Pembatasan Istilah Implementasi pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia dalam proses pembelajaran matematika di kelas VIII C SMP BOPKRI 3 Yogyakarta pada materi persamaan garis lurus tahun ajaran 2012 2013

8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori – Teori Belajar

1. Teori Piaget

Dalam Teori Piaget yang berhubungan dengan proses berpikir sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual kongkrit ke abstrak dalam Hudojo 1981, sangat bermanfaat bagi teori belajar dari segi perkembangan kognitif. Piaget mengelompokkan tahap perkembangan intelektual manusia menjadi empat tahap, yaitu : a. Tahap sensori-motor 0-2 tahun b. Tahap pra-operasional 2-7 tahun c. Tahap operasional kongkrit 7-11 tahun d. Tahap operasional formal 11 tahun ke atas Teori Piaget dalam Hudojo 1981 menjelaskan perkembangan intelektual sebagai suatu proses asimilasi dan akomodasi terhadap informasi ke dalam struktur mental. Asimilasi adalah proses dimana informasi dan pengalaman baru menyatukan diri ke dalam struktur mental. Adapun akomodasi adalah proses menstrukturkan kembali pikiran sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru. Jadi pikiran itu tidak hanya menerima informasi baru tetapi pikiran itu menstrukturkan kembali informasi lamanya untuk mengakomodasikan yang baru. Piaget dalam Hudojo 1981 mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual, yaitu : a. Pertumbuhan psikologis dari otak dan sistem syaraf merupakan suatu faktor penting di dalam perkembangan intelektual pada umumnya. Proses pertumbuhan ini disebut kematangan. Piaget juga mengenal pentingnya pengalaman di dalam pengembangan intelektual. Piaget mengidentifikasi dua macam pengalaman, yakni : 1 Pengalaman fisik merupakan interaksi setiap individu dengan obyek-obyek di lingkungannya. 2 Pengalaman logika matematika logico-mathematics adalah kegiatan mental yang ditampilakn perorangan dan struktur kognitifnya disusun kembali menurut pengalaman- pengalamannya. b. Transmisi sosial adalah interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain. Hal ini amat penting bagi perkembangan logika anak. Piaget percaya bahwa operasi formal tidak akan berkembang di dalam pikiran tanpa adanya pertukaran dan koordinasi pendapat di antara orang-orang. c. Penyetimbangan merupakan proses dimana struktur mental anak kehilangan stabilitas sebagai akibat pengalaman-pengalaman baru dan kembali seimbang melalui proses asimilasi dan akomodasi. Sebagai hasil dari penyetimbangan, struktur mental berkembang dan menjadi matang. Bagi Piaget, ketiga faktor di atas mempengaruhi perkembangan intelektual. Masing-masing faktor itu harus ada agar seorang anak berkembang dari satu tahap ke tahap berpikir yang lebih tinggi.

2. Teori Bruner

Jerome Bruner dalam Hudojo 1981 : 29 berpendapat bahwa belajar matematika yang cocok ialah belajar tentang konsep-konsep dan struktur- struktur yang terdapat di dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur. Pemahaman terhadap konsep dan struktur sesuatu bahasan menjadikan bahasan itu lebih komprehensif. Selain itu siswa juga lebih mudah mengingat materi bahasan itu bila yang dipelajari itu merupakan pola yang berstruktur. Dengan mengenal konsep dan struktur pada materi, akan mempermudah siswa untuk memahami materi tersebut. Di dalam belajar, Bruner hampir selalu memulai dengan memusatkan manipulasi material. Bruner mengungkapkan dalam teorinya dalam Hudojo 1981, bahwa dalam proses belajar, sebaiknya siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda yang ada alat peraga. Melalui alat peraga tersebut, siswa akan melihat secara langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam alat peraga yang sedang diamatinya. Pada proses ini, keaktifan siswa dalam proses