Perencanaan Tindakan Siklus II

4 Menanggapi pendapat-pendapat siswa dengan cara mencatat pendapat tersebut kemudian disimpulkan.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan perencanaan pada siklus I. Tahap perencanaan siklus II ini meliputi penyusunan instrument instrument yang akan digunakan baik untuk pertemuan I maupun pertemuan II. Setelah instrument selesai disusun kemudian dikonsultasikan kepada kepala sekolah dan juga kepada wali kelas. Instrumen yang peneliti siapkan antara lain RPP, silabus, materi pembelajaran, media pembelajaran, lembar observasi keaktifan siswa, lembar wawancara guru, lembar wawancara siswa, instrumen tes evaluasi siklus II, serta menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus II. Namun, dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, peneliti mengacu pada refleksi siklus I dengan harapan indikator-indikator ketercapaian dalam penelitian dapat tercapai sesuai harapan.

b. Tindakan

Tindakan penelitian siklus II dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 08 dan 09 Februari 2013. Pembelajaran siklus II berlangsung selama dua kali pertemuan, sedangkan waktu yang diperlukan dalam setiap pertemuan adalah 4 x 4 jp atau 4 x 30 menit. Materi atau masalah sosial yang akan dipelajari pada siklus II ini mencakup materi dua mata pelajaran yaitu PKn dan Bahasa Indonesia. Pertemuan I akan membahas mengenai materi PKn tentang musyawarah dan materi Bahasa Indonesia berupa pesan pendek. Pada pertemuan II akan mempelajari materi PKn tentang kegiatan pemungutan suara dan materi Bahasa Indonesia mengenai membaca teks 15-20 kalimat. Beberapa hal yang peneliti koreksi berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus I. Perbaikan itu meliputi : 1. Peneliti berusaha mencampur siswa laki-laki dan perempuan dalam kelompok dengan harapan mengurangi kegaduhan siswa akibat dari perbincangan diantara siswa mengenai hal-hal diluar pelajaran; 2. Peneliti akan berusaha membagi pandangan atau perhatian ke siswa secara menyeluruh dengan berpindah-pindah saat pembelajaran berlangsung; 3. Melemparkan pertanyaan kepada individu, bukan kepada kelas; 4. Mencatat pendapat-pendapat dari siswa kemudian disimpulkan. Hasil refleksi pada siklus I diatas akan peneliti optimalkan pada saat pembelajaran siklus II agar ketercapaian indikator dalam penelitian lebih optimal. Rancangan kegiatan pembelajaran siklus II ini tidak jauh berbeda dengan rancangan pembelajaran siklus I. Pembukaan kegiatan pembelajaran diawali dengan doa dan salam, memotivasi siswa dengan melihat video orang-orang berprestasi. Kemudian dilanjutkan dengan apersepsi dengan jalan bercerita, dan kegiatan pembukaan yang terakhir adalah dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. Mengenai rancangan kegiatan inti pembelajaran siklus II sama dengan kegiatan inti siklus I. Kegiatan diawali dengan menentukan masalah sosial yang akan dibuat role play dan diakhiri dengan penutupan kegiatan role play . Pembelajarn siklus II berjalan sesuai rencana, langkah-langkah pembelajaran sama seperti pada siklus I. Perbedaan pembelajaran pada siklus II ini adalah adanya hal baru yang ditemui anak yaitu mengenai kegiatan musyawarah dan pemungutan suara. Pada pertemuan pertama anak melakukan kegiatan role play musyawarah membahas tujuan berpariwisata. Seluruh siswa mengemukakan ide tempat berpariwisata sesuai dengan keinginan masing-masing. Setelah suasana kelas menjadi sangat bising dengan pendapat-pendapat siswa kemudian peneliti mengajak mereka untuk memusyawarahkan tujuan tempat wisata. Musyawarah yang pertama dilakukan dalam kelompok kecil, dari musyawarah kelompok kecil juga terjadi perdebatan diantara mereka sehingga peneliti terkadang harus mendekati dan menengahi pendapat mereka. Setelah diperoleh kesepakatan dalam kelompok kecil, peneliti mengajak mereka untuk bermusyawarah dalam kelompok besar yaitu selompok seluruh siswa kelas II. Mereka setuju dan akhirnya dilaksanakan musyawarah dalam kelas II, dari kegiatan itu banyak siswa yang berpendapat, menyanggah pendapat teman, memotong pendapat teman, akan tetapai ada siswa memilih diam. Hingga pada akhir pembelajaran diperoleh satu kesepakatan tujuan tempat berwisata kelas II yaitu berwisata ke Kaliurang. Pada pertemuan II anak diajak untuk melaksanakan pemilihan ketua kelas dengan cara pemungutan suara. Anak sangat antusias saat melakukan role play pemungutan suara, mereka mengantri untuk mendaftarkan dirinya sebagai calon pemilih dalam pemilihan ketua kelas II. Saat pertama melihat empat wajah teman mereka dipampang di viewer. Dari hal itu mereka masih bertanya-tanya kegiatan apa yang akan dilakukan. Setelah peneliti menjelaskan kemudian mereka cepat tanggap. Bahkan sebelum diperintahkan untuk memilih salah satu dari dua pasang calon ketua dan wakil ketua kelas II, mereka sudah meneriakkan nama calon yang akan mereka pilih. Ada satu hal yang sangat menarik, saat pemungutan suara ada 5 siswa yang kesulitan saat mencoblos kartu suara sebab cara peletakan kartu suara salah. Kelima siswa tersebut menempelkan kartu suara dimeja kemudian baru mencoblos sehingga kartu suara tidak berlubang. Dari hal itu kemudian peneliti menjelaskan secara singkat mengenai cara pencoblosan yang benar dan akhirnya mereka paham. Siswa-siswa saat pembelajaran sudah menunjukkan sikap demokartis yaitu dengan memberikan ucapan selamat kepada ketua kelas terpilih. Selain itu siswa juga sudah mengantri untuk melakukan pencoblosan, mengungkapkan pendapat, bertanya, mengingatkan teman yang ramai. Dari peristiwa-peristiwa diatas menunjukkan adanya keselarasan dengan pendapat yang diungkapkan Aqib 2010: 48 mengenai ciri-ciri belajar. Ciri-ciri belajar tersebut meliputi : 1 Belajar harus memungkinkan perubahan tingkah laku diri individu yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif pengetahuan, aspek sikap atau nilai afektif, serta keterampilan psikomotorik; 2 Belajar merupakan buah dari pengalaman yang terjadi karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan; 3 Hasil belajarperubahan sikap relatif tetap diperoleh melalui pengalaman atau latihan. Berbicara mengenai kegiatan-kegiatan siswa selama pembelajaran siklus II, jauh lebih baik dibandingkan pada siklus I. Ada beberapa siswa yang sudah berani berpendapat, mengkritik pendapat teman jika tidak sesuai dengan jawaban yang diharapkan, bertanya saat ada materi yang kurang dimengerti. Selain itu banyak siswa yang mencoba mencari referensi untuk mengerjakan soal-soal pada LKS, hal ini terbukti saat siswa membuka buku mata pelajaran terkait saat mengerjakan tugas-tugas ataupun meminjam buku ke guru.

c. Pengamatan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENERAPKAN MODEL WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II Peningkatan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menerapkan Model Word Square Pada Siswa Kelas V SD Negeri II Sempukerep, S

0 0 15

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan media audio-visual untuk siswa kelas II SD N Kledokan.

0 0 2

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas IIB menggunakan metode Role-Play di SD Kanisius Sorowajan.

0 0 282

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan dengan menerapkan metode Role Play.

0 4 274

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS menggunakan metode Role Play pada siswa kelas IV SD Negeri Daratan tahun ajaran 2012/2013.

0 1 285

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan metode role play siswa kelas 3 SD Negeri Mentel II tahun ajaran 2012/2013.

0 0 2

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS kelas III SD Kanisius Ganjuran dengan menerapkan metode Role Play.

0 1 220

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS menggunakan metode Role Play pada siswa kelas IV SD Negeri Daratan tahun ajaran 2012 2013

0 0 283

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS kelas III SD Kanisius Ganjuran dengan menerapkan metode Role Play - USD Repository

0 10 218

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan metode role play siswa kelas 3 SD Negeri Mentel II tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

0 1 310