10. Golongan obat adalah kelompok obat berdasarkan efek terapi dari setiap kelas
terapi yang diberikan untuk pasien. Misalnya golongan obat hipoglikemik, antipiretik, golongan antihipertensi.
11. Jenis obat adalah nama generik obat pada peresepan pasien rawat inap dalam
satu kali periode pengobatan. 12.
Data yang diperoleh dihitung dengan cara jumlah kasus yang ada dibagi jumlah pasien n=30 dikalikan seratus persen. Penghitungan ini digunakan
dalam menghitung jenis kelamin, umur pasien, kelas terapi obat, golongan obat, komplikasi, penyakit penyerta dan outcome therapy, profil tekanan
darah. 13.
Outcome therapy adalah keadaan dimana pasien pulang dari rumah sakit
setelah menjalani terapi dilihat kondisi saat masuk dan keluar, lama tinggal di rumah sakit , serta segala alasan pasien keluar dari rumah sakit.
14. Drug Related Problems
DRPs atau sering dikatakan Drug Therapy Problem DTP adalah permasalahan yang sering muncul didalam farmasi klinis atau
kejadian yang tidak diharapkan dialami pasien selama proses terapi dengan obat dan secara aktual maupun potensial bersamaan dengan outcome yang
diharapkan.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diambil adalah 30 kasus dari 89 total populasi pasien rawat inap diabetes melitus komplikasi hipertensi di RS Panti Rapih
Yogyakarta tahun 2005. Pengambilan besarnya sampel berdasar ketentuan menurut Gay dalam untuk desain deskriptif populasi kecil dapat diambil 20 dari
total populasi cit Danapriatna dan Setiawan, 2005 jumlah sampel sudah memenuhi jumlah minimal sampel yang ditentukan untuk menggambarkan
fenomena yang diamati. Penagmbilan sampel sebanyak 30 kasus dilakukan secara random.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar rekam medis yang diambil dari data pasien rawat inap diabetes melitus komplikasi hipertensi di RS
Panti Rapih Yogyakarta.
E. Lokasi Penelitian
Penelitian pada pasien diabetes melitus komplikasi hipertensi dilakukan di RS.Panti Rapih Yogyakarta dengan melihat catatan rekam medis dari pasien DM
komplikasi hipertensi
tahun 2005.
F. Tata Cara Penelitian Dalam tahap tata cara penelitian ada 3 tahapan yang harus dijalani tahap
perencanaan, tahap pengambilan data, serta tahap penyelesaian data. 1.
Tahap perencanaan
Pada tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. Setelah proses tersebut dapat diperoleh informasi
dari unit rekam medis RS Panti Rapih dengan melihat pola penyebaran penyakit diabetes melitus komplikasi hipertensi selama tahun 2005. Dari data tersebut kita
dapat mengetahui jumlah pasien diabetes melitus komplikasi hipertensi yang dirawat selama periode waktu 2005 yaitu 89 orang. Pengambilan sampel
dilakukan secara random untuk mewakili total populasi keseluruhan pasien DM komplikasi hipertensi.
2.Tahap Pengambilan Data
Tahap pengambilan data ini terdiri dari 3 tahap sebagai berikut : a.
Proses penelusuran data Berdasar catatan dari unit rekam medis diperoleh data bahwa penderita
DM komplikasi hipertensi terdapat 89 pasien dengan diambil sampel yang mewakili secara random diambil sebanyak 30 pasien. Dari catatan rekam medis
tersebut mulai dicatat data yang diperlukan, bagi pasien yang rawat inap kembali rekam medis tidak dapat dipinjamkan untuk sementara.
b. Proses pengumpulan data Dimulai
dengan melihat
medical record dari pasien diabetes melitus
komplikasi hipertensi. Data yang diambil meliputi data pasien yang memuat nama, umur jenis kelamin, kelas terapi, keluhan utama, diagnosis, riwayat
penyakit, jenis obat, jumlah obat, dosis obat, lama tinggal, tekanan darah saat masuk sampai dengan keadaan pulangnya pasien atau outcome therapy.
c. Proses pengolahan data Medical record
yang telah dilihat datanya dituliskan kembali dalam bentuk tabel yaitu meliputi tabel tentang golongan dan jenis obat, dosis obat serta
tanggal pemberian obat, data klinis laboratorium pasien diabetes melitus dengan komplikasi hipertensi, tanda vital, kondisi klinis dan golongan serta jenis obat
yang diberikan pada pasien diabetes melitus komplikasi hipertensi dan kemajuan dari hasil terapi obat yang diberikan di instalasi rawat inap Rumah Sakit. Data
untuk analisis Drug Related Problem disajikan sama yang telah dikemukakan diatas, akan tetapi lebih mengkhususkan pada penggunaan obat DM serta obat
hipertensi.
