Pengamatan Refleksi Siklus I

menghampiri guru secara langsung. Namun, ada juga siswa yang bertanya dengan penuh percaya diri. Terlihat sebelum bertanya, Ia mengacungkan jari sambil berkata “Pak, mau tanya ”. Selain itu saat ada tawaran untuk melengkapi tabel, beberapa siswa mencoba maju ke depan kelas dan menuliskan jawaban dari kelompoknya. Tingkat keaktifan pada siklus I ini sudah nampak meningkat dibandingkan kondisi awal sebelum penelitian dilaksanakan, lebih jelasnya akan dibahas pada point C.

c. Pengamatan

Kegiatan observasi peneliti laksanakan dengan dibantu teman sebaya dan juga guru kelas. Observasi ini peneliti laksanakan saat pembelajaran berlangsung baik pada pertemuan I maupun pertemuan II. Kegiatan observasi ini selalu mengacu pada lembar observasi keaktifan siswa, selain observasi peneliti juga melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara guru kelas dan siswa untuk memperkuat data yang peneliti peroleh. Dari hasil observasi, tingkat keaktifan siswa meningkat sebesar 24,84 dari kondisi awal sebesar 52,06 menjadi 76,92 .

d. Refleksi

Kegiatan refleksi peneliti laksanakan setelah tindakan siklus pertama selesai. Pada siklus I ini, terdapat beberapa masalah yaitu ada siswa dalam kelompok diskusi justru sibuk berbincang-bincang mengenai hal diluar pelajaran sehingga membuat suasana tidak kondusif atau gaduh. Kemungkinan besar penyebab dari siswa sering mengobrol dengan teman hingga akhirnya ramai adalah kurangnya kontrol dari peneliti. Selain itu kemungkinan terbesar adalah pembagian kelompok yang kurang bervariasi. Pada saat itu ada satu kelompok yang anggotanya laki-laki semua dan kelompok itulah yang selalu menimbulkan kegaduhan dalam kelas. Beberapa catatan yang diperoleh peneliti dari guru kelas adalah pandangan peneliti kurang menyeluruh dalam melakukan pembelajaran kelas, sehingga akan memberi kesempatan kepada siswa untuk ramai dengan teman. Seharusnya pandangan selalu merata sehingga semua anak dapat terkontrol. Selain itu peneliti selalu melempar pertanyaan ke kelas sehingga siswa menjawab secara bersama-sama. Sebaiknya, pertanyaan ditujukan kepada individu untuk menjawab pertanyaan. Kurangnya peneliti dalam menanggapi pendapat siswa saat adalebih dari 3 siswa yang berpendapat. Seharusnya pendapat-pendapat dari siswa tersebut ditulis dipapan tulis dan disimpulkan sehinnga siswa merasa dihargai pendapatnya. Selain kekurangan-kekurangan diatas, pada siklus I ini memiliki beberapa kelebihan. Pada saat pembelajaran, siswa sudah mampu bekerja sama dengan cukup baik dalam kelompok, mengemukakan pendapat dalam kelompok, menyanggah pendapat teman, dan mampu menghargai pendapat teman baik teman dalam kelompok maupun teman di luar kelompok. Mengenai prestasi belajar siswa pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan dibanding siklus I, terbukti nilai siswa yang diatas nilai KKM ada 22 siswa 88,46 dengan nilai rata- rata 80,09. Sedangkan untuk tingkat keaktifan siswa meningkat sebesar 24,84 dari kondisi awal sebesar 52,06 menjadi 76,92 . Peningkatan yang terjadi pada siklus I ini sudah mencapai target ketercapaian indikator penelitian. Peningkatan tersebut baru memenuhi target kertercapaian siklus yang pertama sedangkan target ketercapaian pada siklus II masih perlu diadakan tindakan kembali. Maka dari itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian agar target ketercapaian indikator dalam penelitian dapat tercapai semua. Belajar dari pengalaman pada pembelajaran siklus I, peneliti akan melakukan beberapa usaha untuk memeperbaiki pembelajaran pada siklus II. Pelaksanaan siklus II akan mengacu pada hasil refleksi siklus I, dengan harapan tingkat keaktifan dan prestasi belajar siswa meningkat sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam penelitian baik pada siklus I maupun siklus II. Usaha-usaha tersebut antara lain : 1 Mencampur siswa laki-laki dan perempuan dalam kelompok sehingga mengurangi kegaduhan siswa akibat dari perbincangan diantara siswa mengenai hal-hal diluar pelajaran 2 Peneliti akan berusaha membagi pandangan atau perhatian ke siswa secara menyeluruh dengan berpindah-pindah saat pembelajaran berlangsung. 3 Melemparkan pertanyaan kepada individu, bukan kepada kelas. 4 Menanggapi pendapat-pendapat siswa dengan cara mencatat pendapat tersebut kemudian disimpulkan.

2. Siklus II

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENERAPKAN MODEL WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II Peningkatan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menerapkan Model Word Square Pada Siswa Kelas V SD Negeri II Sempukerep, S

0 0 15

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan media audio-visual untuk siswa kelas II SD N Kledokan.

0 0 2

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas IIB menggunakan metode Role-Play di SD Kanisius Sorowajan.

0 0 282

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan dengan menerapkan metode Role Play.

0 4 274

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS menggunakan metode Role Play pada siswa kelas IV SD Negeri Daratan tahun ajaran 2012/2013.

0 1 285

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan metode role play siswa kelas 3 SD Negeri Mentel II tahun ajaran 2012/2013.

0 0 2

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS kelas III SD Kanisius Ganjuran dengan menerapkan metode Role Play.

0 1 220

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS menggunakan metode Role Play pada siswa kelas IV SD Negeri Daratan tahun ajaran 2012 2013

0 0 283

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS kelas III SD Kanisius Ganjuran dengan menerapkan metode Role Play - USD Repository

0 10 218

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan metode role play siswa kelas 3 SD Negeri Mentel II tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

0 1 310