kepada masing-masing siswa. LKS 1 berisi permasalahan terkait menyebutkan kedudukan dua buah garis yang sejajar, berpotongan,
berhimpit, bersilangan serta menyebutkan ciri-ciri dua buah garis yang sejajar, berpotongan, berhimpit, dan bersilangan. Peneliti meminta
siswa untuk mendiskusikan permasalahan yang terdapat pada LKS 1 bersama teman sekelompok. Bagian pembelajaran di atas termasuk
dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu masyarakat belajar karena peneliti membagi siswa
menjadi beberapa kelompok yang heterogen dengan harapan setiap siswa dapat menjadi sumber belajar. Siswa yang sudah paham dapat
memberikan penjelasan kepada teman satu kelompoknya yang masih belum paham dan siswa yang belum paham diharapkan tidak merasa
segan untuk bertanya kepada teman satu kelompoknya yang sudah paham.
Peneliti berkeliling untuk melihat partisipasi masing-masing siswa didalam kelompok. Ketika berkeliling, peneliti melihat masih
banyak siswa yang belum dapat menggambarkan balok dan memberi nama balok tersebut. Oleh karena itu peneliti miminta salah seorang
siswa untuk menggambarkan balok
ABCD.EFGH
di papan tulis tetapi siswa tersebut masih mengalami kesulitan, maka itu peneliti meminta
siswa tersebut untuk meminta bantuan pada salah satu temannya. Setelah waktu yang ditentukan untuk mengerjakan LKS 1 sudah habis,
peneliti meminta beberapa kelompok untuk maju mempresentasikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Tidak ada kelompok yang mau maju mempresentasikan hasil diskusinya, maka peneliti menunjuk
salah satu kelompok. Peneliti memberikan kesempatan kepada kelompok yang tidak mempresentasikan hasil diskusinya untuk
bertanya maupun menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan di depan kelas tetapi tidak ada siswa yang bertanya
dan mereka mengatakan kalau jawaban kelompok tersebut sudah benar. Ketika ada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya
di depan kelas, peneliti berusaha untuk memberikan penilaian terhadap hasil yang dipresentasikan oleh kelompok. Peneliti menilai bahwa
kelompok tersebut sudah mampu menyebutkan kedudukan dua buah garis sejajar, berpotongan, berhimpit, dan bersilangan, tetapi masih
terdapat beberapa siswa mengalami kesulitan untuk menyebutkan dan membedakan antara garis berpotongan dan bersilangan. Bagian
pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu penilaian autentik
karena peneliti berusaha untuk memberikan penilaian kepada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan
kepada siswa yang lain. Peneliti berusaha untuk menilai apakah siswa sudah paham dengan materi yang dipelajari pada hari tersebut atau
belum. Peneliti mengajak siswa untuk membuat rangkuman tentang
materi yang sudah dipelajari pada hari tersebut secara lisan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari pada hari tersebut. Siswa menanggapi ajakan dari peneliti
dan mengatakan bahwa pada hari tersebut mereka telah belajar tentang menentukan kedudukan dua buah garis yang sejajar, berpotongan,
berhimpit, dan
bersilangan. Peneliti
meminta siswa
untuk menyebutkan definisi dari dua buah garis yang sejajar, berpotongan,
berhimpit, serta bersilangan dan siswa sudah dapat mendefinisikannya tetapi masih belum tepat. Oleh karena itu peneliti mencoba untuk
menegaskan kembali tentang definisi dari dua buah garis yang sejajar, berpotongan, berhimpit, serta bersilangan. Sebelum mengakhiri
pembelajaran, peneliti meminta siswa untuk menyampaikan kesan mereka
selama proses
pembelajaran berlangsung.
Siswa mengungkapkan bahwa belajarnya menyenangkan, materinya lumayan
mudah dimengerti, dan santai. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual, yaitu refleksi karena peneliti meminta siswa untuk menyampaikan apa saja yang sudah dipelajari pada hari tersebut dan
meminta kesan siswa selama proses pembelajaran. Dengan refleksi diharapkan siswa dapat mengetahui sejauhmana mereka paham tentang
materi yang telah dipelajari pada hari tersebut dan kesulitan apa yang mereka alami.
2. Pertemuan II
Pertemuan kedua berlangsung selama 2x45 menit atau dua jam pelajaran yang dimulai dari pukul 10.15 sampai pukul 11.45 WIB,
pada pokok bahasan memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-jenis sudut.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, memeriksa kehadiran siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah peneliti melakukan apersepsi, langkah utama yang dilakukan oleh peneliti adalah
mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya, yaitu menyebutkan kedudukan dua buah garis berhimpit, sejajar,
berpotongan, dan bersilangan dengan cara meminta siswa untuk menyebutkan kedudukan dua buah garis berhimpit, sejajar,
berpotongan, dan bersilangan berdasarkan gambar kubus yang peneliti gambar di papan tulis. Selanjutnya peneliti melakukan proses
pembelajaran dengan menerapkan 7 komponen utama yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu pemodelan, bertanya,
konstruktivisme, menemukan, masyarakat belajar, penilaian autentik, dan refleksi.
Sebelum siswa dapat memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-jenis sudut,
siswa terlebih dahulu harus mengetahui definisi sudut. Peneliti mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi sendiri pemikirannya
tentang definisi sudut dengan menampilkan contoh nyata sebuah sudut yang ada pada kehidupan sehari-hari, yaitu gambar jam dinding yang
menunjukkan pukul 07.00, orang yang sedang memanah, kue ulang tahun yang sudah dipotong sehingga potongan tersebut membentuk
suatu sudut, daerah pojok dari lapangan sepak bola, dan kursi malas terbuat dari bambu. Peneliti menampilkan gambar-gambar tersebut
dengan menggunakan bantuan LCD. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual, yaitu pemodelan karena peneliti berusaha untuk menampilkan contoh dari sudut yang ada pada kehidupan sehari-
hari. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa supaya siswa lebih mudah untuk mengkonstruksi pemikirannya, menyelidiki
dan menemukan sendiri bagaimana memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-
jenis sudut. Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:
P : Apakah yang dapat kalian lihat dari gambar tersebut? S : Jam dinding, kursi, bolu, orang memanah, lapangan sepakbola.
P : Coba kalian perhatikan jam dinding tersebut Jam dinding
tersebut menunjukkan pukul berapa? S : Jam 07.00.
P : Apa sajakah yang terdapat pada gambar jam dinding tesebut? S : Angka, jarum panjang, jarum pendek.
P : Misalkan jarum panjang dan jarum pendek yang terdapat pada
gambar jam dinding tesebut adalah sebuah sinar garis maka bagaimanakah titik pangkal dari kedua garis tersebut?
S : Sinar garis itu yang seperti apa mbak? P : Sinar garis itu contohnya sinar pada senter.
Peneliti menampilkan gambar seseorang yang sedang menghidupkan
senter
. Sinar yang berasal dari senter tersebut memiliki titik pangkal atau tidak?
S :
Salah seorang siswa menjawab dengan ragu-ragu
. Ada . P : Apakah yang lain setuju bahwa sinar yang berasal dari senter
tersebut memiliki titik pangkal? S : Setuju.
P : Jika kalian setuju, dimanakah letak titik pangkalnya? S : Dibagian senter yang mengeluarkan sinar.
P : Panjang sinar senter tersebut terbatas atau tidak terbatas? S : Tidak terbatas.
P : Iya benar, lalu bagaimanakah pengertian dari sinar garis? S : Garis yang memiliki pangkal.
P : Masih kurang tepat, adakah yang ingin melengkapi jawaban
teman kalian? S : Garis yang memiliki pangkal dan panjangnya tidak terbatas.
P :
Peneliti menegaskan kembali definisi sinar garis dan menanyakan
kembali pertanyaan
yang peneliti
ajukan sebelumnya, yaitu misalkan jarum panjang dan jarum pendek
yang terdapat pada gambar jam dinding tesebut adalah sebuah sinar garis maka bagaimanakah titik pangkal dari kedua garis
tersebut?
.
S : Titik pangkalnya saling bertemu. P : Titik pangkalnya saling bertemu atau saling berhimpit?
S : Berhimpit.
P : Gambar jarum panjang dan jarum pendek yang terdapat pada gambar jam dinding tersebut adalah contoh dari sebuah sudut.
Berdasarkan gambar jarum panjang dan jarum pendek yang terdapat pada gambar jam dinding dan kursi malas yang terbuat
dari bambu tersebut, bagaimanakah definisi dari sebuah sudut?
S : Sinar garis yang punya titik pangkal dan titik pangkalnya berhimpit.
Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu bertanya,
konstruktivisme, dan menemukan karena peneliti berusaha untuk mengembangkan pemikiran siswa tentang sudut melalui pertanyaan-
pertanyaan yang membimbing siswa untuk menemukan dan merumuskan sendiri tentang definisi sudut.
Siswa sudah mengetahui definisi sudut, maka peneliti meminta siswa untuk mengerjakan LKS 2 secara berkelompok supaya siswa
lebih memahami bagaimana cara memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-
jenis sudut. Peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok diskusi dengan cara meminta siswa menghitung 1
–4. Perhitungan dimulai dari siswa yang duduk di bangku paling depan sebelah kanan. Karena ada
seorang siswa yang tidak hadir maka siswa di kelas VIIC berjumlah 25 orang. Ada 1 kelompok yang anggotanya terdiri dari 5 orang dan 5
kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah kelompok terbentuk, peneliti membagikan LKS 2 kepada masing-masing siswa. LKS 2 berisi
permasalahan terkait memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-jenis sudut. Peneliti
meminta siswa untuk mendiskusikan permasalahan yang terdapat pada LKS 2 bersama teman sekelompok. Bagian pembelajaran di atas
termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu masyarakat belajar karena peneliti
membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen dengan harapan setiap siswa dapat menjadi sumber belajar. Siswa yang sudah
paham dapat memberikan penjelasan kepada teman satu kelompoknya yang masih belum paham dan siswa yang belum paham diharapkan
tidak merasa segan untuk bertanya kepada teman satu kelompoknya yang sudah paham.
Peneliti berkeliling untuk melihat partisipasi masing-masing siswa didalam kelompok. Ketika berkeliling, peneliti melihat beberapa
siswa tidak membawa busur derajat dan beberapa siswa masih mengalami kebingungan ketika mengukur besar sudut dengan
menggunakan busur derajat. Ketika mengukur besar sudut dengan busur derajat, siswa bingung harus melihat angka yang ada dibagian
bawah atau atas busur derajat. Oleh karena itu peneliti miminta siswa yang sudah tahu bagaimana cara mengukur besar sudut dengan
menggunakan busur derajat untuk mengajarkan kepada temannya yang masih belum paham. Setelah waktu yang ditentukan untuk
mengerjakan LKS 2 sudah selesai, peneliti meminta beberapa kelompok untuk maju mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di
depan kelas. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Peneliti memberikan kesempatan kepada kelompok
yang tidak mempresentasikan hasil diskusinya untuk bertanya maupun menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan di depan
kelas tetapi tidak ada siswa yang bertanya dan mereka mengatakan kalau jawaban kelompok tersebut sudah benar. Ketika ada kelompok
yang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, peneliti berusaha untuk memberikan penilaian terhadap hasil yang
dipresentasikan oleh kelompok. Peneliti menilai bahwa kelompok tersebut sudah mampu memberikan nama pada sudut, mengukur besar
sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-jenis sudut. Bagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu penilaian autentik
karena peneliti berusaha untuk memberikan penilaian kepada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan
kepada siswa yang lain. Peneliti berusaha untuk menilai apakah siswa sudah paham dengan materi yang dipelajari pada hari tersebut atau
belum. Peneliti mengajak siswa untuk membuat rangkuman tentang
materi yang sudah dipelajari pada hari tersebut secara lisan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah
dipelajari pada hari tersebut. Siswa menanggapi ajakan dari peneliti dan mengatakan bahwa pada hari tersebut mereka telah belajar tentang
bagaimana memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-jenis sudut. Peneliti
meminta siswa untuk menyebutkan cara memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menyebutkan
menentukan jenis-jenis sudut. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan tetapi masih belum tepat, oleh karena itu peneliti
mencoba untuk menegaskan kembali tentang bagaimana memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan
menentukan jenis-jenis sudut. Sebelum mengakhiri pembelajaran, peneliti meminta siswa untuk menyampaikan kesan mereka selama
proses pembelajaran berlangsung. Siswa mengungkapkan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajarnya menyenangkan tetapi masih lumayan sulit untuk mengukur besar sudut dengan busur derajat. Bagian pembelajaran di atas
termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu refleksi karena peneliti meminta siswa
untuk menyampaikan apa saja yang sudah dipelajari pada hari tersebut dan meminta kesan siswa selama proses pembelajaran. Dengan refleksi
diharapkan siswa dapat mengetahui sejauhmana mereka paham tentang materi yang telah dipelajari pada hari tersebut dan kesulitan apa yang
mereka alami.
3. Pertemuan III