metode
role play.
Penginformasian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan pembelajaran
terdiri dari 2 siklus, dan masing-masing siklus akan dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan jam pertemuan selama 120 menitpertemuan. Peneliti juga
menjelaskan sekilas mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh selama pembelajaran. Selain itu, dijelaskan pula kepada siswa tema yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Langkah-langkah pertama ini berjalan dengan baik hanya saja masih ada siswa yang belum mengerti mengenai penjelasan
dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hal ini terbukti saat istirahat siang, ada beberapa siswa yang bertanya kembali mengenai pembelajaran tersebut.
B. Hasil Penelitian
Siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 04 Februari dan 05 Februari 2013 sedangkan siklus II pada tanggal 08 Februari dan 09
Februari 2013 dengan waktu 120 menitpertemuan. Tema yang digunakan pada siklus I dan II adalah tema keluarga. Tema tersebut memayungi mata
pelajaran IPS, Matematiaka, PKn, dan Bahasa Indonesia. Subyek penelitian siswa kelas II SD Negeri Kledokan. Dibawah ini akan peneliti jelaskan
mengenai proses pembelajaran pada setiap siklus.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan, peneliti menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan baik
untuk pertemuan I maupun pertemuan II. Setelah instrumen selesai disusun kemudian dikonsultasikan kepada kepala sekolah dan juga
kepada wali kelas 2. Instrumen tersebut meliputi RPP, silabus, materi pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi
keaktifan siswa, lembar wawancara guru, lembar wawancara siswa, instrumen tes evaluasi siklus I, serta menentukan jadwal pelaksanaan
tindakan siklus I.
b. Tindakan
Pembelajaran siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin 04 Februari 2013. Ada dua materi pokok dalam pertemuan I, yaitu
materi IPS mengenai kedudukan dan peran anggota keluarga inti dan materi matematika tentang perkalian bilangan satu angka dengan
bilangan satu angka. Tema yang digunakan baik siklus I maupun siklus II sama yaitu tema keluarga. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa
selalu berkelompok dengan tujuan agar siswa lebih aktif dalam belajar. Rohandi 2004: 51 menjelaskan bahwa belajar aktif lebih efektif bila
dilakukan dalam kelompok agar tercipta interaksi yang multiarah. Pada awal pertemuan siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 4-5 anak. Kemudian guru membagikan lembar kerja siswa, di dalam lembar kerja tersebut berisi tentang serentetan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa. Kegiatan belajar tersebut memuat tentang kegiatan
role play
tentang peran dan kedudukan anggota keluaraga inti, kegiatan melengkapi tabel tentang
anggota keluarga. Selain itu juga berisi tentang latihan soal-soal IPS dan Matematika. Seluruh kegiatan belajar dalam LKS tersebut
dilaksanakan siswa secara berurutan dengan bimbingan guru.
Kegiatan pembelajaran peneliti awali dengan doa, absensi, motivasi dan apersepsi dengan jalan menyayikan sebuah lagu satu-satu
kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa. Pembagian
kelompok ini dengan cara siswa berhitung dari 1- 6. Setelah itu siswa berkumpul dalam kelompok masing-masing, siswa dihimbau untuk
membaca sekilas mengenai kegiatan belajar dalam LKS. Kegiatan belajar yang pertama dilakukan siswa yaitu melakukan kegiatan
role play
tentang kedudukan dan peran anggota keluarga inti. Guru mengawalinya dengan menetapkan masalah sosial yang akan dijadikan
role play
yaitu tentang kedudukan dan peran anggota keluarga inti. Setelah menetapkan masalah sosial yang akan dipelajari, guru
menjelaskan kembali mengenai masalah sosial tersebut serta kompetensi yang akan dicapai setelah melakukan kegiatann
role play
. Sejauh penjelasan mengenai langkah
role play
ini, ternyata banyak siswa justru melengkapi tabel pada kegiatan belajar II. Sehingga
peneliti menghentikan kegiatan siswa tersebut. Setelah siswa berhasil dikondisikan, peneliti kembali menjelaskan tentang langkah
role play
selanjutnya, yaitu menghimbau siswa untuk berunding dan membagi peranan dalam masing-masing kelompok. Hingga pada akhirnya
simulasi
role play
tentang kedudukan dan peran anggota keluarga inti dimulai. Akan tetapi sebelum memulai
role play,
peneliti menerangkan mengenai peranan masing-masing dengan tujuan agar pemeran dan
pendengar mengerti mengenai peranan mereka dalam simulasi
role play
. Setelah
role play
dilaksanakan banyak siswa yang tertawa sebab, mereka dalam memerankan peranan dalam naskah dialog menirukan
suara-suara sesuai dengan peran yang dibawakan. Misalnya, peran ayah dengan suara lantang, peran ibu dengan suara lembut dan dengan
gerak-gerik yang mencerminkan peranan dari peran yang dibawakan. Semua kelompok mensimulasikan
role play
kedudukan dan peran anggota keluarga inti tanpa terkecuali, meskipun ada satu kelompok
yang harus dibujuk karena mereka malu untuk tampil mensimulasikan
role play
. Saat masing-masing kelompok selesai mensimulasikan, peneliti memfasilitasi siswa untuk menilai
role play
teman sebagai
suatu penghargaan untuk usaha mereka.
