SEJARAH SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA

37

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. SEJARAH SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA

Sejarah SMA Bopkri 2 Yogyakarta tidak terlepas dari Yayasan Bopkri Yogyakarta. BOPKRI Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang didirikan pada zaman perjuangan. Yayasan Bopkri Yogyakarta didirikan dengan motivasi, cita-cita dan idealisme tertentu. Pada saat berdirinya Yayasan Bopkri mendapatkan dukungan dari masyarakat Kristen sebagai perwujudan pelayanan pendidikan secara formal untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Yayasan Bopkri Yogyakarta lahir pada 18 Desember 1945. Sejarah Yayasan Bopkri dapat dibagi menjadi 4 tahap yaitu: 1. Pada Masa Penjajahan Belanda Pada masa penjajahan Belanda, di Yogyakarta sudah terdapat lembaga pendidikan Kristen yaitu: Sekolah-sekolah Zending yang diusahakan oleh gereja-gereja Nederland dan Vereneging Scholen yang diusahakan perkumpulan-perkumpulan di luar gereja. Sekolah-sekolah Zending di Yogyakarta pada umumnya siswanya adalah anak-anak golongan pribumi sedangkan Vereneging Scholen menyelenggarakan 4 macam sekolah yaitu HIS, ELS, HCS dan MCS. Lulusan HIS yang berbahasa pengantar Belanda pada waktu itu mendapat penilaian lebih tinggi dibandingkan sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa Jawa atau Melayu. Sekolah-sekolah HIS yang setingkat dengan itu yang terdapat di Yogyakarta misalnya : HIS Bintaran Wetan, HIS Bintaran Kulon, KWS Gondolayu, Christelijke Mulo Schol di Kotabaru sekarang SMA BOPKRI 1, Christelijke Huishound Schol di Jalan Jenderal Sudirman 87 sekarang SMA Bopkri 2. 2. Pada Masa Pendudukan Jepang Pada awal tahun 1943 Jepang memaksa sekolah-sekolah swasta dinegerikan, guru-guru yang bersedia menjadi pegawai negeri boleh mengajar terus. Sekolah-sekolah Kristen sepakat untuk bernaung di bawah panji PERKUMPULAN PERSEKOLAHAN MASEHI PPM . Agar sekolah-sekolah tersebut dapat diatur dengan baik, dipilih dan diangkat seorang pengampu yaitu Dr. Sumardi. 3. Pada Masa Revolusi Kemerdekaan Dalam masa Perang Kemerdekaan, umat Kristen tidak mau ketinggalan, mereka turut berjuang menegakkan dan mengisi kemerdekaan. Partai Kristen Indonesia Parkindo didirikan pada tanggal 11 Mei 1945. Dalam kongres yang pertama di Surakarta, diputuskan mendirikan lembaga pendidikan dengan nama Bopkri, dengan ketua umum, IP Simanjuntak dan Penulis, Pujo Suseno. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Yayasan Bopkri Yogyakarta didirikan di Yogyakarta pada 18 Desember 1945 dengan akte notaris RM Wiranto, 11 Mei 1946, Asas dan tujuan Bopkri adalah : a Dasar pendidikan Bopkri adalah kitab suci yaitu firman Tuhan. b Turut setia dengan pemerintah dalam usaha mempertinggi derajat Bangsa Indonesia pada umumnya dalam dunia pengetahuan kebudayaan. c Memperluas pengajaran dan pendidikan Kristen di dalam negara Republik Indonesia dengan usaha-usaha mendirikan segala macam sekolah baik yang memberikan pendidikan umum maupun kejuruan. Dalam clash II 19 Desember 1948, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta. Yayasan Bopkri telah menutup seluruh sekolahnya baik SR, SGTK, SMP maupun SMA Bopkri. Kemudian pada Februari 1948, sekelompok kecil guru-guru Kristen berkumpul di Balai Pertemuan Kristen BPK sekarang Galeria Mall, membicarakan nasib sekolah- sekolah Bopkri yang menghasilkan kebulatan pendapat: “Kita bertanggung jawab kepada Tuhan atas pendidikan yang bercirikan Kristen, sekolah-sekolah BOPKRI harus dilanjutkan kehadirannya”. 4. Setelah Pengakuan Kedaulatan 1949 Pada tanggal 29 Juni 1949 Belanda angkat kaki dari Yogyakarta, Pemerintah RI kembali ke Ibu Kota Yogyakarta. Sri Sultan HB IX selaku Menteri Negara Koordinator Keamanan, pada 5 Juli 1949 menyerukan agar semua sekolah dibuka kembali. Bopkri menanggapi dengan antusias . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Diadakan pembentukan Bopkri baru, dengan ketua, Drs. Sudarmono dan penulis, merangkap Bendahara, S. Subanu. Sekolah-sekolah Bopkri yang dibuka kembali antara lain SMA Bopkri 2 Yogyakarta di Jalan Jenderal Sudirman 87 Yogyakarta SMA Bopkri 2 Yogyakarta Sebagai tonggak sejarah Bopkri Yogyakarta, setelah mengalami pasang surut, 1 Agustus 1949 dinyatakan sebagai hari lahir SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Hingga sekarang ini, setelah diakreditasi sebanyak dua kali akhirnya pada 1977 SMA Bopkri 2 memperoleh status disamakan. Sejak awal berdiri hingga sekarang SMA Bopkri 2 Yogyakarta sudah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak sepuluh kali, mereka adalah: a Margono Paulus 1949 – 1957 , b Nathanael Daljoeni 1957 – 1963 , c Echbert Daniel Yohanes 1963 – 1969 , d Drs. Widiatmoko Br. 1970 – 1971 , e Purwanto B.A. 1971 – 1974 , f Widiarso 1975 – 1977 , g Drs. Tukidjo WS 1977 – 1995 , h Drs. S. Supadiyono Paulus 1995 – 2003 . i Drs.Priyanto 2003 –2008 j Sri Rahayuningsih, Spd 2008-sekarang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Visi, Misi dan Tujuan SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA