Pembahasan Implementasi Karakteristik PMRI

mengakomodasikan yang baru. Dengan kata lain, keterkaitan konsep yang ditunjukkan dalam pembelajaran dapat memperkaya pemahaman siswa mengenai konsep tersebut, karena siswa akan menambahkan konsep yang baru tersebut ke dalam konsep yang sudah pernah dipelajarinya.

H. Pembahasan Hambatan dalam Menerapkan PMRI

Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan pembelajaran matematika di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta selama lima kali pertemuan, peneliti mengamati bahwa karakteristik PMRI yang ada, belum sepenuhnya dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa hambatan yang dihadapi oleh guru, maupun hambatan yang ada di kelas, sehingga menghambat penerapan PMRI dalam kegiatan pembelajaran. Adapun hambatan tersebut diantaranya adalah keterbatasan waktu, kurangnya ketersediaan materi dari tim PMRI, kemampuan siswa yang cenderung menengah ke bawah, kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana, situasi kelas yang tidak kondusif, strategi pembelajaran PMRI yang sukar untuk dilaksanakan, siswa yang masih cenderung mengedepankan guru sebagai sumber ilmu, dan siswa yang masih berorientasi pada nilai, bukan pemahaman terhadap materi.

I. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian, diantaranya adalah : 1. Peneliti tidak mampu mengumpulkan data hasil belajar siswa, dikarenakan peneliti tidak memiliki dokumentasi mengenai hasil belajar siswa, sehingga dalam penelitian ini tidak dapat ditunjukkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. 2. Peneliti tidak mendapatkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dari guru, sehingga menjadi keterbatasan dalam penelitian ini untuk mengetahui keterlaksanaan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan PMRI. 3. Peneliti tidak memberikan kriteria pengisian lembar pengamatan kepada observer, sehingga hasil dari pengamatan observer memiliki keterbatasan dalam hal memberikan keterangan dari poin-poin yang tersedia pada lembar pengamatan. 141

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV mengenai proses pembelajaran dalam mengimplementasikan PMRI pada materi persamaan garis lurus di kelas VIIIC SMP BOPKRI 3 Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam proses pembelajaran matematika dengan materi persamaan garis lurus di kelas VIIIC SMP BOPKRI 3 Yogyakarta, beberapa karakteristik pembelajaran matematika realistik sudah tampak dalam pembelajaran, namun beberapa karakterstik tersebut belum tampak secara optimal. Hal ini dapat dilihat pada saat guru memberikan masalah kontekstualrealistic, guru memang memberikan masalah yang berkaitan langsung dan dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, namun guru belum memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengeksplorasi pemikirannya mengenai maslah kontekstual yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran, tidak nampak pemodelan yang diharapkan. Hal ini terjadi karena para siswa tidak dibiasakan untuk menkonstruksikan pemikirannya dan mencari penyelesaian dengan caranya masing-masing. Namun demikian, guru berusaha untuk tidak mengajari siswa dengan cara memberikan soal yang dapat mengarahkan siswa pada konsep yang hendak dituju. Guru membimbing dan mengarahkan siswa selama siswa mengerjakan soal tersebut. Dari hasil pekerjaan siswa tersebut, siswa dapat menemukan konsep-konsep yang menjadi tujuan dari pembelajaran. Dalam pembelajaran guru juga mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan konsep matematika yang sudah pernah dipelajari oleh siswa. Guru membangun interaksi antara siswa dengan siswa dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi, baik dengan teman sebangku ataupun dengan teman yang lain. Namun, siswa belum terbiasa dan tidak memiliki cukup keberanian untuk mengemukakan hasil pemikirannya dalam kelompok tersebut, sehingga guru harus menunjuk siswa untuk maju ke depan dan menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Siswapun tidak dibiasakan untuk menjelaskan dan mempresentasikan hasil pekerjaannya tersebut kepada siswa yang lain. Guru belum dapat sepenuhnya bertindak sebagai fasilitator, guru masih cenderung bertindak sebagai sumber ilmu, sehingga kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. 2. Hambatan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan PMRI yaitu : a. Keterbatasan waktu Menurut guru keterbatasan waktu menjadi hambatan bagi guru untuk mengimplementasikan PMRI. Hal ini dikarenakan untuk menerapkan PMRI diperlukan waktu yang lebih banyak, sedangkan guru dituntut harus dapat menyelesaikan materi sebelum Ujian Akhir Semester ataupun Ujian Nasional. b. Kurangnya ketersediaan materi dari tim PMRI Tidak adanya panduan materi yang diberikan oleh tim PMRI menjadi salah satu penghambat guru dalam mengimplementasikan PMRI pada kegiatan pembelajaran. Guru berpendapat bahwa ketika guru tidak diberi panduan materi untuk menerapkan PMRI, guru dapat saja melakukan kesalahan, entah dalam menjelaskan materi ataupun dalam membuat soal latihan. c. Kemampuan siswa yang cenderung menengah ke bawah Kemampuan siswa yang cenderung menengah ke bawah menjadi hambatan guru dalam menerapkan PMRI karena siswa-siswa yang kemampuannya menengah ke bawah cenderung tidak mempunyai disiplin yang tinggi dalam mengikuti pelajaran. Siswa-siswa tersebut cenderung hanya menyerap hal-hal yang mudah saja. d. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana juga menjadi penghambat bagi guru untuk mengimplementasikan PMRI dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penerapannya, PMRI terkadang membutuhkan alat peraga ataupun media yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, ketersediaan sarana dan prasarana tidak memenuhi dapat menghambat penerapan PMRI dalam kegiatan pembelajaran.