow the line lainnya.

3. Iklan tidak langsung yaitu bersifat public relations

4. Corporate social responsibility (CSR) yaitu kegiatan-kegiatan sosial untuk komunitas yang dilakukan oleh perusahaan.

5. Customer services yaitu bagaimana perusahaan menangani keluhan masukan dari konsumen setelah terjadi transaksi, bagaimana karyawan yang bekerja di


(36)

lini depan/front liners (apakah itu bagian penjualan, kasir, resepsionis, dll) bersikap dalam menghadapi pelanggan.

Branding, kedengarannya sangat sederhana dan mudah, namun dalam

kenyataannya membutuhkan langkah yang tidak sederhana. Untuk melahirkan brand yang kuat dan berkarakter diperlukan berbagai kajian dan analisis yang mendalam, selain juga kreativitas.


(37)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Perkembangan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia

1. Sejarah PT Yamaha Motor Kencana Indonesia

Para pelaku usaha menghadapi tantangan yang semakin berat dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini dan ditambah semakin tingginya tingkat persaingan. Tantangan tersebut adalah bagaimana mempertahankan usaha, mengembangkan agar menjadi lebih besar dan kemudian mencapai puncak. Namun ternyata tantangan tidak berhenti sampai di sini saja. Ada hal lain yang jauh lebih signifikan yaitu bagaimana untuk tetap bertahan di puncak. Dalam kasus bisnis otomotif di Indonesia khususnya sepeda motor, saat ini pasar otomotif berkembang sangat pesat jika dibandingkan beberapa tahun lalu.

Sepeda motor menempati peran utama di antara beragam alat transportasi dalam sendi kehidupan masyarakat. Untuk menunjang pembangunan dan memenuhi kebutuhan saat itu, Yamaha memutuskan untuk beroperasi di Indonesia tanggal 6 Juli 1974.

Riset menunjukkan pasar di Indonesia telah lama diperhitungkan sebagai salah satu pasar terbesar di dunia. Peluang Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan terbentang luas, karena Yamaha mengutamakan kualitas, kesempurnaan produk, inovasi tanpa henti, termasuk aspek pelayanan pada konsumen. Hal ini dibuktikan dengan penganugerahan Sertifikat ISO 9001 pada bulan Agustus 2001 yang lalu. Menjelang usia 30 tahun, Yamaha Indonesia


(38)

bertekad untuk memberikan yang terbaik kepada setiap dealer dan konsumen agar menjadi "Selalu Terdepan".

Investasi dalam fasilitas manufaktur dan fasilitas pendukung yang terus dikembangkan, membuktikan tingginya komitmen PT Yamaha Motor Indonesia untuk mencapai sasaran:

a. Fasilitas produksi seluas lebih dari 300.000 m2 b. Lebih dari 6000 teknisi dan Staff yang terlatih c. Tiga jalur perakitan yang beroperasi selama 24 jam d. Kapasitas produksi lebih dari 3.500 sepeda motor per hari

e. Dukungan fasilitas penunjang yang lengkap: Penelitian dan Pengembangan, pelatihan khusus, dan fasilitas penunjang modern

f. Inventaris suku cadang yang besar dan lengkap

2. Perkembangan dan Bidang Usaha PT Yamaha Motor Kencana Indonesia Berdasarkan data AISI, sepanjang 2005 Yamaha berhasil meningkatkan pangsa pasarnya dari 22,5% menjadi 24,2%. Pada saat yang sama, Honda sang penguasa pasar malah mengalami penurunan pangsa pasar dari 52,4% menjadi 52,2%. Demikian juga Suzuki, melorot 0,2%, dari 21,7% menjadi 21,5%. Namun, memasuki 2006 – di saat pasar tengah lesu, akselerasi Yamaha semakin cepat. Januari 2006, Yamaha berhasil mencetak penjualan 105.025 unit atau setara dengan 39,4% pasar. Pencapaian tersebut hanya terpaut 10 ribuan unit dari penjualan Honda sebanyak 116.873 unit (43,8%). Adapun penjualan Suzuki anjlok drastis, hanya 39.469 unit (14,8%). Yamahalah satu-satunya produsen sepeda motor yang penjualannya mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, Pada bulan pertama 2005, penjualan


(39)

Yamaha 83.114 unit, sementara Honda 208.204 unit dan Suzuki 83.845 unit. Memasuki Februari, laju Yamaha semakin tidak tertahan. Kendati kembali ditinggal Honda, Yamaha kembali menjadi satu-satunya produsen yang berhasil meningkatkan penjualan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Februari 2006 Yamaha mencatat penjualan 123.809 unit atau meningkat 57,4% dari Februari 2005 yang hanya 78.640 unit, sedangkan penjualan Honda kembali menciut dari 192.320 unit menjadi 168.916 unit. Nasib Suzuki lebih buruk lagi. Pada Februari 2005 perusahaan yang menjadikan Basuki sebagai endorser-nya ini meraih penjualan 82.381 unit, dan pada Februari 2006 hanya 32.600 unit.

Menurut Dyonisius Beti, Vice President Director YMKI, seperti slogan yang dikedepankan Yamaha, “Selalu Terdepan”, dalam tiga tahun terakhir akselerasi penjualan sepeda motor Yamaha meningkat sangat pesat. Pangsa pasar Yamaha tumbuh dari 15% menjadi 37% hanya dalam dua tahun. “Salah satu kunci sukses nya adalah meluncurkan banyak model,”.

Yamaha terkenal sebagai “raja motor 2 tak” lewat RX King sejak tahun 1980. Pasar motor jenis ini kian menyusut mulai tahun 2002. Justru jenis 4 tak yang makin berjaya dengan mengangkangi 81% pangsa pasar (Honda saat itu menguasai 75%). Kondisi inilah yang membuat tim Yamaha segera putar haluan ke motor 4 tak. Mereka meluncurkan Yamaha Jupiter yang kemudian sukses di pasar. Jenis motor 4 tak mereka pun terus bertambah dan diperbaharui, antara lain: Jupiter Z, Vega R, Nouvo, Scorpio, dan Mio.

Yamaha pun menampilkan Komeng sebagai endorser iklan Jupiter MX, yang bisa meruntuhkan sebuah jembatan besi. Diakui Dion, meskipun agak


(40)

hiperbola, iklan ini sangat efektif menggaet awareness. Bukan itu saja, untuk menjadikan Yamaha sebagai raja baru 4 tak mereka menggelar Jupiter Series Integrated Campaign serentak di 100 kota dengan melibatkan 1.200 diler di Indonesia.”Dalam kampanye itu , ada service gratis, safety riding training, penjualan, dan entertain,” kata Bambang Asmarabudi, GM Promotion & Motorsports YMKI. Kampanye ini diperkuat lagi dengan Jupiter Day, Jupiter Touring, dan Jupiter Hunting. Hasilnya ternyata luar biasa. Bila semula Jupiter MX Cuma diproduksi 2.000 unit, tahun ini angkanya sudah naik 1.131 %dan sekarang Yamaha adalah market leader di kategori standard dan premium dengan 54.2% market share bahkan Jupiter Z yang tadinya dikhawatirkan bakal terkena efek “kanibalisasi, malah ikut terangkat oleh kampanye Jupiter MX yang masih satu serti, disamping itu Yamaha juga berhasil mengembangkan segmen motor wanita melalui Mio.

Strategi komunikasi yang cerdik dijalankan. Mereka mengedukasi pasar lewat para instruktur wanita (Mio Ladies) diseluruh diler dan program kunjungan ke sekolah. Inovasi Yamaha terus berlanjut. Setelah meluncurkan Jupiter MX tahun 2006 muncur New Vega R dan New Jupiter Z. Hebatnya kontribusi produk-produk baru ini mencapai 80% sales Yamaha. Sisanya berasal dari Mio dan varian-varian lain. Sedang tahun ini mereka melengkapi portofolio produk dengan V-ixion (motor sport) dan Mio Soul (Varian Mio untuk kaum pria).


(41)

1. JUPITERZ-CW

Gambar 3.1. Jupiter Z-CW

Sumber: http://motor88.com/modules/motor/images/motorthum/ 4797d835d9be 3.jpg , 16 September 2007

2. New JUPITER-Z

Gambar 3.2. New Jupiter-Z

Sumber:

11%20November%2009/Minggu%203/newjupiterz01-Arseen.jpg , 16 september 2007

2. New VEGA-R DB

Gambar 3.3. New Vega-R DB

Sumber:


(42)

4. JUPITER MX135LC CW Auto Clutch

Gambar 3.4. Jupiter MX135LC CW Auto Clutch

Sumber: http://w14.itrademarket.com/pdimage/03/s_1820103_jupitermx.jpg, 16 September 2007

5. JUPITER MX 135LC

Gambar 3.5. Jupiter MX 135LC

Sumber:

16 September 2007

Selain produk-produk Yamaha tersebut di atas banyak lagi produk Yamaha lainnya. Dalam hal product campaign, iklan-iklan mini sinetron ”Keluarga Yamaha” yang dibintangi Komeng, Deddy Mizwar, Didi Petet, Thessa Kaunang, dan kawan-kawan sangat disukai konsumen. Selain lucu dan menghibur, iklan-iklan itu kini juga mulai menyerang Competitor. Perbedaan market share yang tipis dengan Honda, memaksa mereka bertarung head-to-head. Kreativitas iklan ini dipadu dengan kegiatan below the line yang konsisten


(43)

memperkuat image sebagai motor kencang. Mereka menggelar Yamaha Cup Race secara kontiniu, serta aktif terlibat di kejuaran nasional dan ajang internasional. Kegiatan yang menggandeng komunitas juga tak dilupakan. Ada beragam aktivitas seperti touring, Jupiter Day, customer gathering, dan konser Dewa gratis bagi pelanggan Yamaha di 30 kota.

