Pencapaian Tujuan Hasil Wawancara Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan di Desa Tigalingga

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase tingkat pendidikan informan adalah tamatan SD tidak ada, SMPSederajat berjumlah 2 orang 12, tamatan SMASederajat berjumlah 10 orang 59, tamatan AkademiDiploma berjumlah 1 orang 6 dan tamatan S1 berjumlah 4 orang 23. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan informan sudah cukup untuk mencapai pendidikan standar masyarakat karena kebanyakan tamatan SMASederajat.

5.1.2 Hasil Wawancara Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan di Desa Tigalingga

Dalam setiap program, efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain suatu program dikatakan efektif apabila program tersebut telah berhasil mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap seluruh responden akan dipaparkan dengan bentuk butir-butir pertanyaan dan jawaban. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan efektivitas kegiatan Simpan Pinjam kelompok Perempuan di Desa Tigalingga disesuaikan dengan unsur-unsur efektivitas yaitu pencapaian tujuan, ketepatan waktu, manfaat yang diperoleh, dan hasil yang dicapai. Penyajian dilakukan dengan mendistribusikan hasil wawancara ke dalam empat unsur yang telah disebutkan.

1. Pencapaian Tujuan

Dalam pembuatan suatu program, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan harus melalui proses pelaksanaan dan menggunakan kebijakan yang tepat dalam pelaksanaannya. Tujuan Universitas Sumatera Utara dilaksanakannya kegiatan SPP adalah untuk mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha dan memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan modal usaha. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan SPP yang telah ditetapkan, diperlukan pemahaman dari para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan tentang tujuan, prinsip, dan tata cara pelaksanaan kegiatan SPP agar para pelaku dapat melaksanakan kegiatan SPP sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, dapat diketahui bahwa seluruh pelaku PNPM telah mengetahui dan memahami tujuan serta peraturan pelaksanaan kegiatan SPP. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dengan Elly Novita Dewi selaku Fasilitator Kecamatan yang menyatakan bahwa : “ Simpan pinjam kelompok perempuan adalah salah satu program PNPM Mandiri Perdesaan yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan melalui pemberian modal atau pinjaman untuk pendanaan usaha yang dapat digunakan para perempuan untuk meningkatkan perekonomian rumah tangganya. Dengan adanya SPP diharapkan perempuan bisa lebih diberdayakan dan berpartisipasi dalam memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan ekonomi rumah tangganya.. ” Peneliti juga menanyakan hal yang sama kepada penerima manfaat SPP yaitu Nurlely sebagai anggota kelompok Flamboyan 2 yang mengatakan bahwa : “ SPP adalah salah satu kegiatan PNPM dari pemerintah yang memberikan pinjaman dengan bunga yang sedikit kepada perempuan agar perempuan bisa meningkatkan ekonominya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberantas kemiskinan.. “ Universitas Sumatera Utara Dari wawancara di atas dapat kita lihat bahwa para informan baik pelaku PNPM Mandiri Perdesaan maupun anggota kelompok SPP sudah mengetahui apa itu SPP beserta tujuannya. Setelah itu peneliti menanyakan sumber dana kegiatan SPP kepada informan Yessi Pinem sebagai Bendahara UPK dan beliau menjawab : “ Pendanaan berasal dari BLM, yaitu 25 dari total dana BLM Kecamatan. Di Kecamatan Tigalingga, selalu tepat 25 sialokasikan untuk SPP. Selain itu ada juga dari perguliran dana, yaitu bunga-bunga pinjaman yang sudah dikembalikan ke UPK, digulirkan kembali ke masyarakat, tetapi hanya untuk keperluan SPP, tidak boleh yang lain.. “ Dengan melihat dana yang cukup besar untuk kegiatan SPP, maka peneliti menanyakan anggota kelompok SPP untuk melihat apakah dana tersebut sudah tepat sasaran penggunaannya. Maka Ratna E. Banurea sebagai ketua kelompok Flamboyan 1 menjawab : “ Uangnya paling utama kita pakai jadi modal untuk buka usaha atau ada juga untuk beli keperluan yang bisa membantu memajukan usaha. Karena dikatakan bahwa pinjaman itu bukan untuk beli ini itu tapi untuk modal usaha. Jadi yang belum punya usaha bisa buka usaha. Atau yang sebelumnnya sudah punya usaha, jadi semakin besar dan bervariasi jualannya. Setelah dapat untung dari hasil jualan, barulah uangnya dipakai untuk beli televisi atau bayar uang sekolah atau lain-lain.. “ Dapat dilihat bahwa anggota kelompok SPP telah menggunakan uang pinjaman SPP sebagai modal untuk membuka usaha dan mengembangkan usahanya. Dapat dikatakan bahwa penggunaannya telah tepat sasaran. Peneliti juga menanyakan tugas dari masing-masing pelaku PNPM Mandiri Perdesaan terutama dalam kegiatan SPP. Jawaban informan atas Universitas Sumatera Utara wawancara peneliti mengenai tugas terhadap Yessi Pinem sebagai Bendahara UPK adalah : “ Unit Pengelola Kegiatan mendapatkan penugasan dari Badan Kerjasama Antar Desa BKAD untuk menjalankan pelaksanaan tugas pengelolaan dan operasional kegiatan antar desa. Selain itu UPK juga bertugas untuk mengelola dana program dan dana perguliran. Di dalam SPP, UPK bertugas menerima pembayaran pinjaman kelompok serta menyusun laporan keuangan.. “ Jawaban yang diberikan Ernita Barus sebagai pelaku PNPM Mandiri Perdesaan mengenai tugasnya sebagai Anggota Tim Verifikasi adalah : “ Tim Verifikasi adalah tim yang dibentuk dari anggota masyarakat yang dianggap memiliki pengalaman dan keahlian khusus dalam kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang berjalan. TV bertugas untuk melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap usulan-usulan kegiatan yang diajukan masyarakat. Di dalam kegiatan SPP, TV memiliki peran yang sangat besar terutama dalam menyeleksi proposal kelompok SPP. TV bertugas memeriksa kelengkapan dokumen kelompok dan memberikan nilai berdasarkan SOP Tim Verifikasi. Setelah proses verifikasi oleh Tim TV selesai dilaksanakan, maka diadakan rapat pleno yang dihadiri oleh pemerintah desa, lembaga desa, BKAD, BP-UPK, TV dan kelompok pengusul. Disini ditentukan kelayakan dan perangkingan kelompok. Bagi kelompok yang mendapatkan rangking tertinggi akan diprioritaskan. Selain itu, jumlah pinjaman yang dicairkan ke kelompok tidak selalu sesuai dengan proposal yang diajukan. Dalam rapat pleno jumlah pinjaman yang ada di proposal dapat diturunkan sesuai dengan kelayakan kelompok.. “ Dari wawancara di atas dapat dilihat bahwa para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan mengetahui dengan jelas tugas dan peranannya masing-masing. Kita juga melihat bahwa untuk mendapatkan dana pinjaman SPP, kelompok harus melewati berbagai tahapan yang telah ditetapkan dimana proposal kelompok akan diseleksi kelayakannya oleh para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan. Tahapan- tahapan ini sangat penting dan harus dilaksanakan dengan baik karena akan menentukan keberhasilan kegiatan SPP tersebut. Untuk mengetahui pelaksanaan Universitas Sumatera Utara tahapan-tahapan pengajuan proposal kelompok di Desa Tigalingga, maka peneliti melakukan wawancara dengan Elly Novita Dewi selaku Fasilitator Kecamatan yang mengatakan: “ Selama ini pelaksanaan penyeleksian