Saat simulasi
role play
peneliti mencoba memantau siswa dan menghimbau siswa untuk memperhatikan teman yang sedang
melaksanakan
role pla y.
Akan tetapi tetap ada siswa yang ramai mengobrol dengan teman kelompok. Setelah selesai, seluruh siswa
diajak untuk melaksanakan kegiatan belajar II yaitu melengkapi tabel. Peneliti menyuruh siswa untuk mendiskusikan kegiatan belajar II
tersebut. Dari kegiatan belajar II ada empat kelompok yang selesai tepat waktu dan satu kelompok belum selesai. Masing-masing
kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusi. Setelah kegiatan presentasi selesai, selanjutnya peneliti memfasilitasi siswa untuk
menyimpulkan tentang masalah-masalah sosial dalam
role play
tersebut. Pada bagian ini, materi matematika mulai dijelaskan. Namun sebelum dijelaskan, peneliti mencoba mendengarkan pendapat-
pendapat dari siswa. Saat itu ada 5 siswa yang mencoba menjelaskan materi matematika tersebut meskipun masih malu-malu dan kurang
jelas. Dari pendapat-pendapat siswa tersebut, peneliti meluruskan konsep-konsep yang salah dan dilanjutkan penjelasan ulang sebagai
bentuk pemantapan materi. Pada pertemuan pertama ini tidak diadakan evaluasi melainkan hanya melakukan kegiatan belajar I sampai
kegiatan belajar III. Sehingga, peneliti menutup kegiatan belajar dengan memfasilitasi siswa untuk menarik kesimpulan dan
penyampaian materi yang akan dipelajari pada siklus I pertemuan II. Jalannya pembelajaran pertemuan II sama dengan pertemuan I. Hanya
saja ada dua hal yang membedakan yaitu mengenai materi
role play
dan adanya soal evaluasi pada pertemuan II. Materi
Role play
pada siklus I tentang kedudukan dan peran anggota keluarga inti sedangkan
pada pertemuan II tentang kedudukan dan peran anggota keluarga
batih. Soal evaluasi hanya diberikan pada pertemuan II.
Dari kegiatan-kegiatan pembelajaran siklus I baik pertemuan I maupun pertemuan II tersebut banyak pengalaman belajar yang
ditampilkan siswa. Misalnya ada 9 siswa yang bertanya dengan cara
menghampiri guru secara langsung. Namun, ada juga siswa yang bertanya dengan penuh percaya diri. Terlihat sebelum bertanya, Ia
mengacungkan jari sambil berkata “Pak, mau tanya ”. Selain itu saat ada tawaran untuk melengkapi tabel, beberapa siswa mencoba maju ke
depan kelas dan menuliskan jawaban dari kelompoknya. Tingkat keaktifan pada siklus I ini sudah nampak meningkat dibandingkan
kondisi awal sebelum penelitian dilaksanakan, lebih jelasnya akan dibahas pada point C.
c. Pengamatan