Masih berkaitan dengan pelanggan, Yamaha juga membangun sistem IT yang mampu membina hubungan perusahaan dengan diler dan pelanggan. Lewat peranti itu, pihak manajemen bisa memantau secara online daerah mana yang kekurangan atau kelebihan stok, serta mengetahui penjualan bulanan dengan cepat. Sistem IT ini pun digunakan sebagai bagian dari strategi untuk kepuasan dan loyalitas pelanggan. Dengan informasi mengenai profil pelanggan yang lebih cepat dan akurat, mereka bisa mengetahui perilaku dan keinginan pelanggan. Selain itu, Yamaha juga menyediakan website yang kini diklik 3 juta pengunjung tiap bulan. Situs ini menjadi sarana komunikasi mengenai model baru dan sebagainya. Loyalitas pelanggan pulalah yang membuat mereka tidak mau terpancing mengobral diskon seperti pemain lain. Sebab, hal itu bisa merugikan konsumen jika ingin menjual kembali motornya.

Kecepatan Yamaha kini bertambah tinggi dengan semua upaya di atas. Tapi tentunya Honda tidak akan tinggal diam. Pertarungan memperebutkan posisi terdepan tentunya bakal makin seru.

B. Profil Komeng

Yamaha memilih Komeng (bernama asli Alfiansyah, lahir di Jakarta, 25 Agustus 1970) sebagai Endorser iklan Jupiter MX yang bisa meruntuhkan sebuah


(44)

jembatan besi, menurut David Warrior, Direktur Strategic Planning The Agency yang diwawancarai Marketing beberapa bulan lalu, karena Komeng masih muda dan punya gaya humor berbeda dengan pelawak lainnya.

Menurut Dion dalam Majalah Marketing No. 10/VII/Oktober/2007 meskipun agak hiperbola, iklan ini sangat efektif menggaet awareness. Sedangkan David dalam Majalah Marketing No. 07/VII/Juli/2007 mengatakan Teori periklanan berasumsi bahwa iklan yang bersifat humoris secara efektif dapat menarik perhatian khalayak umum, menambah kesenangan pada iklan dan merek yang diiklankan, dan humor tidak merusak pemahaman tentang produk.

Keberhasilan iklan Yamaha menancap dalam ingatan konsumen juga karena konsisten dalam menyampaikan pesan yang sama dalam setiap iklannya, yaitu tentang performa kendaraan sepeda motor. Hal ini membuat konsumen memiliki persepsi tunggal terhadap merek tersebut. Hasilnya, iklan Yamaha tidak saja dianggap iklan paling lucu, tapi juga iklan paling menarik. Sementara itu cara berpakaian serta gaya model saat beraksi dalam iklan rupanya sangat kuat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap iklan tersebut.

Ada beberapa hal yang membuat pemirsa tidak mudah membedakan iklan televisi Yamaha dengan merk sepeda motor lain, diantaranya :

2. Hampir semua merek pabrikan sepeda motor besar menampilkan pelawak sebagai bintang iklannya. Contoh : Honda dengan bintang iklan Butet, Suzuki dengan bintang iklan Basuki, Yamaha dengan salah satu bintang iklannya Komeng

2. Tema iklan yang hampir seragam dan perbandingan yang dilakukan hanya cenderung responsif terhadap tema dibawa iklan merek lain. Contoh :


(45)

ketika Honda mengeluarkan irit sebagai keunggulan utama, Yamaha (melalui Dedi Mizwar) secara responsif menampilkan iklan yang mengatakan bahwa irit antara satu merek dengan yang lainnya tidak akan berbeda.


(46)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Analisis deksriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang data yang diteliti. Jumlah responden sebanyak 103 orang dan jumlah pernyataan untuk variabel X (Daya tarik fisik, dapat dipercaya dan keahlian) sebanyak 8 pernyataan. Sedangkan untuk varibel Y (Brand Image) berjumlah 3 pernyataan. Total seluruh pernyataan adalah 11 pernyataan.

Data yang di dapat dari lapangan penulis uraikan dalam bentuk Tabel persentase dan dikelompokkan berdasarkan Angkatan (Tahun masuk) 2006 dan 2007. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Pendapat Responden terhadap Pengaruh Personality Komeng pada Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor Yamaha

(Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Ekonomi USU Berdasarkan Tahun Masuk)

INDIKATOR PENELITIAN (PERNYATA

AN)

FREKUENSI PENDAPAT RESPONDEN(%)

(%) ANGKATAN (%)

2006 2007

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

1 13 53 32 2 0 17 50 21 8 4 100

2 15 52 29 4 0 23 59 12 4 2 100

3 21 42 35 2 0 17 40 29 10 4 100

4 9 68 19 4 0 15 62 19 4 0 100


(47)