3. Tahap penyelesaian Data
Data yang diperoleh dari tabulasi dievaluasi secara deskriptif eksploratif mengenai drug related problem–nya. Data berdasarkan pencatatan rekam medik
tersebut dievaluasi kerasionalannya secara deskriptif-eksploratif mengenai drug related problems
-nya. Dengan melihat drug related problems yang terjadi selama proses terapi dapat diketahui indikasi tidak mendapat obat, salah pilihan obat,
dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi, gagal menerima obat, efek samping obat, dan obat tanpa indikasi pada masing masing pasien. Data yang telah diperoleh
tersebut kemudian dibandingkan dengan standar pengobatan untuk DM komplikasi hipertensi, kemudian data dievaluasi secara kasus per kasus.
G. Kesulitan Penelitian
Kesulitan selama penelitian antara lain kurangnya pengalaman didalam membaca lembar rekam medis terhadap data yang tercatat. Selain hal tersebut
lembar rekam medis kadang tidak ada karena pasien rawat inap kembali dirumah sakit pada saat pengambilan data sehingga harus menunggu sampai lembar
tersebut kembali.
H. Analisis Hasil Analisis hasil mulai dapat dilakukan dengan melihat pasien DM komplikasi
hipertensi meliputi umur, jenis kelamin, komplikasi, penyakit penyerta, tahap hipertensi, dan obat yang digunakan.
1. Umur pasien dikelompokkan dalam 6 kelompok umur yaitu kelompok
umur 35 – 44, 45 – 54, 55- 64, 65- 74, 75 – 84, 85 – 94 tahun. 2.
Komplikasi dan penyakit penyerta DM komplikasi hipertensi. 3.
Tahap hipertensi saat pasien masuk. 4.
Obat obat yang digunakan dikelompokkan dalam kelas terapi obat, golongan obat, dan jenis obat. Pengelompokkan mengikuti pembagian
obat berdasar Informatorium Obat Nasional Indonesia IONI 2000 Anonim, 2000.
5. Perhitungan data di atas dengan cara jumlah kasus dibagi sampel n = 30
kemudian dikali seratus persen. 6.
Analisis DRP dari kasus DM komplikasi hipertensi dikhususkan pada penggunaan obat DM dan obat antihipertensi yang dibandingkan dengan
standar atau guideline yang ada. Evaluasi dilakukan kasus perkasus, kasus yang dibahas dari 30 kasus terdapat 8 kasus yang bermasalah DRP dilihat
dari terapi obat antidiabetika oral serta antihipertensi yang dipakai. Kasus tersebut dibandingkan dengan suatu standar yaitu American Diabetes
Association Anonim, 2005.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum 1. Berdasar Kelompok Umur
Dari data yang diperoleh penderita DM komplikasi Hipertensi dibagi berdasar 6 kelompok umur. Menurut tabel urutan yang diperoleh penderita paling
banyak terdapat dalam kategori umur 55–64 tahun yaitu sebanyak 36,67, dikarenakan saat kelompok umur tersebut adalah puncak munculnya komplikasi
dalam fase riwayat DM. Berdasar teori yang mendasari DM tipe 2 umumnya mulai tampak pada
umur 40 tahun dan munculnya komplikasi setelah memasuki 10 tahun menderita DM. Teori lain menyebutkan bahwa angka harapan hidup di Indonesia sampai 70
tahun, kemungkinan sedikitnya pasien diatas kelompok umur tersebut karena sudah banyak pasien DM yang tidak bertahan atau meninggal.
3.3 3
3.3 3
36 .67
26. 67
20 .00
10
35 - 44 tahun 45 - 54 tahun
55 - 64 tahun 65 - 74tahun
75 - 84 tahun 85 - 94 tahun
Gambar 3. Diagram Prosentase Pasien DM Komplikasi Hipertensi di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005
30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI