Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan di Desa Tigalingga Berdasarkan Pencapaian Tujuan

5.2 Analisis Data

5.2.1 Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan di Desa Tigalingga Berdasarkan Pencapaian Tujuan

Pada dasarnya suatu kegiatan atau program dalam organisasi diciptakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Peran dari tujuan ini sangat penting, yaitu sebagai suatu indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan dari kegiatan atau program tersebut. Artinya suatu kegiatan atau program dikatakan berhasil apabila tujuan-tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik. Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan SPP adalah untuk mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha dan memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan modal usaha. SPP adalah salah satu program PNPM Mandiri Perdesaan yang memberikan pinjaman kepada kaum perempuan dengan bunga rendah yang menurun dan syarat-syarat yang mudah. Melalui kegiatan SPP, pemerintah telah mempercepat proses pemenuhan pendanaan usaha oleh perempuan karena tahapan-tahapannya yang mudah dan tidak bertele-tele. Pemberian pinjaman dengan tahapan dan syarat yang mudah merupakan salah satu cara pemerintah untuk melindungi masyarakat dengan karena telah membantu masyarakat khususnya perempuan terhindar dari kebutuhan untuk meminjam dari rentenir maupun lembaga-lembaga pemberi jasa pinjaman dengan bunga yang tinggi. Sebelum adanya SPP di Desa Tigalingga, masyarakat miskin yang tidak memiliki harta apapun yang dapat dijadikan agunan ke bank biasanya meminjam dari rentenir. Bunga tinggi yang diberikan rentenir tentunya telah merugikan Universitas Sumatera Utara masyarakat dan semakin mencekik kehidupan ekonominya. Setelah adanya SPP di Desa Tigalingga dan dilakukan sosialisasi-sosialisasi, banyak perempuan yang tertarik dan membentuk kelompok untuk mendapatkan pinjaman dana dari SPP karena merasakan kemudahan dalam proses dan tahapannya. Dengan adanya kemudahan dalam memperoleh dana pinjaman, maka perempuan anggota kelompok SPP juga akan dengan mudah dapat membuka usaha atau mengembangkan usaha yang dimilikinya. Dapat dilihat dengan adanya sosialisasi dan pelatihan yang terus-menerus dilakukan, maka masyarakat akan mengetahui dan mau turut berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan pemerintah. Pelaksanaan kegiatan SPP di Tigalingga sudah berjalan dengan baik. Para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan mengetahui dan memahami dengan pasti apa yang menjadi bidang pekerjaannya. Para pelaku memiliki pemahaman yang baik tentang arti dan tujuan dari kegiatan SPP. Selain itu, para pelaku juga mengetahui apa saja tugas dan peranannya dalam setiap tahapan kegiatan SPP. Hal tersebut membuktikan bahwa mereka dengan serius memahami program yang harus dilaksanakannya. Dengan pemahaman yang baik tersebut, maka dapat dipastikan bahwa mereka dapat melaksanakan kegiatan SPP sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan tahapan penyeleksian proposal kelompok SPP yang berjalan dengan tertib sesuai prosedur dan tidak pernah terjadi pelanggaran. Ketertiban ini tentunya akan membawa keuntungan karena resiko terciptanya masalah akibat kesalahan-kesalahan prosedur bisa dihindari. Selain itu, kinerja baik para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga dapat dibuktikan dengan jumlah kelompokk SPP di Desa Tigalingga yang tergolong banyak. Diketahui bahwa awalnya hanya terdapat 11 kelompok Universitas Sumatera Utara SPP yang terbentuk di Kecamatan Tigalingga. Namun para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Tigalingga tidak putus asa dan dengan gigih mengadakan sosialisasi dan pelatihan tentang manfaat mengikuti SPP hingga semakin banyak yang tertarik. Hingga saat ini jumlah kelompok SPP di Kecamatan Tigalingga sudah mencapai seratusan dan di Desa Tigalingga sendiri telah terdapat 13 kelompok SPP. Ternyata kerja keras mereka tidak sia-sia. UPK Kecamatan Tigalingga terpilih menjadi UPK terbaik se-Kabupaten Dairi karena keberhasilan program-program yang telah dijalankan selama ini, terutama kegiatan SPP. Hal ini tentunya akan memberikan motivasi yang lebih besar bagi UPK Kecamatan Tigalingga untuk semakin meningkatkan kinerjanya, terutama di Desa Tigalingga. Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan kegiatan SPP di Desa Tigalingga yang berjalan dengan baik tidak lepas dari campur tangan para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan yang ada di desa tersebut. Di Desa Tigalingga, kegiatan SPP selalu berkembang setiap tahunnya. Dapat dilihat dari jumlah kelompok yang menerima pinjaman yang bertambah setiap tahunnya dan jumlah kelompok yang mengantri dana perguliran selanjutnya. Jumlah kelompok yang bertambah menunjukkan respon masyarakat terutama perempuan yang semakin baik. Hal ini menunjukkan prerstasi yang baik karena berhasil menarik perempuan di Desa Tigalingga untuk lebih berperan aktif dalam pembangunan. Kegiatan simpan pinjam ini diberikan kepada perempuan karena perempuan dianggap lebih mampu mengelola keuangan dengan baik dan lebih memikirkan keluarga jika dibandingkan dengan laki-laki. Melalui kegiatan SPP, anggota diajak untuk ikut serta dalam meningkatkan kehidupan keluarganya, tidak hanya menggantungkan keseluruhan beban ekonomi di pundak suami. Universitas Sumatera Utara Karena itu anggota kelompok SPP juga menjadi lebih mampu dan mandiri dalam mengelola keuangannya dan memiliki peranan dalam pergerakan roda ekonomi rumah tangganya. Perkembangan SPP di Desa Tigalingga juga dapat dilihat dari jumlah alokasi dana yang dikucurkan untuk kegiatan SPP di Kecamatan Tigalingga yaitu sebesar 25 dari dana BLM. Dari Rp 800.000.000,- dana BLM yang dikucurkan untuk Kecamatan Tigalingga tahun 2013, sebesar Rp 200.000.000,- dialokasikan untuk kegiatan SPP. Hal ini menunjukkan bahwa adanya keseriusan pemerintah dalam usaha mengembangkan peran perempuan dalam pembangunan. Selain itu, pinjaman di Desa Tigalingga juga tergolong besar jika dibandingkan dengan desa-desa lainnya di Kecamatan Tigalingga bahkan di Kabupaten Dairi. Jumlah pinjaman per anggota berkisar antara Rp 3.000.000,- hingga Rp 10.000.000,-. Jumlah pinjaman terus meningkat setiap tahunnya yang berarti diiringi dengan jumlah pendapatan setiap anggota. Selama ini telah banyak anggota kelompok yang mengalami peningkatan ekonomi setelah mendapatkan pinjaman dari SPP. Penggunaan dana SPP oleh anggota kelompok telah dimanfaatkan dengan baik. Pinjaman dari SPP digunakan anggota kelompok untuk membuka usaha ataupun mengembangkan usahanya sehingga menghasilkan keuntungan yang dapat meningkatkan perekonomian rumah tangganya. Peningkatan ekonomi ini juga dapat dilihat dari keadaan usahanya yang semakin berkembang dan jumlah pinjaman yang semakin bertambah setiap tahunnya. Dengan adanya pinjaman yang harus dilunasi, maka para anggota SPP lebih terdorong untuk memajukan usahanya sebagai bentuk dari tanggung jawab untuk mengembalikan pinjaman tersebut tepat pada waktunya. Kebanyakan usaha Universitas Sumatera Utara yang dijalankan anggota kelompok SPP adalah berjualan seperti toko kelontong, warung sarapan nasi, jualan besar, toko roti, warung kopi, dan sebagainya. Jenis- jenis usaha masih tergolong kecil karena jumlah pinjaman yang diberikan SPP juga kecil dan belum mampu membiayai usaha makro yang membutuhkan modal yang banyak. Biarpun begitu, sampai saat ini usaha-usaha yang dijalankan kelompok SPP masih berjalan dan berkembang. Tidak ada usaha yang berhenti di tengah atau mengalami kerugian. Dapat dilihat bahwa penyeleksian proposal kelompok SPP telah benar-benar baik karena berhasil memilih usaha-usaha yang layak dan tidak merugikan. Di dalam SPP, anggota dilatih dan diajak untuk memanfaatkan waktunya dengan lebih baik dan anggota diberikan pelatihan-pelatihan tentang cara berbisnis dan mengelola keuangan dengan baik. Selain itu, kelompok diberikan kebebasan dalam mengatur peraturan-peraturan yang ada dalam kelompok, termasuk pengelolaan keuangan kelompok. Namun meskipun kebebasan pengelolaan keuangan kelompok seluruhnya diberikan kepada anggota kelompok, namun kebebasan itu harus tetap sesuai dengan peraturan kegiatan SPP. UPK akan tetap mengawasi perkembangan pengelolaan keuangan kelompok dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat jika terjadi kesalahan atau kendala-kendala. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa jika dipandang dari sudut pandang pencapaian tujuan, maka pelaksanaan kegiatan SPP di Desa Tigalingga dinilai sudah efektif karena sudah berhasil mencapai tujuannya. SPP telah berhasil menciptakan kemudahan pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha di kalangan perempuan. Dan dengan pendanaan Universitas Sumatera Utara usaha tersebut, perempuan anggota kelompok di Desa Tigalingga telah mampu menciptakan dan mengembangkan usahanya sehingga berhasil meningkatkan perekonomian rumah tangganya.

5.2.2 Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan di Desa Tigalingga Berdasarkan Ketepatan Waktu

Dokumen yang terkait

Fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar

1 65 117

Studi Komparatif Peran Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama dan BMT Insani Dalam Pengembangan UMK di Kota Padangsidimpuan

1 49 107

Analisis Determinan Permintaan Kredit PNPM Mandiri di Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Sumatera Barat

0 34 138

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

1 44 87

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Tingkat partisipasi perempuan terhadap simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM M) perdesaan

0 15 110

Partisipasi perempuan dalam kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) (kasus PNPM Mandiri perdesaan di salah satu desa di kabupaten Banyumas)

0 5 181

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin

4 69 162