e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya g.
Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial
B. Penilaian Hasil Belajar Siswa
1. Pengertian Penilaian
Nilai adalah harga, angka kepandaian, poten, kadar, mutu. Sedangkan, penilaian mempunyai arti perbuatan menilai Purwadarminta,
1982. Tuckman dalam Burhan Nurgiyantoro 2001:5 mengartikan
penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan
tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. Dalam Standar Kompetensi Kepala Sekolah 2006:194 penilaian
adalah suatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan informasi, menganalisis, dan menginterpretasi informasi tersebut untuk membuat
keputusan-keputusan. Dengan kata lain, keputusan-keputusan pendidikan dibuat berdasarkan hasil analisis dan interpretasi atas informasi yang
terkumpul. Informasi yang dikumpulkan dapat dalam bentuk angka melalui tes atau deskripsi verbal melalui observasi.
Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain
yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri
dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian internal adalah penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada
saat proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru
selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus sebagai
umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses program pembelajaran Mimin Haryati, 2008:13.
Banyak orang mencampuradukkan pengertian antar evaluasi, pengukuran measurement, tes, dan penilaian assessment, padahal
keempatnya memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan
telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan
keputusan nilai value judgement. Stufflebeam Abin Syamsudin Makmun, 1996 mengemukakan bahwa: educational evaluation is the
process of delineating, obtaining, and providing useful, information for
judging decision alternative . Dari pandangan Stufflebeam, kita dapat
melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan.
http:akhmadsudrajat.wordpress.com. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap
kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.
Pengukuran measurement adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang
peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Penilaian assessment adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi
rangkaian kemampuan peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil
penilaian dapat berupa nilai kualitatif pernyataan naratif dalam kata-kata dan nilai kuantitatif berupa angka. Pengukuran berhubungan dengan
proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada
peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik,
mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian
dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses
pembelajaran itu sendiri. 2. Tujuan Penilaian
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi. 1.
Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan
peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu,
fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan
norma norm-referenced assessment. 2.
Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak.
Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat
masuk atau tidak di sekolah tertentu. 3.
Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.
4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil
belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk
pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan
belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah
seseorang perlu remidiasi atau pengayaan. 6.
Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik
pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi
akademik. Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat
penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian.
Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam
keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu
diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerjakinerja performance, penugasan proyek, hasil karya produk,
kumpulan hasil kerja siswa portofolio, dan penilaian tertulis paper and pencil test
. Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika
saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. 3.
Penilaian terhadap Hasil Belajar Siswa Adapun penilaian terhadap hasil belajar peserta didik mencakup
hal-hal sebagai berikut: a.
Pengumpulan informasi Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara
penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Untuk itu ada
tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu: 1.
Penilaian unjuk kerja Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Teknik penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan 1 daftar
cek ya-tidak, 2 skala rentang. 2.
Penilaian sikap Sikap berangkat dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait
dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatuobjek. Sikap terdiri dari 3 komponen, yakni: komponen
afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek, komponen kognitif adalah
kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek, komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat
dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Teknik penilaian sikap dapat dilakukan dengan 1 observasi
perilaku, 2 pertanyaan langsung, dan 3 laporan pribadi. 3.
Penilaian tertulis Penilaian tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang
diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Teknik penilaian tes tertulis, yaitu:
a. soal dengan memilih jawaban
1. Pilihan Ganda
2. Benar – Salah
3. Menjodohkan
b. soal dengan memilih jawaban
1. Isian atau melengkapi
2. Jawaban singkat atau pendek
3. Soal uraian
4. Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periodewaktu tertentu. Teknik
penilaannya dapat dilakukan mulai dari perencanaan, proses selama pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhir proyek.
5. Penilaian produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian
produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya. Teknik penilaian dapat dilakukan
menggunakan cara holistik atau analitik. 6.
Penilaian portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. 7.
Penilaian diri Penilaian diri self assessment adalah suatu teknik penilaian,
dimana subjek yang ingin diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi
yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang
berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor. b. Menganalisis hasil penilaian
Menganalisis hasil penilaian, berdasar: 1.
Tingkat kesukaran
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan
dengan benar. 2.
Daya pembeda Taraf diskriminan daya pembeda menunjuk pada kemampuan tes
tersebut dalam memisahkan antar peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang pandai.
c. Interpretasi hasil penilaian dalam menetapkan ketuntasan belajar
Untuk mengumpulkan informasi apakah suatu indikator telah tampil pada diri peserta didik, dilakukan penilaian sewaktu
pembelajaran berlangsung atau setelah pembelajaran. Sebuah indikator dapat dijaring dengan beberapa soal tugas. Selain itu, sebuah tugas
dapat dirancang untuk menjaring informasi tentang ketercapaian beberapa indikator. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang
telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0- 100.
Dalam menentukan ketuntasan belajar, dapat dilakukan menggunakan macam-macam acuan penilaian, yaitu:
a. Penilaian Acuan Patokan PAP
Penilaian yang
memperbandingkan prestasi belajar peserta didik
dengan patokan yang telah ditetapkan sebelumnya, suatu prestasi yang seharusnya dicapai oleh peserta didik yang dituntut oleh
guru.
b. Penilaian Acuan Norma PAN
Penilaian yang memperbandingkan hasil belajar terhadap hasil belajar peserta didik lain dalam kelompoknya.
c. Penilaian Acuan Kombinasi PAK
Penilaian yang
memperbandingkan hasil belajar siswa terhadap
suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya di satu pihak dan prestasi siswa lain dalam kelompoknya di pihak lain.
Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60. Bagi peserta didik yang belum berhasil mencapai kriteria tersebut
dapat diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan remedial yang berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar
sendiri, kemudian dilakukan evaluasi dengan cara: menjawab pertanyaan sesuai dengan topiknya, membuat rangkuman pelajaran,
atau mengerjakan tugas mengumpulkan data. d.
Penggunaan informasi Pemanfaatan hasil penilaian
1. Bagi peserta didik yang berprestasi kurang remedial
Tindakan perbaikan atau remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran yang memiliki kemampuan membimbing anak dan
mengetahui kekurangan peserta didik. Waktu perbaikan diatur berdasarkan kesepakatan antar peserta didik dan guru yang
bersangkutan. Remedial dilakukan kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar pada indikator tertentu.
2. Bagi peserta didik yang berprestasi baik dan cepat pengayaan
Pengayaan dapat dilakukan dengan bentuk tugas kegiatan, misalnya membantu peserta didik lainnya yang sangat lemah di
dalam atau di kelas lainnya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai peserta didik pada mata pelajaran tersebut.
Bagi peserta didik yang mampu mencapai penguasaan kompetensi dengan cepat, dapat juga diberikan program akselerasi, yaitu
kegiatan tambahan berdasarkan urutan kompetensi yang harus dicapai dalam seluruh programnya.
3. Bagi guru dalam perbaikan program dan proses pembelajaran
Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian berdasarkan hasil penilaian informasi kemajuan belajar secara berkelanjutan
sehingga guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk memberikan bantuan optimal dalam pencapaian kompetensi.
Hakikat pola penilaian yang dikembangkan lebih diarahkan pada pengukuran yang seimbang pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor,
serta menggunakan prinsip berkesinambungan dan autentik guna memperoleh gambaran keutuhan prestasi dan kemajuan belajar siswa.
Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak hanya menuntut adanya perubahan dalam proses
pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian
pembelajaran lebih ditekankan pada hasil produk dan cenderung hanya
menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian dalam
aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan. Alam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian
pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti:
perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak
hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses. Kesemuanya itu menuntut adanya perubahan dalam
pendekatan dan teknik penilaian pembelajaran siswa. Untuk itulah, Depdiknas 2006 meluncurkan rambu-rambu penilaian pembelajaran
siswa, dengan apa yang disebut Penilaian Kelas. http:akhmadsudrajat.wordpress.com.
C. Latar Belakang Pendidikan