INDIKATOR PENELITIAN (PERNYATA

AN)

FREKUENSI PENDAPAT RESPONDEN(%)

(%) ANGKATAN (%)

2006 2007

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

6 23 66 9 2 0 23 69 8 0 0 100

7 9 33 52 6 0 12 50 36 2 0 100

8 9 38 46 7 0 25 36 34 4 0 100

9 14 71 15 0 0 20 69 11 0 0 100

10 27 48 21 4 0 26 59 15 0 0 100

11 30 49 15 6 0 27 56 15 2 0 100

Sumber: Data primer yang diolah penulis, 2008 Keterangan:

Nomor Pernyataan Skor

1 Sangat setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Pada Tabel di atas dapat di lihat bahwa rata – rata Mahasiswa S1 Ekonomi USU Setuju dengan adanya pengaruh Personality Komeng terhadap Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor Yamaha baik angkatan 2006 maupun angkatan 2007. Besarnya pengaruh Personality Komeng terhadap Pembentukan Brand Image ditunjukkan dengan angka rata – rata di atas 50%. Sedangkan untuk pernyataan yang sangat disetujui oleh responden terhadap pengaruh Personality Komeng pada angkatan 2006 adalah variabel y yaitu sebesar 30% dan pada angkatan 2007 sebesar 27% dimana Komeng tetap bisa


(48)

dipertahankan sebagai Bintang Iklan karena Komeng dipersepsi sebagai Bintang Iklan yang Modern, fun, humoris, cocok untuk kawula muda, lucu dan menarik.

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner sebagai sumber data utama dalam penelitian ini haruslah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik dengan menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 12.0.

1. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefiniskan suatu variabel. (Nugroho, 2005:67).

Dengan kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 %

H1 diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 %

Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 30, nilai r-tabel dapat diperoleh melalui df = n – k (30 – 11 = 19) maka nilai r-tabel adalah 0.433. Hasil uji validitas dan reliabilitas berdasarkan data yang diolah penulis dengan software SPPS versi 12 terlihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

P1 39.4667 37.844 .753 .817 .905

P2 39.0333 41.551 .546 .618 .915

P3 39.5333 40.602 .559 .600 .915


(49)

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

P5 39.4000 37.834 .786 .795 .903

P6 39.3000 39.045 .680 .760 .909

P7 39.6000 38.938 .759 .728 .905

P8 39.5667 41.702 .469 .398 .919

P9 39.4000 40.179 .722 .660 .908

P10 39.2333 39.151 .716 .624 .907

P11 39.4000 36.041 .754 .803 .906

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

Agar dapat dilihat secara jelas butir pernyataan yang diajukan adalah valid Penulis membuat tabel baru yaitu pada Tabel 4.3

Tabel 4.3

Uji Validitas Pernyataan

Pernyataan

r hitung tiap butir

pernyataan(Corrected Item-Total Correlation)

r tabel Validitas

Pernyataan 1 0.753 0.433 Valid

Pernyataan 2 0.546 0.433 Valid

Pernyataan 3 0.559 0.433 Valid

Pernyataan 4 0.711 0.433 Valid

Pernyataan 5 0.786 0.433 Valid

Pernyataan 6 0.680 0.433 Valid

Pernyataan 7 0.759 0.433 Valid

Pernyataan 8 0.469 0.433 Valid

Pernyataan 9 0.722 0.433 Valid

Pernyataan 10 0.716 0.433 Valid

Pernyataan 11 0.754 0.433 Valid

Sumber: Data primer yang diolah penulis, 2008

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa R Hitung lebih besar dari R Tabel, berarti hasil uji data di atas di nyatakan valid.

2. Uji Realibilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun


(50)

dalam suatu bentuk kuesioner. Reabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.60. (Nugroho, 2005:72). Hasil uji reliabilitas berdasarkan data yang diolah penulis dengan bantuan software SPSS ver.12 dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.917 .917 11

Sumber: Data primer yang diolah penulis, 2008

Output SPSS tersebut menunjukkan tabel Reliability Statistic pada SPSS Ver. 12 yang terlihat sebagai Cronbach’s Alpha 0.917 > 0.60. Dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliabel.

C. Uji Asumsi Klasik Statistik

1. Uji Normalitas data

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan cara nilai skewness dan histogram display normal curve.(Nugroho, 2005:18). Dalam hal ini peneliti menggunakan cara histogram display normal curve. Dimana normalitas data bila dilihat dengan cara ini dapat ditentukan berdasarkan bentuk gambar kurva. Data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung imbang, baik pada sisi


(51)

kiri maupun sisi kanan, dan kurva berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna.

