mengalami gastroparesis atau gangguan motilitas lambung yang mengakibatkan mual, dan rasa tidak enak pada saluran cerna. Penggunaan antitukak khususnya
obat antasida mempunyai prosentase yang besar dikarenakan golongan sulfonilurea mempunyai efek samping mual, dapat diatasi dengan pemberian
antasida untuk mengurangi produksi asam lambung yang berlebih, metformin dengan efek sampingnya antara lain mual muntah, bahkan ada sebagian obat
diabetik oral yang menyebabkan gangguan pada otot pada usus besar dan diare seperti glikazid dan metformin HCl maka diperlukannya obat saluran cerna demi
kenyamanan pasien DM komplikasi hipertensi.
Tabel VIII. Prosentase Penggunaan Obat Saluran Cerna Pasien DM Komplikasi Hipertensi di RSPR Tahun 2005
N O
GOLONGAN OBAT
KELOMPOK NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
∑ PROSEN TASE
Antasida kandungan
aluminium aluminium
hidroksida Plantasid 5 16,
67 Khelatordan
senyawa kompleks
sukralfat Inspepsa 1 3, 33
1. Antitukak
Antagonis Reseptor H
2
ranitidinHCl Rantin 4
13, 33
2. Antidiare Absorben
dan pembentuk
masa atalpugit
aktif New Diatab
1 3, 33
Na- pokisulfat
Laxoberon 1
3, 33 3. Pencahar
Pencahar stimulan
bisakodil Dulcolax 2 6, 67
4. Obat gangguan
pencernaan Enzim
pencernaan pankreatin Enzymfort 1
3, 33
e.Obat Saluran Nafas
Obat saluran nafas terutama obat asma digunakan mengatasi penyakit penyerta yang menyertai perjalanan penyakit pasien.Obat batuk antitusif untuk
menekan batuk dan mengurangi frekuensi batuk serta obat alergi dipergunakan untuk terapi penyakit saluran nafas karena proses alergi.
Tabel IX. Prosentase Penggunaan Obat Saluran Nafas Pasien DM Komplikasi Hipertensi di RSPR Tahun 2005
NO GOLONGAN OBAT
KELOMPOK NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
∑ PROSEN TASE
1. Antiasma
Stimulan adreno reseptor
terbutalin sulfat
Lintaz 1 3,
33 2. antitusif
antitusif Difen
hidramin HCl
Sanadryl 1 3,
33 feniramin
hidrogen maleat
Avil 1 3,
33 3.
antihistamin Antihistamin
sedatif Klorfeni
ramin maleat Extra CTM
1 3, 33
f. Analgesik
Obat analgesik antipiretik yang digunakan untuk mengobati demam yang sering muncul akibat penggunaan beberapa obat antihipertensi seperti penghambat
ACE, selain itu analgesik bermanfaat untuk mengurangi nyeri yang ada ataupun akibat efek dari DM itu sendiri. Analgesik non opioid dapat digunakan untuk
nyeri ringan seperti sakit kepala, sedangkan golongan opioid untuk nyeri yang hebat. Nyeri juga dapat timbul akibat terlalu lama berbaring sehingga bagian
tubuh yang biasa beraktivitas harus terdiam ataupun berbaring mengakibatkan lama kelamaan timbul nyeri baik ringan ataupun nyeri berat
Tabel X. Prosentase Penggunaan Obat Analgesik Pasien DM Komplikasi Hipertensi di RSPR Tahun 2005
NO GOLONGAN OBAT
KELOMPOK NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
∑ PROSENTA SE
parasetamol Sanmol 4 13, 33
as.mefenamat Citaz 2
6, 67 Farmasal 1
3, 33
asetosal
Neuralgin 3 10 1. Analgesik
non- opioid
-
tioridina HCL Non flamin 1
3, 33 2. Analgesik
non- opioid
- tramadol Tramal
2 6,
67 Ergotamintar
trat Belaphen 1 3,
33 3.
Antimigrain terapi serangan
migrain akut Kodergokrina
mesilat Hydergin 1 3,
33
g. Antibiotik
Penggunaan antibiotika sebagai antibakteri didalam proses penatalaksanaan DM komplikasi hipertensi terutama didalam perawatan lanjut
terhadap ganggren dan ulkus agar tidak bertambah parah dengan adanya bakteri di lingkungan rumah sakit yang sering terjadi pada penderita DM, pada pasien DM
tersebut ganggren dan ulkus makin mudah terjadi akibat kadar gula darah yang tinggi pada darah akibatnya luka yang ada lebih sukar sembuh sebab bakteri akan
mampu bertahan dalam lingkungan dengan kadar gula yang tinggi. Selain untuk perawatan ganggren dan ulkus antibiotik diperlukan untuk komplikasi
mikrovaskuler berupa infeksi, perlu diketahui bahwa penyakit DM juga menyebabkan pasien rentan terhadap infeksi seperti ISK Infeksi Saluran
Kencing, ISPA Infeksi Saluran Nafas Atas. Maka Antibiotik yang merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroba atau fungi untuk menghambat pertumbuhan
atau membunuh mikroba lain sangat diperlukan untuk mempercepat proses kesembuhan.
Tabel XI. Prosentase Penggunaan Obat Antibiotik Pasien DM Komplikasi Hipertensi di RSPR Tahun 2005
NO GOLONGAN OBAT
KELOMPOK NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
∑ PROSENTA SE
Penisilin Amoksisilin Chavamox
2 6,
67 Velocef 4
13, 33
Fortum 2 6,
67 Seftriakson
Cefazol 1 3,
33 Sefalosporin
dan β - laktam
sefotaxim Starclaf 1 3,
33 Kuinolon Levofloksasin
Reskuin 5
16,67 Sulfonamida Klortrimoksa
zole Klortrimok
sazole 1 3,
33 1. Antibiotika
Amino glikosida
Gentamisin Gramycin 2 6, 67
h. Obat Gizi dan Darah