proposal di Desa Tigalingga berjalan dengan baik dan sesuai prosedur. Setiap tahapan berjalan dengan tertib dan tidak ada yang lari dari peraturan. Seluruh komponen pelaku PNPM Mandiri Perdesaan yang bertugas menghadiri kegiatan ini. Begitu juga dengan pemerintahan desa dan anggota kelompok SPP. Penilaian yang diberikan benar-benar sesuai prosedur agar hasilnya tidak mengecewakan. Karena kalau salah menilai, maka akan menyulitkan kelompok tersebut dan kami sendiri. Karena itu penyeleksian proposal ini selalu dijaga kesesuaiannya dengan prosedur yang ada.. “ Peneliti menanyakan hal yang serupa kepada Mariono selaku PJOK dan beliau menjawab : “ Saya turut serta dalam proses penyeleksian proposal kelompok SPP. Di Desa Tigalingga, jumlah proposal yang masuk sangat banyak tapi tidak semua bisa diterima dan disetujui. Banyak yang mengeluh karena proposalnya tidak disetujui, tapi kita anggap sebagai keluhan yang positif. Karena TV memberikan penilaian pasti sesuai dengan prosedur. Tidak ada praktek KKN disini. Saya mau memberikan rekomendasi apabila proposal kelompok tersebut benar-benar baik, bukan karena saya kenal atau unsur-unsur yang lain. Pelaksanaan proses verifikasi selama ini benar-benar sesuai prosedur sehingga sangat kecil kemungkinan terjadi pelanggaran. Sebagai PJOK saya bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan Tigalingga karena itu saya tidak ingin ada masalah dalam pelaksanaan kegiatan SPP ini.. “ Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa pelaksanaan tahapan penyeleksian kelompok dijalankan sesuai dengan prosedur dan jarang terjadi pelanggaran. Melihat pelaksanaan tahapan penyeleksian SPP yang berjalan dengan baik di Desa Tigalingga, selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan Universitas Sumatera Utara mengenai keadaan kegiatan SPP di Desa Tigalingga saat ini. Elly Novita Dewi selaku Fasilitator Kecamatan menanggapi dan memberi jawaban : “ Keadaan SPP di Tigalingga saat ini sudah sangat baik dan berkembang. Karena jumlah kelompok yang ada cukup banyak dan jumlah pinjamannya besar. Jumlah pinjaman yang paling kecil di Desa Tigalingga adalah Rp 3.000.000,- per orang dan jumlah terbesar adalah Rp 10.000.000,-. Kelompok-kelompok yang mengantri juga cukup banyak, dan mereka semua mengharapkan akan segera bisa mendapatkan dana perguliran. Dari situ dapat kita lihat bahwa respon masyarakat terhadap kegiatan pembangunan sudah baik, terutama perempuan-perempuan di Desa Tigalingga.. “ Pernyataan yang sama juga diberikan oleh Riduan Meliala selaku Kepala Desa Tigalingga, beliau menanggapi dengan jawaban : Kelompok-kelompok SPP di Desa Tigalingga sudah banyak dan sudah maju. Pinjamannya juga tidak kecil. Tinggal sedikit anggota kelompok SPP yang ekonominya masih melarat, bahkan tidak ada. Karena mereka sudah berhasil memanfaatkan pinjaman untuk membuka usaha. Usaha-usaha yang dibuka seperti kedai lontong, berjualan, atau dagang beras, dan ada juga yang membuka usaha bakery. SPP di Tigalingga berkembang dan terus meningkat. Dari wawancara di atas dapat dilihat bahwa kegiatan SPP di Desa Tigalingga saat ini sudah berkembang. Hal tersebut terbukti dari jumlah kelompok yang banyak dan jumlah pinjaman yang tergolong besar. Untuk meningkatkan jumlah kelompok SPP tersebut, para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga melakukan berbagai pelatihan dan sosialisasi. Pernyataan tersebut terkandung dalam jawaban Yessi Pinem selaku Bendahara UPK yang mengatakan: “ Dulunya peminat SPP di Kecamatan Tigalingga masih sedikit. Mungkin karena masih minimnya informasi dan sosialisasi yang dilakukan dan adanya ketakutan masyarakat untuk mengikuti kegiatan pinjam meminjam. Tapi setelah sosialisasi dan pelatihan- pelatihan yang dilakukan jadi semakin banyak perempuan yang mengetahui manfaat dari SPP dan berniat untuk bergabung. Universitas Sumatera Utara Banyak dilakukan fasilitasi kelompok SPP di Desa Tigalingga agar berjalan sesuai dengan prosedur dan kami tetap mengawasi jalannya uang di dalam kelompok agar tidak terjadi pelanggaran..“ Penyataan tersebut mengatakan bahwa berkembangnya jumlah kelompok SPP adalah karena sosialisasi dan pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada masyarakat. Pernyataan tersebut sependapat dengan jawaban Renny Ginting sebgai anggota Kelompok Ersada Arih yang menjawab : “ Dulu belum tahu kalau ada kegiatan SPP yang bisa memberi pinjaman mudah kepada masyarakat. Tapi setelah diajak ikut sosialisasi PNPM di Kantor Camat, jadi tahu tentang SPP. Disana dijelaskan apa itu SPP dan manfaat-manfaatnya, makanya jadi tertarik ikut SPP. Sangat tertarik karena bisa untuk menambah pendapatan.. “ Berdasarkan jawaban para informan dapat dilihat bahwa pelaku PNPM Mandiri Perdesaaan di Desa Tigalingga memiliki kinerja yang baik karena telah berhasil mengembangkan kegiatan SPP di Desa Tigalingga melalui kegiatan- kegiatan sosialisasi. Adanya kinerja yang baik ini juga didukung oleh pernyataan Yessi Pinem selaku Bendahara UPK yang mengatakan : Baru-baru ini ada acara akbar PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Dairi dan UPK Kecamatan Tigalingga terpilih menjadi UPK terbaik se-Kabupaten Dairi. Penilaiannya berdasarkan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan di tiap kecamatan, termasuk kegiatan SPP. UPK Kecamatan Tigalingga dinilai memiliki kinerja yang baik terutama dalam mengelola kegiatan SPP. Mereka melihat bahwa kelompok-kelompok SPP di Kecamatan Tigalingga berkembang dan hampir tidak pernah ada penunggakan. Karena itu UPK Kecamatan Tigalingga mendapatkan nilai yang bagus dan dipilih menjadi UPK terbaik. Tentunya ini menjadi suatu kebanggaan dan menambah motivasi untuk bekerja lebih baik lagi. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan kegiatan dengan baik oleh para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan dan perkembangan kegiatan SPP tersebut menentukan sejauh mana pencapaian tujuan kegiatan SPP di Desa Tigalingga. Peneliti kemudian melakukan wawancara untuk mengetahui sejauh mana kegiatan SPP di Desa Tigalingga telah berhasil mencapai tujuannya. Peneliti melakukan wawancara dengan Elly Novita Dewi selaku Fasilitator Kecamatan dan beliau menjawab: “ Kegiatan Simpan Pinjam kelompok Perempuan di desa ini sudah memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama perempuan. Karena dengan adanya SPP, perempuan di desa Tigalingga bisa dengan mudah mendapatkan pinjaman untuk modal membuka usaha dengan bunga yang rendah dan menurun. Kalau sebelumnya dulu hanya membuka toko kelontong kecil-kecilan, sekarang jenis dagangannya sudah bertambah. Atau ada juga dengan pinjaman SPP tadi bisa membuka bengkel kecil-kecilan. Dengan adanya modal untuk mengembangkan usahanya tadi, otomatis perekonomian keluarganya juga naik atau meningkat.. ” Dari jawaban informan di atas dapat dilihat bahwa SPP telah mampu memberikan pinjaman dengan syarat-syarat dan tahapan yang mudah dipenuhi oleh masyarakat miskin. Pinjaman tersebut telah digunakan untuk mengembangkan dagangannya menjadi lebih bervariasi. Peneliti juga menanyakan hal yang sama kepada Mariono sebagai PJOK dan beliau menjawab : “ Simpan Pinjam kelompok Perempuan di Desa Tigalingga sangat membantu rumah tangga miskin khususnya perempuan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Contohnya