Dibawah ini dapat dilihat hasil olah SPSS sebagai berikut:

Gambar 4.1. Histogram Regresi Standar Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

Gambar 4.2. Plot P-P Normal Regresi Standar Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

4 3 2 1 0 -1 -2 -3

Regression Standardized Residual 25 20 15 10 5 0 Frequency

Mean = -7.04E-16 Std. Dev. = 0.985 N = 103

Dependent Variable: y

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: y


(52)

Kurva variabel Brand Image menunjukkan daya tarik fisik, dapat di percaya dan keahlian tidak condong (miring) ke kiri maupun ke kanan, namun cenderung di tengah dan berbentuk seperti lonceng. Begitu juga dengan hasil dari output spss Normal p-Plot dari Brand Image, daya tarik fisik, dapat di percaya dan keahlian memperlihatkan bahwa distribusi dari titik-titik data Brand Image, Pembentukan Personality( daya tarik fisik, dapat di percaya dan keahlian) menyebar di sekitar di garis diagonal, dan penyebaran titik-titik se arah dengan garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data Brand Image, Personality Komeng ( daya tarik fisik, dapat di percaya dan adanya keahlian memiliki kecenderungan terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Selain itu, deteksi terhadap multikolineritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Deteksi Multikolinereitas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain: Jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1 / Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1 / 10 = 0.1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.


(53)

Tabel 4.5 Coefficients(a) Model Unstandardi zed Coefficients Standa rdized Coeffi cients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 4.18 2

1.01

9

4.10

6 .000

X1

.132 .077 .160 1.71

1 .090 .707 1.414

X2

.467 .125 .347 3.74

4 .000 .722 1.385

X3

.252 .097 .257 2.60

0 .011 .633 1.579

a Dependent Variable: y

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

Hasil uji memalui Variance Inflation Factor (VIF) pada hasil output SPSS tabel Coefficients, masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1. Maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan dalam penelitian.

3. Uji Auto korelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel penggangggu. Cara mudah mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. Model regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung terletak di daerah No Autocorelasi. Penentuan letak tersebut dibantu dengan tabel dl dan du, dibantu dengan nilai k (jumlah variabel independen). (Nugroho, 2005: 59).


(54)

Tabel 4.6 Model Summary(b)

Mode

l R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .623(a) .388 .369 1.34881 1.776

a Predictors: (Constant), x3, x2, x1 b Dependent Variable: y

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

Output menunjukkan nilai Durbin Watson 1.776. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dengan menggunakan tabel-tabel batas bawah (dl) dan batas atas (du) untuk mengetahui daerah autokorelasi dari nilai Durbin Watson.

Tabel 4.7 Tabel Autocorrelation

0 du dl 1.776 2 4 – du 4 – d1 4 1.61 1.74 2.39 2.26

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008 4. Uji Heteroskesdastisitas

Uji Heteroskesedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut sehinggal dapat dikatakan model tersebut homokesdastisitas.

Menurut Nugroho (2005:62) Cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot

No Autocorelation

Negatif Autocorelation

dan Autocorelation


(55)

model tersebut. Analisis pada gambar Scatterploty yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1. Titik – titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentukpola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

4. Penyebaran titik – titik data sebaiknya tidak berpola. Data Oleh SPSS menunjukkan:

4 2

0 -2

-4

Regression Standardized Predicted Value

5 4 3 2 1 0 -1 -2 R eg re ss io n S tu d en ti ze d R es id u al

Dependent Variable: p4 Scatterplot

Gambar 4.3. Scatterplot Dependent Variable : p4 Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

Scatterplot menunjukkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik hetroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

D. Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression)


(56)

variabel independen.(Nugroho, 2005:43).

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = Brand Image

a = Konstanta

X1 = Daya Tarik Fisik

X2 = Dapat Dipercaya

X3 = Keahlian

B1...3 = Koefesien Regresi

e = Standar error

Uji t (uji secara Parsial)

T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coefficientsa .

Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

Ho : bi = o, artinya tidak ada nya pengaruh Xi terhadap pembentukan brand image.

Ho : bi≠ o, artinya adanya pengaruh Xi terhadap pembentukan brand image.

Dengan kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 %

H1 diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 %

Nilai dari uji t-test dapat dilihat dari p-value (pada kolom sig). Pada masing2 variabel independent, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau t-hitung (pada kolom t) lebih besar dari t-tabel (dihitung dari


(57)

two-taile a = 5% df-k, k merupakan jumlah variabel independen –df = 103 – 3 =100. t Tabel = 1.98 Out put SPSS tersebut menunjukkan:

Tabel 4.8 Coefficients(a)

Model Unstandardize d Coefficients Standa rdized Coeffi cients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta

Toler

ance VIF 1 (Consta

nt)

4.18

2 1.019 4.106 .000

X1 .132 .077 .160 1.711 .090 .707 1.414 X2 .467 .125 .347 3.744 .000 .722 1.385 X3 .252 .097 .257 2.600 .011 .633 1.579 a Dependent Variable: y

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa pernyataan X1 (Daya Tarik Fisik) dengan

t-hitung 1.711 < 1.98, yang artinya tidak signifakan, sedangkan X2 (Dapat

Dipercaya) t-hitung sebesar 3.744 > t-tabel 1.98 yang artinya signifikan dan X3

(Keahlian) dengan t-hitung 2.600 > t-tabel 1.98 yang artinya signifikan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel dapat dipercaya dan adanya keahlian dari komeng berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan Brand Image dalam periklanan Sepeda Motor Yamaha.

Uji Simultan dengan F-Test

T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen (Daya tarik Fisik, Dapat dipercaya dan Keahlian) terhadap pembentukan Brand Image.

Kriteria pengujiannya sebagai berikut:


(58)

Ho : bi≠ o, artinya ada pengaruh Xi terhadap pembentukan brand image.

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Ho diterima jika F hitung < F tabelpada α = 5 %

H1 diterima jika F hitung > F tabelpada α = 5 %

F tabel dihitung dengan cara df1 = k-1, df2 = n-k.

n adalah jumlah Mahasiswa yang dijadikan sebagai sampel sedangkan k adalah jumlah variabel dependen dan independen. Jadi df1 = 4 – 1 = 3, df2 = 103 – 4 = 99. Jadi nilai f-tabel = 8.55. Out put SPSS menunjukkan:

Tabel 4.9 ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 113.988 3 37.996 20.885 .000(a)

Residual 180.109 99 1.819

Total 294.097 102

a Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b Dependent Variable: Y

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa p value 0.000 < 0.05, artinya signifikan, sedangkan F hitung 20.885 > dari F Tabel 8.55 juga signifikan. Signifikan disini berarti H1 diterima dan Ho ditolak. Artinya Personality Komeng (daya tarik fisik, dapat di percaya dan keahlian) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Pembentukan brand Image dalam periklanan Sepeda Motor Yamaha.

Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R Square. Namun untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan R Square


(59)

yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel Independen yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 4.10

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .623(a) .388 .369 1.34881 1.776

a Predictors: (Constant), x3, x2, x1 b Dependent Variable: y

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

Out put spss tersebut menunjukkan bahwa, sebesar 37%variabel dependen brand image dijelaskan oleh variabel independen (daya tarik fisik, dapat dipercaya dan keahlian) dan sisanya 63% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.


(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitan yang telah dilakukan sebagai berikut:

1. Hasil Analisis deskriftip menunjukkan bahwa rata – rata Mahasiswa S1 Ekonomi USU Setuju dengan adanya pengaruh Personality Komeng terhadap Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor Yamaha baik angkatan 2006 maupun angkatan 2007.

2. Dengan menggunakan analisis deskriptif Pernyataan yang sangat disetujui oleh responden terhadap pengaruh Personality Komeng pada angkatan 2006 adalah variabel y yaitu sebesar 30% dan pada angkatan 2007 sebesar 27% dimana Komeng tetap bisa dipertahankan sebagai Bintang Iklan karena Komeng dipersepsi sebagai Bintang Iklan yang Modern, fun, humoris, cocok untuk kawula muda, lucu dan menarik.

3. Hasil t hitung menunjukkan bahwa Variabel yang paling besar mempengaruhi pembentukan Brand Image periklanan Sepeda Motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Ekonomi USU adalah variabel dapat di percaya (X2) dimana nilai t-hitung sebesar 3.744 lebih besar dari t-tabel 1.98 dan nilai dan nilai p value 0.000 < 0.05 maka H1 diterima.

4. Uji F-test menunjukkan bahwa Personality Komeng (daya tarik fisik, dapat di percaya dan keahlian) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Pembentukan brand Image dalam periklanan Sepeda Motor Yamaha. Hal ini terlihat dari nilai p value 0.000 < 0.05, artinya signifikan, sedangkan F


(61)

hitung 20.885 > dari F Tabel 8.55 juga signifikan. Signifikan disini berarti H1 diterima dan Ho ditolak

5. Determinan (R2) menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Personality

Komeng (daya tarik fisik, dapat dipercaya dan adanya keahlian) terhadap pembentukan Brand Image dalam periklanan Sepeda Motor Yamaha hanya sebesar 37%, sedangkan sebesar 63% disebabkan oleh faktor lain yang tidak disebutkan dalam penelitian.

6. Ada pengaruh Personality Komeng terhadap Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor Yamaha.

B. Saran

1. Komeng sebagai bintang iklan diharapkan agar tetap dapat mempertahankan eksistensi dari dirinya, karena penelitian membuktikan bahwa Komeng sangat berpengaruh dalam pembentukan Brand Image Sepeda Motor Yamaha.

2. Hendaknya Yamaha Motor Indonesia lebih memperluas lagi pangsa pasarnya, tetap inovatif, menciptakan produk – produk yang berkwalitas, dan cepat menangkap apa yang diinginkan oleh pasar, sehingga kedepannya tetap eksis.

3. Untuk penelitian berikutnya, diharapkan dapat mencari variabel – variabel lain yang berpengaruh dalam pembentukan Brand Image Sepeda Motor Yamaha, diluar variabel yang telah digunakan dalam penelitian ini, agar nantinya sangat bermanfaat bagi perusahaan khususnya Yamaha Motor Indonesia agar tetap trus maju dan berkembang.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Arina, Manjawati.2007. Pengaruh Selebriti Pendukung (Celebrity Endorser)

“Luna Maya” dalam Periklanan Sabun LUX terhadap Pembentukan Brand Image pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen USU.

Http://www.kompas.com/marketing/news/0409/15/135711.htm, 2007. diakses tanggal 3 Oktober 2007 pukul 20:00 WIB.

Kartajaya Hermawan, dkk. 2005. Memenangkan Persaingan dengan Segitiga

Positioning – Diferensiasi – Brand. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.

Majalah Marketing, No. 07/VII/Juli/2007. Majalah Marketing, No. 10/VII/Oktober/2007.

Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian

dengan SPSS. Yogyakarta:Andi.

Rosmayanti, Mentina. 2005. Pengaruh Marketing Endorser (Tamara Bleszynski)

Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Lux (Studi Kasus Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi USU).

Royan, Frans. 2004. Marketing Celebrities. Jakarta:PT Elex Media Komputindo. Soemanagara, Rd. 2006. Strategic Marketing Communication. Bandung: Alfabeta. Speak, Karl D. dan McNally David. 2004. Be Your Own Brand (Resep Jitu

Meraih Personal Brand Yang Unggul) Jakarta: PT Gramedia pustaka

Utama.

Sugiyono.2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta.

Susanto A.B. dan Wijanarko Himawan. 2004. Power Branding (Membangun

Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya). Bandung:PT Mizan Publika.

Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajagrafindo.

Wilopo Tjahyo Harry. Jurus Jitu Membangun Merek untuk UKM.Yogyakarta:Medpress.


(63)

Lampiran 1

KUESIONER

Pengaruh Personality Komeng terhadap Pembentukan Brand Image dalam Periklanan Sepeda Motor Yamaha

(Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Ekonomi USU)

1. Identitas Responden Nama : Stambuk : Jurusan : Jenis Kelamin :

II. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Saudara. Adapun keterangannya sebagai berikut:

N o

Pernyataan Sko

r

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat tidak setuju (STS) 1

No Pernyataan SS ST KS TS STS Daya Tarik Fisik (X1)

1 Komeng adalah salah satu bintang iklan yang kuat, tangguh dan menarik dihati konsumen. 2 Komeng masih muda dan punya gaya humor

yang membuat konsumen menyukainya. 3 Cara berpakaian serta gaya Komeng saat

beraksi dalam iklan disukai oleh konsumen

Dapat di Percaya (X2)

1 Komeng adalah salah satu endorser iklan Yamaha yang dapat di percaya mewakili produk Yamaha.

2 Komeng sebagai endorser iklan Yamaha dapat menciptakan motivasi dan emosi sehingga konsumen tertarik pada produk yang


(64)

ditawarkan.

No Pernyataan SS ST KS TS STS Keahlian (X3)

1 Keberhasilan iklan Yamaha menancap dalam ingatan konsumen juga karena konsisten dalam menyampaikan pesan yang sama dalam setiap iklannya, yaitu tentang performa kendaraan sepeda motor yang diperagakan oleh Komeng.

2 Komeng mempunyai bakat dan pengetahuan yang luas dalam menyampaikan pesan Yamaha.

3 Komeng dapat mewakili iklan Yamaha karena selain Ia masih muda, Komeng juga mempunyai penampilan yang dapat meyakinkan konsumen akan keunggulan Yamaha.

VARIABEL Y (Brand Image) 1 Komeng mempunyai image yang baik, setia

terhadap produk Yamaha sehingga Ia tetap dapat dipertahankan sebagai Bintang Iklan Yamaha.

2 Iklan Yamaha termasuk salah satu iklan yang paling Menarik dan lucu karena dibawakan oleh Bintang Iklan yang lucu seperti Komeng. 3 Komeng tetap bisa dipertahankan sebagai

Bintang Iklan karena Komeng dipersepsi sebagai Bintang Iklan yang modern, fun, humoris, cocok untuk kawula muda, lucu dan menarik.

Sumber: Diadaptasi dari Majalah Marketing No. 07/VII/Juli/2007 dan Royan (2004)

Komentar / saran


(65)

TERIMAKASIH

Lampiran 2

Data Uji Validitas dan Reabilitas

RESP. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11

1 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4

2 4 5 3 5 4 5 5 4 4 5 5

3 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5

4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3

5 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4

6 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3

7 5 4 3 3 3 4 4 4 3 5 1

8 3 3 3 4 4 5 4 4 4 5 4

9 5 5 5 3 3 5 4 3 4 4 5

10 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4

11 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4

12 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3

13 5 5 4 5 5 4 4 4 3 5 4

14 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4

15 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3

16 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5

17 2 4 4 1 1 2 2 4 2 2 1

18 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5

19 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4

20 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4

21 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3

22 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4

23 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5

24 4 5 5 4 5 3 5 4 5 5 5

25 4 3 4 4 3 5 3 3 4 4 3

26 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5

27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

28 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4

29 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4

30 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5


(1)

Koresponden P1 P2 P3 P4

95 10 7 10 12

96 14 10 12 15

97 9 8 8 9

98 10 8 11 14

99 12 8 12 12

100 14 8 11 12

101 9 6 11 9

102 9 7 11 10

103 12 8 10 12


(2)

Lampiran 5

Hasil Olah SPSS Uji Asumsi Klasik Dan Analisis Regresi Linier Berganda

Model Summary(b)

Mode

l R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .623(a) .388 .369 1.34881 1.776

a Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b Dependent Variable: Y

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

Variables Entered/Removed(b)

Mode l

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 X3, X2,

X1(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Y

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

Model Summary(b)

Mode

l R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .623(a) .388 .369 1.34881 1.776

a Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b Dependent Variable: Y

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 113.988 3 37.996 20.885 .000(a)

Residual 180.109 99 1.819

Total 294.097 102

a Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b Dependent Variable: Y


(3)

Coefficients(a)

a Dependent Variable:

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

Collinearity Diagnostics(a)

Mod

el Dimension Eigenvalue

Condition Index

Variance Proportions

(Constant) X1 X2 X3

1 1 3.958 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .018 14.728 .09 .85 .23 .00

3 .013 17.562 .66 .03 .68 .01

4 .011 19.264 .25 .12 .09 .98

a Dependent Variable: Y

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 9.4303 14.3486 12.1359 1.05713 103

Std. Predicted Value -2.559 2.093 .000 1.000 103

Standard Error of

Predicted Value .144 .573 .251 .087 103

Adjusted Predicted Value 9.0264 14.3048 12.1311 1.07402 103

Residual -2.75817 5.04851 .00000 1.32883 103

Std. Residual -2.045 3.743 .000 .985 103

Stud. Residual -2.159 4.071 .002 1.020 103

Deleted Residual -3.07533 5.97357 .00483 1.42516 103 Stud. Deleted Residual -2.201 4.440 .006 1.042 103

Mahal. Distance .169 17.391 2.971 3.045 103

Cook's Distance .000 .759 .019 .078 103

Centered Leverage Value .002 .170 .029 .030 103

a Dependent Variable: p4

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008 Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Cons

tant) 4.182 1.019 4.106 .000

X1 .132 .077 .160 1.711 .090 .707 1.414 X2 .467 .125 .347 3.744 .000 .722 1.385 X3 .252 .097 .257 2.600 .011 .633 1.579


(4)

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008 4 3 2 1 0 -1 -2 -3

Regression Standardized Residual 25

20

15

10

5

0

F

r

e

q

u

e

n

c

y

Mean = -7.04E-16 Std. Dev. = 0.985 N = 103

Dependent Variable: p4 Histogram


(5)

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

E

x

p

e

c

te

d

C

u

m

P

ro

b

Dependent Variable: p4


(6)

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2008

4 2

0 -2

-4

Regression Standardized Predicted Value

5

4

3

2

1

0

-1

-2

R

e

g

re

s

s

io

n

S

tu

d

e

n

ti

z

e

d

R

e

s

id

u

a

l

Dependent Variable: p4 Scatterplot


Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Positioning Sepeda Motor Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

12 68 115

Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda Pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

0 63 75

Pengaruh diferensiasi produk terhadap brand image Nokia Nseries pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

1 46 91

Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Yamaha Matic Pada Mahasiswa S1 Program Reguler dan Ekstensi Departeman Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan

1 22 87

Pengaruh Celebrity Endorser (Raffi Ahmad) dalam Periklanan kartu XL terhadap pembentukan Brand Image (Studi kasus pada Mahasiswa S1 FISIP USU)

2 41 86

Pengaruh Penempatan Posisi (Positioning) Terhadap Citra Merek (Brand Image) Pada Clear Men Shampoo (Studi Kasus : Mahasiswa S-1 Reguler Fakultas Ekonomi USU Medan)

2 65 105

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA (Studi kasus pada Masyarakat Wilayah Mergosono Kota Malang)

0 3 44

PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK SEPEDA MOTOR YAMAHA ( STUDI KASUS PADA KOMUNITAS MOTOR YAMAHA VIXION CLUB INDONESIA CHAPTER UNGARAN )

6 31 142

Kontribusi Brand Image terhadap Keputusan Pembelian pada Konsumen Sepeda Motor Merek Yamaha (Studi Dilakukan di Dealer Yamaha "X" Bogor).

0 0 33

Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Sepeda Motor Yamaha.

0 0 20