8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori – Teori Belajar
1. Teori Piaget
Dalam Teori Piaget yang berhubungan dengan proses berpikir sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual
kongkrit ke abstrak dalam Hudojo 1981, sangat bermanfaat bagi teori belajar dari segi perkembangan kognitif. Piaget mengelompokkan tahap
perkembangan intelektual manusia menjadi empat tahap, yaitu : a.
Tahap sensori-motor 0-2 tahun b.
Tahap pra-operasional 2-7 tahun c.
Tahap operasional kongkrit 7-11 tahun d.
Tahap operasional formal 11 tahun ke atas Teori Piaget dalam Hudojo 1981 menjelaskan perkembangan
intelektual sebagai suatu proses asimilasi dan akomodasi terhadap informasi ke dalam struktur mental. Asimilasi adalah proses dimana
informasi dan pengalaman baru menyatukan diri ke dalam struktur mental. Adapun akomodasi adalah proses menstrukturkan kembali pikiran sebagai
akibat adanya informasi dan pengalaman baru. Jadi pikiran itu tidak hanya menerima informasi baru tetapi pikiran itu menstrukturkan kembali
informasi lamanya untuk mengakomodasikan yang baru.
Piaget dalam Hudojo 1981 mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual, yaitu :
a. Pertumbuhan psikologis dari otak dan sistem syaraf merupakan
suatu faktor penting di dalam perkembangan intelektual pada umumnya. Proses pertumbuhan ini disebut kematangan. Piaget
juga mengenal pentingnya pengalaman di dalam pengembangan intelektual. Piaget mengidentifikasi dua macam pengalaman,
yakni : 1
Pengalaman fisik merupakan interaksi setiap individu dengan obyek-obyek di lingkungannya.
2 Pengalaman logika matematika logico-mathematics adalah
kegiatan mental yang ditampilakn perorangan dan struktur kognitifnya
disusun kembali
menurut pengalaman-
pengalamannya. b.
Transmisi sosial adalah interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain. Hal ini amat penting bagi perkembangan
logika anak. Piaget percaya bahwa operasi formal tidak akan berkembang di dalam pikiran tanpa adanya pertukaran dan
koordinasi pendapat di antara orang-orang. c.
Penyetimbangan merupakan proses dimana struktur mental anak kehilangan stabilitas sebagai akibat pengalaman-pengalaman
baru dan kembali seimbang melalui proses asimilasi dan
akomodasi. Sebagai hasil dari penyetimbangan, struktur mental berkembang dan menjadi matang.
Bagi Piaget, ketiga faktor di atas mempengaruhi perkembangan intelektual. Masing-masing faktor itu harus ada agar seorang anak
berkembang dari satu tahap ke tahap berpikir yang lebih tinggi.
2. Teori Bruner
Jerome Bruner dalam Hudojo 1981 : 29 berpendapat bahwa belajar matematika yang cocok ialah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-
struktur yang terdapat di dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan
antara konsep-konsep
dan struktur-struktur.
Pemahaman terhadap konsep dan struktur sesuatu bahasan menjadikan bahasan itu lebih komprehensif. Selain itu siswa juga lebih mudah
mengingat materi bahasan itu bila yang dipelajari itu merupakan pola yang berstruktur. Dengan mengenal konsep dan struktur pada materi, akan
mempermudah siswa untuk memahami materi tersebut. Di dalam belajar, Bruner hampir selalu memulai dengan memusatkan
manipulasi material. Bruner mengungkapkan dalam teorinya dalam Hudojo 1981, bahwa dalam proses belajar, sebaiknya siswa diberi
kesempatan untuk memanipulasi benda-benda yang ada alat peraga. Melalui alat peraga tersebut, siswa akan melihat secara langsung
bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam alat peraga yang sedang diamatinya. Pada proses ini, keaktifan siswa dalam proses