beberapa perempuan di desa ini sejauh yang bisa kita lihat dan pantau, sebelum dia mendapat pinjaman dari SPP, dia berdagang hanya dengan gerobak-gerobak sorong. Tapi setelah dia mendapat pinjaman dari SPP, dia bisa membeli steeling untuk berjualan atau bisa berjualan di pajak. Jadi secara langsung atau tidak langsung, mereka memang terbantu. Ada juga yang modalnya dulu kecil, tapi setelah ikut SPP modalnya sudah semakin bertambah. Artinya secara umum, SPP benar-benar sudah sangat membantu kaum perempuan untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya. Dapat dibuktikan dengan jumlah kelompok yang setiap tahun bertambah dan jumlah Universitas Sumatera Utara pinjaman yang juga bertambah tanpa adanya penunggakan pengembalian pinjaman. Disini dapat kita lihat kalau jumlah pinjamannya semakin banyak, berarti ekonominya juga semakin meningkat.. “ Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa menurut para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga, SPP telah membantu para perempuan di Desa Tigalingga untuk mendapatkan pinjaman dengan mudah untuk modal membuka usaha atau mengembangkan usaha yang dimilikinya. Perempuan yang sebelumnya hanya berjualan kecil-kecilan sudah dapat mengembangkan usahanya sehingga pendapatannya juga meningkat. Hasil wawancara di atas sependapat dengan hasil wawancara dengan anggota kelompok SPP tentang sejauh mana SPP telah mencapai tujuannya. Adapun jawaban dari hasil wawancara dengan Sinarta Simatupang sebagai anggota kelompok Kamja 2 adalah : “ Setelah ikut SPP, ekonomi saya bisa lebih baik. Kalau dulu yang kerja cuma suami pergi ke ladang, sekarang pinjaman dari SPP bisa dipakai untuk buka warung kecil-kecilan. Pendapatan jadi lebih banyak karena sudah dua-duanya kerja. Apalagi proses untuk dapat pinjaman sangat mudah dan tidak membingungkan, jadi gak perlu pinjam dari rentenir atau dari bank karena ribet..“ Elita Sembiring sebagai Bendahara Kelompok Euvorbia juga mengatakan bahwa adanya peningkatan volume barang dagangannya yang pastinya akan meningkatkan pendapatannya. Pernyataan itu disebutkan dalam jawaban: “ Pinjaman dari SPP sudah sangat membantu saya dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Dulu barang dagangan saya hanya sedikit, sekarang sudah semakin banyak macamnya. Juga kalau belanja sudah tidak perlu sedikit-sedikit karena modal sudah tambah, jadi bisa langsung belanja banyak. Pastinya menghemat ongkos dan tenaga. Keuntungan yang didapat juga lebih banyak.. “ Universitas Sumatera Utara Berdasarkan wawancara di atas dapat dilihat bahwa pelaksanaan kegiatan SPP telah berjalan dengan baik hingga telah mampu mencapai tujuannya. Kegiatan SPP telah memberikan kemudahan pinjaman modal dan membantu meningkatkan perekonomian rumah tangga anggotanya.

2. Ketepatan Waktu

Dokumen yang terkait

Fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar

1 65 117

Studi Komparatif Peran Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama dan BMT Insani Dalam Pengembangan UMK di Kota Padangsidimpuan

1 49 107

Analisis Determinan Permintaan Kredit PNPM Mandiri di Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Sumatera Barat

0 34 138

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

1 44 87

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Tingkat partisipasi perempuan terhadap simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM M) perdesaan

0 15 110

Partisipasi perempuan dalam kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) (kasus PNPM Mandiri perdesaan di salah satu desa di kabupaten Banyumas)

0 5 181

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin

4 69 162